KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan pada yang maha kuasa yang telah memberikan berkat serta karunianya
kepada saya, sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah ini yang
berjudul ”Strategi Pembelajaran Melalui
Bernyanyi “ yang tepat pada waktunya sebagai tugas mata kuliah Kurikulum Dan
Bahan Ajar AUD. Saya mengucapkan terimakasih kepada Dosen Bidang Study
Kurikulum Dan Bahan Ajar AUD, karena
atas bimbingan beliau maka kami dapat mengetahui dan mengerti bagaimana cara
mengerjakan makalah yang baik dan benar. Makalah ini berisikan tentang
pengertian, penjelasan serta pemaparan. Dalam penyusunan makalah ini, Saya
mendapat banyak kesulitan karena kurangnya sumber serta fasilitas untuk
penyusunan makalah ini, tetapi itu semua saya jadikan tantangan untuk dapat
bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas ini. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu Saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, Saya ucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah berperan serta membantu dalam penyusunan makalah
ini dari awal sampai akhir. Oleh karena itu, sebelum dan sesudahnya Saya ucapakan terimakasih.
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar-----------------------------------------------------------------------1
Daftar
Isi -----------------------------------------------------------------------------2
BAB
I
PENDAHULUAN
------------------------------------------------------------------3
1.1 Latar
Belakang------------------------------------------------------------------3
1.2 Rumusan
Masalah ------------------------------------------------------------4
1.3 Tujuan
---------------------------------------------------------------------------4
BAB II
PEMBAHASAN --------------------------------------------------------------------5
Strategi Pembelajaran Melalui
Bernyanyi ---------------------------------------5
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan -------------------------------------------------------------------------11
Saran ---------------------------------------------------------------------------------11
Daftar Pustaka ----------------------------------------------------------------------12
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Stimulasi sangatlah penting dalam
proses pembelajaran anak usia dini. Segala sesuatu yang diinderakan anak akan
menjadi stimulus terbaik bagi perkembangan mereka. Semua yang dilihat,
didengar, disentuh, dirasa, diraba, dicoba, dimanipulasikan, dan juga yang
dialami, akan terus menambah referensi perbendaharaan pengetahuan dan
pengalaman bagi anak. Hal ini sangat mungkin, sebab anak usia dini berada dalam
periode keemasan atau yang biasa disebut sebagai masa Golden Age.
Proses pembelajaran atau pengalaman
yang berasal dari lingkungan sangat berpengaruh bagi perkembangan anak. Selain
optimalisasi pengembangan fungsi panca indera, lingkungan yang kondusif, aman,
dan menyenangkan lebih memberi kesempatan pada anak untuk mengoptimalkan
potensi-potensi yang ada pada dirinya. Otak manusia akan selalu memberi respon
positif jika segala aktivitas yang dilalui terasa menyenangkan. Demikian halnya
dengan apa yang dialami oleh anak. Mereka akan menyerap berbagai informasi yang
diberikan oleh orang lain maupun yang dialaminya sendiri apabila hal tersebut
terjadi dalam kondisi yang menyenangkan.
Banyak cara yang dapat dilakukan
oleh para pendidik untuk menciptakan kondisi yang menyenangkan dalam proses
pembelajaran. Bermain, interaksi, eksploratif serta kegiatan musikal adalah
beberapa kegiatan yang dapat ”menghidupkan” kegiatan pembelajaran. Bahkan dalam
kegiatan musikal, anak tidak hanya merasakan kesenangan tetapi mereka juga
dapat terlatih gerak motoriknya, ekspresi, kepekaan terhadap nada dan birama,
serta dapat mengembangkan berbagai kecerdasan lain pada anak, seperti bahasa,
logika matematis, intra dan interpersonal.
B. Rumusan
Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan
Menyanyi?
2. Apakah yang dimaksud dengan bermain
musik?
3. Apakah yang dimaksud dengan role
playing?
C. Tujuan
1. Dapat menjelaskan tentang menyanyi
2.
Dapat
menjelaskan tentang bermain musik
3.
