Sabtu, 25 Februari 2017

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR ANAK





Disusun Oleh :
WINA AUDINA
8620714150080



SEKOLAH TINGGI  KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP PANCA SAKTI
BEKASI
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan pada yang maha kuasa yang telah memberikan berkat serta karunianya kepada kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang berjudul  ” Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Anakyang tepat pada waktunya sebagai tugas mata kuliah. Belajar dan Pembelajaran bagi anak Usia Dini  mengucapkan terimakasih kepada Dosen Bidang Study Belajar dan Pembelajaran bagi anak Usia Dini,  karena atas bimbingan beliau maka kami dapat mengetahui dan mengerti bagaimana cara mengerjakan makalah yang baik dan benar. Makalah ini berisikan tentang pengertian, penjelasan serta pemaparan. Dalam penyusunan makalah ini, Kami mendapat banyak kesulitan karena kurangnya sumber serta fasilitas untuk penyusunan makalah ini, tetapi itu semua kami jadikan tantangan untuk dapat bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas ini. Kami  menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta membantu dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Oleh karena itu, sebelum dan sesudahnya kami ucapakan terimakasih.







i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar-----------------------------------------------------------------------i
Daftar Isi -----------------------------------------------------------------------------ii
BAB I
PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------------1
1.1 Latar Belakang-------------------------------------------------------------------1
BAB II
PEMBAHASAN --------------------------------------------------------------------2
Faktor –Faktor yang mempengaruhi p[ertasi belajar ---------------------------2
BAB III
PENUTUP 
Kesimpulan --------------------------------------------------------------------------6
Saran ----------------------------------------------------------------------------------6
Daftar Pustaka -----------------------------------------------------------------------7





ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada pada rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut sebagai anak usia prasekolah. Perkembangan kecerdasan pada masa ini mengalami peningkatan dari 50 % menjadi 80 %.    
Diperkirakan bahwa anak-anak yang mengulang kelas adalah anak-anak yang tidak masuk pendidikan prasekolah sebelum masuk SD. Mereka adalah anak yang belum siap dan tidak dipersiapkan oleh orang tua nya memasuki SD. Adanya perbedaan yang besar antara pola pendidikan disekolah dan dirumah menyebabkan anak yang tidak masuk pendidikan taman kanak-kanak (prasekolah) mengalami kejutan sekolah dan mereka mogok sekolah atau tidak mampu menyesuaikan diri sehingga tidak dapat berkembang secara optimal. Hal ini menunjukkan pentingnya upaya pengembangan seluruh potensi anak usia prasekolah
Usia 4-6 tahun, merupakan masa peka bagi anak. Anak mulai sensitif untuk menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi anak. Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral, dan nilai-nilai agama. Oleh sebab itu dibutuhkan kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal.
Peran pendidik (orang tua, guru, dan orang dewasa lain) sangat diperlukan dalam upaya pengembangan potensi anak 4-6 tahun. Upaya pengembangan tersebut harus dilakukan melalui kegiatan bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain.
1
BAB II
PEMBAHASAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR ANAK
            Pada bulan mei 1996 telah diadakan seminar setengah hari oleh majalah intisari dengan tema “Mana yang lebih penting: IQ atau EQ.” judul tersebut agak mengherankan saya, karena IQ dan EQ bukanlah dua hal yang saling bertentangan, bahkan sering kali saling menunjang. Namun dapat dimengerti bahwa dalam upaya agar dengan dimunculkannya tema yang amat catching (menarik perhatian) ini, perhatian terhadap seminar tertingkatkan.
a.      TUMBUH KEMBANG ANAK
            Manusia belajar, tumbuh dan berkembang dari pengalaman yang diperolehnya melalui kehidupan keluarga, untuk sampai pada penemuan bagaimana ia menempatkan dirinya ke dalam keseluruhan kehidupan dimanaia berada. Namun perkembangan manusia tidak dimulai dari suatu tabula rasa melainkan mengandung sumber daya yang memiliki kondisi social cultural, fisik dan biologis yang berbeda-beda, yang tidak dapat dilihat terlepas dari kondisi social, cultural, fisik dan biologis dalam lingkungannya. Dengan demikian selain sekolah dan guru, lingkungan keluarga dan orang tua  juga memainkan peranan penting dalam tumbuh kembang putra-putrinya. Berbagai perbedaan cirri ini berkenaan dengan factor perkembangan yang ikut mempengaruhi peserta belajar yang akan dijelaskan pada uraian di bawah ini.
b.      FAKTOR UTAMA YANG MEMPENGARUHI BELAJAR
            Piaget berbicara tentang skema (scheme), yang adalah unit dasar kognisi seorang. Istilah behavioristic untuk skema ini adalah respons atau kebiasaan (habit) (Good dan Brophy, 1990). Namun Piaget membedakan dua jenis scheme,
2
yaitu yang sensorimotorik umpama keterampilan berjalan, membuka botol, dan cognitive scheme seperti pengembangan konsep, berpikir, pemahaman dan sebagainya.
            Dua mekanisme adaptasi terkait dalam setiap tindakan, yaitu yang disebut akomodasi dan asimilasi. Akomodasi adalah perubahan respons terhadap tuntutan lingkungan yang mencakup perkembangan scheme baru dari adaptasi scheme yang sudah ada, terhadap situasi baru. Asimilasi secara umum diartikan dalam istilah behavioristic sebagai transfer atau proses member respons terhadap stimulus tertentu. Dengan menggunakan scheme yang sudah ada, semua tindakan yang disebut belajar mencakup asimilasi dan akomodasi (Hall, 1983). Maka belajar menurut aliran Piaget adalah adaptasi yang holistic dan bermakna yang dating dari dalam diri seseorang terhadap situasi baru, sehingga mengalami perubahan yang relative permanen. Berbeda dari para behavioris, Piaget percaya bahwa harus ada kesiapan (readiness) dan kematangan (maturity) dari dalam diri seseorang sebelum perubahan tersebut terjadi.
 FAKTOR-FAKTOR LAIN YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR ANAK
1.1  Pemenuhan kebutuhan psikologis
            Secara umum diketahui bahwa dalam perkembangan anak perlu dipenuhi berbagai kebutuhan, yaitu primer, pangan, sandang dan perumahan serta kasih sayang, perhatian, penghargaan terhadap dirinya dan peluang mengaktualisasikan dirinya.
            Pemenuhan kebutuhan dalam perkembangan ini banyak tergantung dari cara lingkungannya berinteraksi dengan dirinya. Sebagaiman orgenisme ditentukan secara alamiah oleh sifat-sifat keturunan dan ciri-ciri yang unik yang dibawa sejak lahir, perkembangan organism itu juga ditentukan oleh cara-cara lingkungan berinteraksi dengan individu, yaitu melalui pendekatan yang sifatnya memberikan perhatian, kasih sayang dan peluang mengaktualisasikan diri.
3
1.2  Inteligensi, emosi dan motivasi
            Prestasi belajar, kita ketahui semua, bukan saja dipengaruhi oleh kemampuan intelektual yang bersifat kognitif, tetapi juga dipengaruhi oleh factor-faktor non-kognitif seperti emosi, motivasi, kepribadian serta juga berbagai pengaruh lingkungan.
            Pengembangan potensi anak mencapai aktualisasi optimal bukan saja dipengaruhi factor bakat, melainkan juga faktor lingkungan yang membimbing dan membentuk perkembangan anak. Perkembangan seluruh kepribadiannya selain dilator belakangi kedua faktor tersebut di atas juga terkait dengan kemampuan intelektual, motivasi, pengetahuan dan konsep dirinya.
1.3  Pengembangan kreativitas
            Setiap anak dilahirkan dengan bakat yang merupakan potensi kemampuan (inherent component of ability) yang berbeda-beda dan yang terwujud karena interaksi yang dinamis antara keunikan individu dan pengaruh lingkungan.
            Berfungsinya otak kita, adalah hasil interaksi dari cetakan biru (blue print) genetis dan pengaruh lingkungan itu.
1.4  Interpretasi
            Mencatat ciri khas suatu obyek suatu tahap perkembangan atau kejadian untuk menghubungi pengamatan yang satu dengan yang lain, merupakan pola-pola yang harus dideteksi dalam suatu rangkaian pengamatan (beberapa kejadian berkaitan harus ditemui).
1.5  Ramalan
Pola dan hubungan yang sudah diamati digunakan untuk meramalkan kejadian yang belum diamati. Suatu ramalan adalah suatu terkaan bila tidak didasarkan pada hubungan yang diketahui ada, melalui observasi hari ini atau pada masa yang lalu.
            Ramalan ini bisa merupakan prakiraan secara analogi atau merupakan
4
tindakan menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru, maupun  menggunakan pengalaman baru sebagaiman timbul dalam usaha menterjemahkan apa adanya.
1.6  Eksperimen dan/atau penerapan konsep/teori
            Perencanaan penelitian yang bertolak dari pertanyaan apa yang harus dijawab secara jelas (penemuan masalah), hipotesa apa yang mau dicoba atau apa yang diujicobakan, nilai apa yang dianut, kejelasan tentang dan mempu melihat persoalan apa yang harus dijawab dalam arti penelitian empirik atau penyajian nilai, adalah bagian dari keseluruhan kegiatan intelektual yang memiliki kadar mental yang tinggi dalam pembelajaran.