Dapat
menjelaskan tentang role playing
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Metode Pembelajaran PAUD
Menurut kamus bahasa Indonesia,
metode dapat diartikan sebagai cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk
mencapai maksud atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan
suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
Sedangkan pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar (UU sisdiknas, 2003). Dari pengertian tersebut, secara
sederhana dapat diartikan bahwa metode pembelajaran adalah cara yang sistematis
dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam konteks
pendidikan anak usia dini, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara
yang sistematis untuk mencapai tujuan pembelajaran anak usia dini, yaitu
mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup
dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
B. Metode
Bernyanyi
Bernyanyi merupakan salah satu
kegiatan yang sangat digemari oleh anak-anak. Hampir setiap anak sangat
menikmati lagu-lagu atau nyanyian yang didengarkan, lebih-lebih jika nyanyian
tersebut dibawakan oleh anak-anak seusianya dan diikuti dengan gerakan-gerakan
tubuh yang sederhana. Melalui nyanyian atau lagu banyak hal yang dapat kita
pesankan kepada anak-anak, terutama pesan-pesan moral dan nilai-nilai agama.
Melalui kegiatan bernyanyi suasana pembelajaran akan lebih menyenangkan,
menggairahkan, membuat anak bahagia, menghilangkan rasa sedih, anak-anak merasa
terhibur, dan lebih bersemangat, sehingga pesan-pesan yang kita berikan akan
lebih mudah dan lebih cepat diterima serta diserap oleh anak-anak. Dengan bernyanyi
potensi belahan otak kanan dapat dioptimalkan, sehinggga pesan-pesan yang kita
berikan akan lebih lama mengendap di memori anak (ingatan jangka panjang),
dengan demikian anak akan selalu ingat pesan-pesan yang diterimanya.
Sebagai pamong PAUD dituntut untuk
lebih kreatif dan inovatif, termasuk dalam hal bernyanyi. Pamong PAUD sangat
mungkin dapat mengganti syair lagu anak-anak yang sudah ada menjadi syair baru
yang disesuaiakan dengan pesan-pesan yang akan diberikan, atau bahkan mungkin
dapat menciptakan lagu-lagu baru. Beberapa hal yang perlu diperhatikan, bila
menciptakan lagu untuk anak-anak, adalah : (1) mengandung nilai-nilai agama
atau pesan-pesan yang positif, (2) bahasanya indah dan mudah dimengerti anak,
(3) tidak terlalu panjang, (4) iramanya mudah dicerna dan (5) syair dan
liriknya bisa melibatkan emosi anak (gembira, semangat, kagum, dll). Dalam
kegiatan bernyanyi ini akan lebih sempurna jika pamong PAUD dapat mengiringinya
dengan alat-alat musik secara langsung, misalnya piano, organ, gitar, biola,
seruling, harmonika, pianika, atau alat musik yang lain, sehingga suasana akan
lebih hidup dan lebih menyenangkan.
Berikut ini beberapa contoh lagu
yang sudah diganti syairnya, sesuai dengan pesan-pesan yang diinginkan.
1. Lagu ” balonku ada lima” diubah
menjadi lagu “rukun Islam yang lima”. Syairnya berubah sebagai berikut :
Rukun Islam yang lima
Syahadat, sholat, puasa
Zakat bagi si kaya
Haji bagi yang kuasa
Siapa sudah sholat hai….
Siapa sudah zakat
Allah memberi rahmat
Kan selamat di akherat
1. Lagu ” kring-kring ada sepeda”
diubah menjadi lagu “tok-tok ucap salam”, syairnya menjadi :
Tok-tok-tok ucap salam
Assalamualaikum
Bila kau masuk rumah
Tuntunan Rosulullah
Hai-hai-hai anak sholeh
Rajin-rajin belajar
Karena belajar itu
Pasti disayang Allah
Dalam menyanyikan lagu
langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh seorang pamong PAUD antara lain
adalah : (1) pilihlah lagu yang cocok, dalam arti sesuai dengan tema, situasi
dan kondisi, (2) jika itu lagu baru (belum dikenal anak), sebaiknya nyanyikan terlebih
dahulu minimal tiga kali, (3) bersama anak-anak nyanyikan lagi secara
berulang-ulang, (4) bila perlu bagilah menjadi beberapa kelompok, dan setiap
kelompok bernyanyi bersama kelompoknya, (5) pilihlah beberapa anak yang mungkin
sudah hafal lagu itu untuk menyanyi secara individu, (6) nyanyikan sekali lagi
secara bersama-sama dan (7) ulangi lagi lagu tersebut pada hari yang lain.
C. Musik
untuk Anak Usia Dini
Musik bukan hanya kegiatan yang
identik dengan kemampuan bernyanyi. Lebih dari itu, musik juga erat kaitannya
dengan kemampuan dan kepekaan seseorang dalam melakukan gerak tari, harmonisasi
nada, pengekspresian seni musik, mengikuti ketukan serta penggunaan alat musik,
baik alat musik buatan maupun alat musik yang sesungguhnya.
Dengan demikian, adalah sebuah
kewajaran jika para pendidik anak usia dini sudah dibekali dengan kemampuan
musikal. Bernyanyi sesuai dengan nada, manari dengan penjiwaan, berekspresi
dalam berbagai apresiasi musik, serta keterampilan dalam menggunakan satu atau
beberapa alat musik sederhana seperti pianika, perkusi, gitar, keyboard,
ataupun angklung perlu dikuasai oleh para pendidik anak usia dini. Namun yang
jauh lebih penting adalah upaya optimal dari pendidik dalam mentransformasikan
kemampuannya tersebut kepada para peserta didik dengan cara-cara yang tepat
seperti yang telah diungkapkan sebelumnya.
Bermusik serta mendengarkan musik
merupakan salah satu kegiatan yang sangat digemari oleh anak-anak. Hampir
setiap anak akan dengan mudah mengikuti kegiatan ini. Sering kita lihat seorang
anak yang berhenti sejenak dengan kegiatannya hanya karena ada suara lagu di
televisi kemudian ia fokus memperhatikan TV. Ada pula anak-anak yang dengan
asiknya bernyanyi lagu-lagu yang sering ia dengar saat mereka sedang makan,
mandi, menjelang tidur, ataupun bermain. Bagi anak, musik dapat menimbulkan
rasa kebersamaan serta rasa gembira.
Menurut beberapa penelitian, musik
sudah dapat distimulasikan sejak anak masih berada dalam kandungan, karena
dianggap mampu menstimulasi kerja neuron-neuron pada otak anak. Bagaimanapun,
musik akan sangat membantu anak dalam melatih kemampuan menyimak, konsentrasi
serta menambah kosakatanya.
Selain bernyanyi dan bereksplorasi
dengan alat musik, kegiatan lain dalam musik adalah gerak dan lagu serta menari.
Menari sebagai salah satu bentuk kegiatan dari seni musik yang beragam
jenisnya, sehingga tidak semua kegiatan tari appropriate (berkesesuaian) bagi
anak. Menari lebih spesifik dikatakan oleh Stinson sebagai gerakan yang
beraturan, signifikan dan dipengaruhi oleh penjiwaan.Tari yang
kreatif adalah gerakan yang ditampilkan secara menarik dengan menyesuaikan
alunan lagu atau musik. Terlepas dari itu, gerakan tari untuk anak sebaiknya
yang mudah dan tidak terlalu bervariasi, menyenangkan bagi anak, dan dalam
kondisi tertentu gerakan tari anak bersifat alami.
Gerakan tari pada anak usia dini
umumnya bersifat pengulangan dari 5-6 gerakan, dengan ditambah variasi formasi
yang sederhana. Hal penting yang perlu diperhatikan oleh guru ataupun orangtua
adalah memperhatikan kondisi fisik dan psikologis anak saat ingin menari.
Memaksakan atau menekan anak untuk menunjukkan suatu gerakan tari, terlebih
harus sempurna, hanya akan membuat kondisi menjadi semakin buruk dan tidak
mengembangkan kreativitas mereka. Berikut ini adalah beberapa contoh kegiatan
yang dilakukan guru dan anak berdasarkan indikator kemampuan dari kecerdasan
musikal:
1. Menyanyikan lagu-lagu anak
Guru mengajak anak menyanyikan lagu-lagu yang sesuai dengan tema-tema yang
digunakan atau yang dekat dengan kehidupan sehari-hari mereka. Dalam hal ini
guru dapat membuat atau mengkreasikan lagu baru ciptaannya sendiri. Kegiatan
ini dapat dilakukan dengan atau tanpa alat musik pengiring.
2. Bermain Tepuk
Kegiatan bermain tepuk merupakan salah satu kegiatan yang juga sangat digemari
anak selain bernyanyi. Anak akan dikenalkan berbagai pola tepuk yang
disesuaikan dengan tema-tema. Gerak dan ekspresi sangat memberi pengaruh dalam
kegiatan ini. Guru juga dapat berkreasi membuat berbagai permainan tepuk yang memotivasi,
mengenalkan sebuah konsep, atau melatih konsentrasi anak.