5
BAB III
PENUTUP
1.      Kesimpulan
Manusia belajar, tumbuh dan berkembang dari pengalaman yang diperolehnya melalui kehidupan keluarga, untuk sampai pada penemuan bagaimana ia menempatkan dirinya ke dalam keseluruhan kehidupan dimanaia berada. Namun perkembangan manusia tidak dimulai dari suatu tabula rasa melainkan mengandung sumber daya yang memiliki kondisi social cultural, fisik dan biologis yang berbeda-beda, yang tidak dapat dilihat terlepas dari kondisi social, cultural, fisik dan biologis dalam lingkungannya. Dengan demikian selain sekolah dan guru, lingkungan keluarga dan orang tua  juga memainkan peranan penting dalam tumbuh kembang putra-putrinya. Berbagai perbedaan cirri ini berkenaan dengan factor perkembangan yang ikut mempengaruhi peserta belajar yang akan dijelaskan pada uraian di bawah ini.









6
DAFTAR PUSTAKA
Hendrasworo, Yudanto.2009.Pembelajaran Anak Pada Usia Dini – Kanak Kanak.

Gunarsa, Singgih;Yulia  Singgih Gunarsa. 2006 .  Psikologi Perkembangan Anak
dan Remaja. Jakarta : Gunung Mulia. 

Tedjasaputra, Maykes .2007.Bermain, Mainan dan Permainan. Jakarta : Grasindo, 

Muhammad Rasyid Dimas. 2005.  25 Cara mempengaruhi Jiwa dan Akal Anak.
Jakarta : Pustaka Al Kautsar, 

Handoko, Martin. 2004. Pendidikan Usia Dini. Jakarta : Grasindo, 

 Sudono, Anggani. 2000.Sumber Belajar dan Alat Permainan. Jakarta : Grasindo












7

Tidak ada komentar:

Posting Komentar