3. Tebak nada dan lagu
Dalam kegiatan ini, guru dapat melakukannya dengan bantuan alat musik ataupun
dengan bersenandung tanpa syair. Kemudian anak diminta menebak lagu berdasarkan
bunyi solmisasi dari alat musik tersebut atau nada yang dimunculkan dari suara
senandung guru.
4. Bermain alat musik buatan
Ada beberapa jenis alat musik yang bisa dipelajari atau dilatihkan kepada anak.
Alat musik juga ada yang berupa alat musik permanen maupun alat musik buatan di
mana bahannya dapat diperoleh di sekitar anak. Agar lebih menarik, alat-alat
itu kemudian dihiasi dengan berbagai macam hiasan. Saat melaksanakan kegiatan
ini sebaiknya guru
5. Gerak dan Lagu-Menari
Secara umum ada dua jenis tarian dalam kegiatan seni itu sendiri. Pertama,
kegiatan tari daerah. Kemudian dilanjutkan dengan menari modern. Sebelum anak
diajarkan tari, biasanya anak akan diajak bergerak bebas mengikuti irama musik.
Kemudian mereka mulai dikenalkan dengan kegiatan gerak tari yang berpola dan
menggunakan beberapa formasi.
Role Playing
Metode bermain peran ini
dikategorikan sebagai metode belajar yang berumpun kepada metode perilaku yang
diterapkan dalam kegiatan pengembangan. Karakteristiknya adalah adanya
kecenderungan memecahkan tugas belajar dalam sejumlah perilaku yang berurutan,
konkret dan dapat diamati. Bermain peran dikenal juga dengan sebutan bermain
pura-pura, khayalan, fantasi, make belive, atau simbolik. Menurut
Piaget, awal main peran dapat menjadi bukti perilaku anak. Ia menyatakan bahwa
main peran ditandai oleh penerapan cerita pada objek dan mengulang perilaku
menyenangkan yang diingatnya. Piaget menyatakan bahwa keterlibatan anak dalam
main peran dan upaya anak mencapai tahap yang lebih tinggi dibandingkan dengan
anak lainnya disebut sebagai collective symbolism. Ia juga
menerangkan percakapan lisan yang anak lakukan dengan diri sendiri
sebagai idiosyncratic soliloquies.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai
cara yang sistematis untuk mencapai tujuan pembelajaran anak usia dini, yaitu
mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup
dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Bernyanyi merupakan salah satu
kegiatan yang sangat digemari oleh anak-anak. Hampir setiap anak sangat
menikmati lagu-lagu atau nyanyian yang didengarkan, lebih-lebih jika nyanyian
tersebut dibawakan oleh anak-anak seusianya dan diikuti dengan gerakan-gerakan
tubuh yang sederhana. Melalui nyanyian atau lagu banyak hal yang dapat kita
pesankan kepada anak-anak, terutama pesan-pesan moral dan nilai-nilai agama.
Melalui kegiatan bernyanyi suasana pembelajaran akan lebih menyenangkan,
menggairahkan, membuat anak bahagia, menghilangkan rasa sedih, anak-anak merasa
terhibur, dan lebih bersemangat, sehingga pesan-pesan yang kita berikan akan
lebih mudah dan lebih cepat diterima serta diserap oleh anak-anak.
Musik bukan hanya kegiatan yang
identik dengan kemampuan bernyanyi. Lebih dari itu, musik juga erat kaitannya
dengan kemampuan dan kepekaan seseorang dalam melakukan gerak tari, harmonisasi
nada, pengekspresian seni musik, mengikuti ketukan serta penggunaan alat musik,
baik alat musik buatan maupun alat musik yang sesungguhnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Patmonodewo, Soemiarti.
2003. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya.
Montolalu, dkk. 2009. Bermain
dan Permainan Anak. Jakarta : Univertas Terbuka.
Majid,
Abdul Aziz Abdul. 2013. Mendidik dengan Cerita. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
http://melyloelhabox.blogspot.co.id/2013/06/penerapan-strategi-pembelajaran-yang.html
(Senin, 11 April 2016, 20.00 WIB)
http://anisachoeriah-paud.blogspot.co.id/2011/04/makalah-metode-pembelajaran-paud-2.html
(Senin, 11 April 2016, 20.00 WIB)
http://www.nomifrod.com/2016/03/pembelajaran-ra-tk-paud-melalui-bermain.html
(Senin, 11 April 2016, 20.00 WIB)
http://tkgefari.blogspot.co.id/2012/02/penerapan-pembelajaran-melalui.html
(Senin, 11 April 2016, 20.00 WIB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar