KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan pada yang
maha kuasa yang telah memberikan berkat serta karunianya kepada kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah ini yang berjudul ” MENGATASI PERILAKU ANAK MEMBANDEL “ yang tepat pada waktunya sebagai tugas mata
kuliah. Metode Pengembangan Moral dan Nilai ”.
Kami mengucapkan
terimakasih kepada Dosen Bidang Study Metode
Pengembangan Moral dan Nilai, karena atas bimbingan beliau maka kami dapat mengetahui dan
mengerti bagaimana cara mengerjakan makalah yang baik dan benar. Makalah ini
berisikan tentang pengertian, penjelasan serta pemaparan. Dalam penyusunan
makalah ini, Kami
mendapat banyak kesulitan karena kurangnya sumber serta fasilitas untuk
penyusunan makalah ini, tetapi itu semua kami
jadikan tantangan untuk dapat bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami ucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah berperan serta membantu dalam penyusunan makalah
ini dari awal sampai akhir. Oleh karena itu, sebelum dan sesudahnya kami ucapakan terimakasih.
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar------------------------------------------------------------------------1
Daftar
Isi ------------------------------------------------------------------------------2
BAB
I
Identifikasi
Perilaku Anak Yang Membandel -----------------------------------3
1.1
Identifikasi Perilaku-------------------------------------------------------------3
1.2
Menghadapi Perilaku yang kita suka------------------------------------------4
1.3
Menghadapi Perilaku yang tidak kita suka-----------------------------------4
1.4
Menghadapi Perilaku yang tidak dapat ditolelir-----------------------------4
BAB II
Layanan Intensif
Perilaku Anak Yang Membandel------------------------------7
2.1 Faktor
yang membuat Perilaku anak membandel--------------------=------7
2.2 Cara
mengatasi perilaku anak yang membandel---------------------------11
BAB
III
3.1 Kesimpulan
---------------------------------------------------------------------20
3.2 Saran-----------------------------------------------------------------------------20
3.3 Daftar
Pustaka------------------------------------------------------------------21
BAB
I
IDENTIFIKASI
PERILAKU ANAK YANG MEMBANDEL
Langkah
pertama dalam menghadapi masalah anak adalah perlu mengidentifikasi perilaku
anak. Pada dasarnya perilaku dapat dibagi dalam 3 kategori.
1.
Perilaku
yang kita suka dan ingin sering dilakukan anak
2.
Perilaku
yang tidak kita suka dan ingin agar lebih jarang dilakukan anak.
3.
Perilaku
yang tidak dapat ditolerir dan ingin agar dihentikan anak.
Setiap
perilaku yang yang dimunculkan oleh anak membutuhkan tehnik penanganan yang
berbeda.
Contoh
kategori perilaku :
Perilaku yang kita suka :
-
Makan sendiri
-
Merapihkan dan mengembalikan mainan pada tempatnya
Perilaku
yang tidak kita suka :
-
Merengek
-
Mengeluh
Perilaku
yang tidak dapat ditolerir
-
Memukul teman
-
Bermain layangan di jalan raya
1. Menghadapi Perilaku yang Kita Suka
Orang tua
perlu memberikan tanggapan yang positif pada perilaku yang kita suka dari anak.
Memberi perhatian positif dapat dilakukan dengan cara memuji, menghargai,
berterimakasih, menunjukkan minat. Cara efektif untuk memberikan perhatian yang
positif adalah dengan menggunakan bahasa non verbal yang menunjukkan keminatan
seperti melakukan kontak mata dan memberikan senyuman yang ekspresif pada anak.
2. Menghadapi Perilaku yang Tidak Kita
Suka
Mengabaikan
Memperhatikan
perilaku yang kita suka akan dapat memperkuat perilaku, menghilangkan perhatian
akan mengurangi perilaku. Menghilangkan perhatian juga disebut mengabaikan.
Mengabaikan dapat dilakukan dengan cara: menoleh kearah lain, mengubah topik
pembicaraan, memperhatikan hal lain, mengatakan tidak memperhatikan.
Menawarkan
Pilihan
Pilihan
adalah tawaran yang terdiri dari dua atau lebih opsi, salah satu harus dipilih
oleh anak. Ketika ia memilih berilah pujian. Bila ia menawarkan opsi ke tiga,
terimalah kalau hal itu dapat dilakukan. Bila anak menolak untuk memilih,
katakan bahwa anda yang akan memilihkan baginya. Misalnya:
Ibu :
Mau membaca terlebih dahulu atau menulis?
Anak :
Tidak mau belajar!
Ibu :
Kalau adik tidak mamilih, ibu saja yang pilihkan!”
Pemberitahuan
Pemberitahuan
adalah pernyataan yang memberi tahu anak bahwa ia harus segera menghentikan
kegiatannya dan melakukan kegiatan lain.
Komang
sedang bermain game dikomputer dan mamanya menginginkan dia mematikan komputer
karena waktunya mengerjakan PR. Maka yang perlu dilakukan adalah meminta Komang
mematikan computer: “Komang, matikan komputer 10 menit lagi waktunya
mengerjakan PR”. Setelah 10 menit kemudian: Komang, sekarang waktunya
mengerjakan PR.”
Membuat
Kesepakatan
Kesepakatan
adalah perjanjian untuk memberikan suatu hak istimewa sebagai imbalan suatu
perilaku atau tugas.
Contoh:
Jevon
mengatakan ingin menonton TV.
“ Jevon,
boleh menonton TV setelah mengrjakan PR.”
3. Menghadapi Perilaku yang Tidak Dapat
ditolerir
Memberi
perintah
Perintah
adalah pernyataan sederhana agar anak memulai atau menghentikan suatu perilaku.
Adapun caranya adalah:
Ø Lakukan
kontak mata.
Ø Katakan
perilaku yang kita ingin agar anak mengerjakan.
Ø Buatlah
pernyataan bukan pertanyaan.
Ø Gunakan
suara yang tegas dan netral.
Tehnik
Kaset Rusak
Tehnik
kaset rusak adalah pengulangan perintah ketika anak mencoba untuk mengalihkan
perhatian orang tua dengan argument. Gunakan konsekuensi bila ia juga melakukan
tehnik kaset rusak.
Ayah :
Komang waktunya berangkat sekolah!
Anak :
hem…main komputer.
Ayah :
Komang waktunya berangkat sekolah!
Anak :
belum! main komputer.
Ayah :
Komang waktunya berangkat sekolah!
Peringatan
dan Konsekuensi
Peringatan
dan konsekuensi adalah pernyataan mengenai akibat yang akan diberikan pada anak
kecuali ia mulai menghentikan perilaku tertentu. Konsekuensi digunakan bila
anak mengabaikan perintah.
Contoh:
Galbi
bermain sepeda seharian sampai lupa belajar!
Orang tua
memberi peringatan:
“Galbi berhenti bermain sepeda, ayo
pulang waktunya belajar! (Galbi mengabaikan dan terus bermain sepeda)
“Galbi,
Berhenti bermain sepeda atau ibu akan larang Galbi bermain sepeda!”
Time out
Time out
adalah konsekuensi yang dapat digunakan untuk perilaku yang tidak dapat
ditoleransi. Jika merasa sangat kesal dan takut kehilangan kontrol, berika time
out bagi orang tua dan anak untuk menenangkan diri. Time out dilakukan dengan
membiarkan anak di suatu ruangan yang tenang. Gunakan kalimat positif misalnya
“Tenangkan dirimu dulu sampai kamu merasa lebih baik”.
BAB
II
MENGATASI
PERILAKU ANAK MEMBANDEL
1.
Faktor
yang membuat anak membandel
Penyebab
utama manusia melakukan tindakan-tindakan kenakalan memang karena adanya
pengaruh setan dari golongan jin di hati manusia. Namun di luar itu
ternyata ada banyak hal-hal atau faktor-faktor non gaib yang memicu perbuatan
nakal dari anak-anak dan remaja muda-mudi. Agar anak tidak berubah
menjadi anak nakal, maka sebagai orangtua kita harus menjaga anak-anak kita
dari faktor penyebabnya sebisa mungkin. Karena tindakan kenakalan anak
mungkin saja bisa berakibat fatal yang menyebabkan orang lain menderita lahir
dan batin.
Beberapa
Hal / Faktor yang Menyebabkan Anak Menjadi Bandel, Nakal, :
1.
Karakter Individual
Seorang
anak bisa saja memang diciptakan Tuhan sebagai anak yang bandel. Apa pun
yang dilakukan untuk mengubah sifat anak yang nakal tersebut tidak akan banyak
membuahkan hasil. Anak yang memang dilahirkan sebagai anak nakal akan
merasa senang jika berbuat nakal dan merasa tidak nyaman ketika tidak melakukan
hal-hal yang dianggap orang-orang di sekitarnya sebagai perbuatan yang tidak
baik. Anak yang nakal bisa berubah dengan sendirinya dengan hidayah atau
petunjuk dari Tuhan.
2.
Kurang Kasih Sayang
Anak
yang merasa kurang diperhatikan oleh orangtua atau anggota keluarganya bisa
melakukan hal-hal yang tidak semestinya dengan harapan agar mendapatkan
perhatian sesuai dengan yang dikehendakinya. Setelah perhatian yang
diinginkan diraih maka tindak kenakalan anak seperti ini bisa hilang dengan
sendirinya. Oleh sebab itu sejak dini hindari kurang memberi kasih sayang
kepada anak kandung sendiri. Selain anak kita sendiri kita pun hendaknya
memberikan perhatian dan kasih sayang kita kepada anak-anak yang kurang kasih
sayang dari keluarganya agar tidak terjerumus pada hal-hal yang tidak baik yang
bersifat negatif.
3.
Pengaruh Keluarga
Keluarga
yang memiliki anggota yang memiliki sikap dan perilaku yang buruk bisa
menularkan pengaruh buruknya kepada anak. Anak yang terbiasa melihat
hal-hal negatif bisa menganggap bahwa hal yang negatif tersebut boleh
dilakukannya kepada semua orang. Akibatnya anak bisa melakukan
perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang
berlaku dalam masyarakat di lingkungannya. Yang lebih parah lagi jika
sang anak sampai meniru perbuatan bejad keluarganya yang bertentangan dengan
hukum dan juga ajaran agamanya.
4.
Pengaruh Pergaulan
Anak
yang tadinya bersikap baik bisa berubah menjadi nakal ketika memilih teman yang
salah. Salah memilih teman biasa disebut dengan istilah salah pergaulan.
Anak baik yang memilih teman-teman yang menjunjung tinggi nilai-nilai
yang salah bisa mengubah anak yang baik tersebut menjadi anak yang tidak baik.
Oleh karenannya para orangtua harus selalu memantau pergaulan
anak-anaknya agar tidak salah bergaul dengan anak-anak yang senang melakukan
hal-hal yang tidak terpuji.
5.
Pengaruh Budaya Lingkungan
Lain
tempat lain juga budayanya. Sesuatu yang di suatu tempat dianggap sebagai
sesuatu hal yang wajar dan bahkan dianggap sebagai hal yang baik belum tentu
dianggap sama di daerah yang lain. Jika bisa, maka pilihlah lingkungan
yang selalu menjaga penerapan nilai-nilai yang baik pada warga masyarakatnya.
Jangan tinggal dengan lingkungan masyarakat yang tidak perduli dengan
kebobrokan moral warga masrakatnya agar tidak mempengaruhi anak-anak kita
nantinya.
6.
Pengaruh Pendidikan
Salah
didik bisa membuat anak menjadi nakal. Jika guru dan pihak sekolah
membiarkan begitu saja berbagai tindak kenakalan anak didiknya maka bisa
berpengaruh buruk pada anak-anak yang baik. Anak yang nakal semakin
merajalela dan yang baik bisa ikut-ikutan menjadi nakal dan bahkan juga menjadi
korban kenakalan dari rekan-rekannya di sekolah atau di kampus tempat kuliah.
Yang paling parah lagi yaitu jika pemerintah atau pihak yang berwenang
mengatur sistem pendidikan menerapkan sistem yang bisa membuat anak menjadi
anak yang tidak baik.
7.
Pengaruh Media Massa dan Sosial Media
Maraknya
pengaruh negatif lewat media massa turut dapat memperparah kenakalan anak-anak
kita. Belum lagi ditambah dari pengaruh-pengaruh buruk jejaring sosial
atau sosial media yang sangat sulit untuk difilter. Dibutuhkan bimbingan
orangtua yang intensif, guru, tetangga, masyarakat dan juga pihak-pihak terkait
agar anak bisa memahami mana-mana yang baik dan mana-mana yang tidak baik
sehingga anak bisa menjaga dirinya sendiri dari serangan pengaruh negatif yang
sangat sulit dibendung di era teknologi yang serba modern sekarang ini.
8.
Pengaruh Alisan Sesat
Saat
ini ada aliran-aliran sesat yang mengatasnamakan agama yang menyebarkan
paham-paham sesatnya kepada generasi muda kita. Anak-anak baik yang masih
kecil maupun yang sudah remaja yang terkena pengaruh sesatnya bisa dicuci
otaknya sehingga menjadi individu baru yang berbeda pemahaman hidupnya.
Anak-anak yang berhasil dipengaruhi akhirnya diperbudak untuk membela
kepentingan seseorang atau golongan tertentu dengan menganggap orang lain di
luar organisasinya sebagai orang-orang yang pantas untuk dizalimi termasuk
keluarganya sendiri. Waspadalah penuh dengan aliran sesat semacam ini
karena bisa jadi ada di sekitar kita tanpa pernah kita sadari.
9.
Pengaruh Zat Adiktif dan Pengaruh Narkoba
Orang
yang sudah ketagihan dengan sesuatu bisa menyebabkan anak tersebut melakukan
tindakan-tindakan yang seharusnya tidak boleh dilakukan. Misalnya
mencuri, memalak, menipu, membegal, merampok, menodong, mencopet, menjambret,
dan lain sebagainya. Tidak hanya sebatas narkoba, rokok, minuman
beralkohol (miras), dan sebangsanya saja, namun juga pada ketagihan main game
permainan, hobi, dan lain-lain.
10.
Pengaruh Cinta
Rasa
cinta bisa membuat seseorang kehilangan akal sehatnya. Itulah mengapa
seseorang bisa melakukan perbuatan nakal ketika sedang jatuh cinta.
Anak-anak yang beranjak dewasa bisa mengalami jatuh cinta.
Anak-anak bisa berubah menjadi dewasa atau baligh walaupun secara usia
masih di bawah umur 17 tahun. Karena secara agama seseorang dianggap
dewasa ketika menginjak usia 15 tahun kalender hijriah atau bahkan kurang, jika
secara fisik maupun psikis telah menunjukkan tanda-tanda baligh.
2.
Cara
mendidik / mengatasi anak yang membandel
Cara
mendidik anak nakal memang tidak mudah dan memerlukan sedikit usaha ekstra jika
dibandingkan dengan mendidik anak yang memiliki kepribadian yang biasa- biasa
saja bahkan lebih cenderung mudah diatur. Dalam penerapannya, banyak sekali
orang tua yang tidak mampu sabar dalam mengendalikan anak yang nakal dan mereka
cenderung melakukan kekerasan kepada anak sebagai salah satu solusi terbaik
dalam mendisiplinkan anak yang nakal. Sebagian besar orang tua mungkin
menganggap bahwa hal ini merupakan hal yang benar, namun apakah demikian? Benarkah
mendidik anak yang nakal dengan jalan kekerasan akan membuat mereka menjadi
lebih disiplin? Jawabannya tentu tidak. Mendisiplinkan anak yang nakal dengan
jalan kekerasan justru akan membuat anak semakin tidak takut dengan siapapun,
bahkan cenderung menjadi bandel. Dalam hal ini, orang tua harus menerapkan cara
yang berbeda dalam menghadapi anak yang nakal namun bukan dengan jalan
melakukan kekerasan seperti main pukul terhadap anak, karena hal tersebut akan
berdampak sangat buruk pada pertumbuhan anak. Untuk mendisiplinkan anak yang
nakal. Terdapat beberapa cara yang perlu diterapkan agar anak mnjadi disiplin
dan sembuh dari kenakalannya. Setiap orang tua tentu menginginkan anaknya yang
nakal menjadi disiplin, bukan? Hal ini karena memiliki anak yang nakal
terkadang membuat orang tua depresi karena merasa salah dalam mendidik anak.
Disadari atau TIDAK, penyebab anak menjadi
penurut atau bahkan menjadi nakal memang sedikit banyak terjadi karena campur
tangan orang tua dalam menerapkan pola asuh kepada anak. Untuk itu, bagi para
rang tua khususnya para ibu yang memiliki anak yang nakal, hendaknya kita harus
siap dan lebih sabar dalam mengembalikan kepribadian anak menjadi pribadi yang
disiplin yang taat. Lantas bagaimanakah cara mendidik anak yang nakal agar
mereka mamp menjadi anak yang patuh dan disiplin sehingga dapat membanggakan
kedua orang tuanya? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kali ini kita akan
membahas mengenai seputar anak yang nakal, penyebab anak menjadi nakal serta
bagaimana cara mengatasi anak yang nakal sehingga mereka dapat kembali menjadi
anak yang disiplin dan patuh terhadap kedua orang tuanya.
Sebelum
mengetahui cara mendidik anak yang nakal, pertama kali yang harus diketahui
oleh orang tua adalah dengan mencari tahu apa yang menjadi penyebab sang anak
menjaid nakal. Terdapat beberapa sebab
mengenai anak yang tumbuh menjadi anak yang nakal pada usia- usia tertentu yang
pada awalnya mereka sebenarnya adalah anak yang baik. Di antara sebab- sebab
tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
1. Ketika masih bayi atau berusia
sekitar di bawah lima tahun, anak sudah dibiasakan oleh orang tua dengan
menuruti semua kemauan anak. Hal ini sering terjadi terutama bagi orang tua
yang tidak tega melihat anakanya menangis sehingga mereka lebih memilih untuk
menuruti apa yang diinginkan sang anak.
Dengan memanjakan anak seperti ini, secara tidak langsung orang tua tengah
mendidik anak menjadi anak yang semua keinginannya harus dipenuhi dan jika
tidak, mereka akan mengancam kedua orang tuanya dengan mengeluarkan jurus
andalan, yakni menangis. Hal inilah yang membuat sang anak tumbuh menjadi
pribadi yang nakal ketika mereka memasuki usia pra sekolah. Mereka akan senang
merengek dan tak jarang dari mereka yang berteriak- teriak meminta dibelikan
sesuatu tanpa mempedulikan kondisi orang tua saat itu. Yang terpenting adalah
kebutuhannya, apapun keadaannya. Dengan membiasakan anak dimanja sejak kecil,
akan menumbuhkan pribadi yang egois.
2. Orang tua tidak menegur sang anak
bahkan cenderung mentertawai mereka pada saat mereka mengucapkan kata- kata
yang tidak patut. Hal ini tak jarang pula terjadi pada masyarakat kita terutama
dari kalangan orang tua yang kurang berpendidikan. Mereka cnderung membiarkan
dan mentertawakan anak mereka ketika anak- anak mereka berkata yang tidak sopan
dan bahkan berkata- kata kotor. Dengan sikap orang tua yang
3. Kurangnya penerapan pelajaran ruhani
kepada sang anak. Sebagai orang tua, tentu kita semua tahu bahwa agama
merupakan satu- satunya pegangan hidup yang mampu menuntun seseorang untuk
menuju ke arah yang lebih baik. Hal ini perlu ditanamkan kepada anak sejak
dini. Apabila anak tidak diperkenalkan mengenai agama semenjak ia masih kecil,
maka ia akan tumbuh menjadi pribadi yang tak terkendali sehingg tak jarang dari
mereka yang tumbuh menjadi anak yang nakal.
4. Terlalu sering bertengkar di hadapan
sang anak juga merupakan salah satu faktor utama anak tumbuh menjadi anak yang
nakal. Kejadian ini sering dialami oleh orang tua yang memiliki kehidupan rumah
tangga yang kurang harmonis dimanamereka terlalu sering brtengkar di hadapan
sang anak sehingga sang anak berpikir bahwa keluarga mereka dipenuhi dengan
kebencian- kebencian yang mengakibatkan sang anak menjadi berontak sebagai
bentuk protes terhadap perilaku kedua orang tuanya. Apabila kita mengamati
anak- anak di sekitar kita yang kedua orang tuanya memiliki kehidupan rumah
tangga yang kurang harmonis, maka hal ini sering kita jumpai pada anak- anak
mereka.
5. Terlalu sering memberikan uang saku
yang berlebihan kepada sang anak dan memfasilitasi mereka dengan hal- hal yang
sesungguhnya tidak terlalu mereka butuhkan juga menjadi penyebab utama sang
anak tumbuh menjadi pribadi yang nakal. Hal ini biasanya terjadi di kota- kota
besar yang mana anak tumbuh di dalam sebuah keluarga yang kedua orang tuanya
merupakan orang- orang yang fokus pada karir. Orang tuasemacam itu cenderung
memfasilitasi anak- anaknya dengan segala kelebihan dan kecukupan dengan
menganggap bahwa mereka tidak membutuhkan kasih sayang dengan terpenuhinya hal-
hal tersebut. Padahal, membiasakan anak dengan barang mewah justru akan membuat
mereka tumbuh menjadi pribadi yang kurang memiliki jiwa sosial dan tak jarang
dari mereka akan tumbuh menjadi anak yang nakal dan tak terkendali.
Kelima
faktor di atas merupakan beberapa dari sekian banyak faktor yang dapat
menyebabkan anak menjadi nakal. Setelah mengetahui beberapa faktor yang membuat
anak tumbuh menjadi anak yang nakal, maka langkah orang tua selanjutnya adalah
dengan mulai menghentikan kebiasaan yang menjadi penyebab anak menjadi nakal
tersebut dengan menerapkan beberapa cara mendidik anak nakal. Perlu diingat
bahwa mengembalikan anak nakal menjadi penurut tidaklah semudah membalikkan
telapak tangan, terlebih ketika mereka masih berusia anak- anak. Untuk itu,
terdapat beberapa langkah yang harus ditempuh oleh orang tua dalam mengatasi
anak- anak yang nakal.
Cara
pertama yang dapat ditempuh dalam mengatasi anak yang nakal adalah dengan
menetapkan peraturan- peraturan yang tegas di rumah untuk membatasi perilaku
anak yang dirasa sudah terlewat batas. Pada tahap pertama hal ini tentu akan
sangat sulit diterima oleh sang anak, namun dengan menerapkan hukuman, maka mau
tidak mau sang anak akan mematuhi peraturan- peraturan yang ditetapkan oleh
kedua orang tua. Yang perlu menjadi catatan dalm hal ini adalah tegas bukan
berarti keras, namun lebih ke arah bijaksana. Penerapan hukuman yang diberikan
kepada anak bukan dalam bentuk kekerasan fisik, melainkan dalam bentuk lain
seperti memotong uang jajan, mengurangi waktu bermain serta mencabut beberapa
fasilitas yang biasanya digunakan oleh anak seperti menghentikan untuk memakai
sepeda selama beberapa hari, dan lain- lain. Hal ini akan membuat anak berfikir
untuk lebih memilih mematuhi peraturan daripada mendapatkan konsekuensi yang ia
anggan merugikan dirinya sendiri.
Cara kedua yang dapat diterapkan dalam
memberikan treatment terhadap anak yang nakal adalah dengan membrikan anak
suatu tanggung jawab dalam skala ringan yang sesuai dengan usia mereka. Sebagai
contoh, apabila anak terbiasa dengan menaruh sepatu, tas dan tidak berganti
seragam sepulang sekolah, maka anak akan kehilangan sepatunya atau tas atau
barang kesayangannya yang lain. Dengan melatih anak untuk membiasakan diri
menaruh peralatan sekolah pada tempatnya serta berganti baju sepulang sekolah,
maka anak akan merasa bertanggung jawab penuh atas dirinya sendiri sehingga
lama kelamaan anak akan cenderung menjadi anak yang bertanggung jawab. Dengan demikian,
anak yang nakal terutama yang tidak disiplin akan berubah menjadi anak yang
disiplin serta penuh tanggung jawab.
Selain
menetapkan peraturan- peraturan, tak ada salahnya jika orang tua menjadi
pendengar yang baik bagi sang anak karena bisa jadi sang anak menjadi nakal
akibat kurangnya perhatian dari orang tua atau anak tidak memiliki tempat untuk
bercerita mengenai apa yang dialaminya sehari- hari. Luangkanlah waktu brsma
sang anak untuk mendengarkan apa yang menjadi keluh kesah sang anak dan berikanlah
solusi terbaik dari permasalahan yang sedang mereka hadapi. Dengan menjadi
pendengar dan penasehat yang baik, hati anak yang semula kaku dan berontak akan
luluh karena mereka akan berfikir bahwa ternyata masih ada orang yang mau
mendengarkan perkataannya. Jangan selalu menjadi penasehat yang menuturi sang
anak dengan petuah- petuah, namun jadilah pendengar yang baik pula bagi mereka.
Dengan demikian, kenakalan mereka perlahan- lahan akan mereda.
Dalam
menarik anak yang nakal agar ia kembali menjadi anak yang baik, perlu diingat
bahwa orang tua hendaknya tidak terlalu kasar kepada anak, namun tidak terlalu
lembut kepada mereka. Bersikaplah di tengah- tengah, yakni tetap lembut namun
juga tegas terhadap mereka apabila mereka melakukan kesalahan. Dengan demikian,
sang anak akan menyadari kesalahan- kesalahan yang mereka lakukan dan mereka
akan mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk bagi mereka. Sehingga, sang
anak akan mampu mengendalikan diri mereka sendiri dan akan tumbuh menjadi
pribadi yang memiliki jiwa yang stabil dan berpendirian kuat. Dengan menerapkan
beberapa solusi untuk menghentikan anak yang nakal dan mengubah mereka menjadi
anak yang baik dan patuh, maka orang tua akan mendapatkan anak yang baik,
berkepribadian serta memiliki tata krama yang terpuji dalam masyarakat. Untuk
mewujudkan itu semua, hendaknya mulai sekarang orang tua perlu menerapkan beberapapenyebab dan cara mendidik anak
nakal.
Mendisiplinkan anak yang nakal dan
membuat mereka mematuhi semua perkataan kita, tidak bisa dilakukan dengan jalan
kekerasan. Justru sebaliknya, hal ini malah akan membuat anak anda semakin liar
dan tidak takut dengan siapapun. Dalam hal ini orangtua harus mampu menerapkan
pola asuh dan cara mendidik anak yang nakal menjadi patuh dan penurut namun tidak
dilakukan dengan jalan kekerasan seperti main pukul, main cubit atau ancaman,
sebab hal-hal ini akan berdampak buruk terhadap pertumbuhan anak. Nah, berikut
ini terdapat beberapa cara untuk mendisiplinkan anak yang nakal agar bisa patuh
dan menjadi penurut pada orangtuanya.
1. Tidak Memberikan Predikat "Nakal" Pada Anak
Sewaktu anda sering mendapati anak
anda sulit sekali diatur dan seringkali rewel sewaktu diberikan nasihat dan
pengertian, maka jangan terburu-buru memberikan mereka predikat 'anak nakal',
'anak bandel' dan lain sebagainya. Tahukah anda, predikat nakal yang anda
berikan pada mereka akan membuat mereka tidak percaya diri dengan
lingkungannya. Selain itu, predikat yang terlanjur anda berikan pada anak ini
akan membuat mereka seperti diberikan sebuah label yang terus melekat dalam
diri mereka sehingga membuat mereka merasa sia-sia saat mereka menjadi anak
yang baik.
Daripada menghakimi dan
memberikannya predikat demikian, ada baiknya jika sewaktu anak melakukan
kesalahn segera dekati anak anda dan pegang pundaknya lalu berikan mereka
pengertian untuk tidak melakukan kesalahan tersebut karena hal tersebut adalah
perbuatan yang tidak terpuji. Jangan lewatkan berikan tatapan mata pada anak
anda dan buatlah mereka berjanji untuk tidak mengulangi hal tersebut.
2. Jadilah Contoh yang Baik
Untuk membuat anak bisa berubah,
anda harus memberikan contoh yang baik terlebih dahulu. Berikan ia contoh
mengenai perilaku yang baik, bagaimana seharusnya bersikap, dan bertindak
ketika menghadapi sesuatu. Kita tidak bisa menghentikan kenakalan anak hanya
dengan berteriak dan berbicara keras, jika hal itu yang kita lakukan, maka anak
hanya akan takut dan tidak ingin menuruti kata kata kita.
Ketika anda mengharapkan anak anda
bisa tumbuh dan menjadi seorang anak dengan perilaku yang bersahaja dan baik,
maka perbaiki terlebih dahulu sikap kita dan jadilah contoh yang baik untuk
mereka. Pelajaran paling jitu yang bisa diberikan pada anak tidak hanya
terbatas pada teori dan nasihat, namun juga harus dibarengi dengan praktik dan
kenyataan. Selain itu, anak-anak umumnya akan meniru apa yang mereka saksikan.
Jika perbuatan dan perilaku kita tidak sesuai dengan norma yang berlaku maka
jangan heran jika anak anda bisa sangat nakal dan sulit diatur.
3. Bersikaplah yang Lembut
Saat anak melakukan kesalahan
apalagi perbuatan tersebut dilakukan didepan umum yang membuat kita malu,
rasanya kita ingin sekali memarahi mereka. Namun, sebagai orangtua yang baik,
tidak seharusnya kita melampiaskan amarah seketika ditempat yang sama apalagi
disaksikan banyak orang. Kesalahan yang diperbuat anak anda bisa mungkin adalah
ketidak sengajaan yang membuat mereka khilaf, untuk itu kendalikan amarah anda
dan tanyakan pada mereka mengapa hal tersebut bisa sampai mereka lakukan.
Setelah itu, baru berikan nasihat dan sampaikanlah dengan lembut. Anak anda
bisa jadi merasa malu dan bersalah dengan masalah yang ia buat, untuk itu
jangan perparah penyesalannya dengan caci makian anda yang akan membuat mereka
semakin tertekan.
4. Tetapkan Aturan dan Berikan Sanksi yang Tegas
Cara lain dalam menghadapi dan
mendidik anak yang bandel dan nakal agar menjadi seseorang yang penurut dan
patuh adalah dengan menetapkan aturan untuk membatasi perilaku anak-anak.
Selain itu, berlakukan sanksi yang tegas untuk mereka. Namun tentunya tidak
dengan menggunakan cara kekerasan yang akan menyakiti anak dan membuat mereka
berada dalam bahaya. Misalkan ketika anda memberlakukan peraturan jam belajar
dari jam 7 sampai jam 8, sementara anak anda sibuk bermain game di komputernya.
Maka berikan ia sanksi seperti mengambil komputernya dan tidak mengizinkan ia
bermain game sampai waktu belajar dimalam hari diselesaikannya. Dengan begini
anak akan dengan perlahan menyelesaikan kewajibanya sebelum mengambil
hak-haknya.
5. Jadilah Orangtua yang Konsisten
Berhentilah memberikan toleransi
pada anak-anak sewaktu aturan yang anda terapkan dilanggarnya. Semakin banyak
toleransi yang anda berikan akan membuat anak lebih leluasa melanggar semua
peraturan yang telah anda buat untuk mereka. Dengan begitu mereka akan
cenderung menjadi pembangkang dan sulit diatur.
Untuk itulah, cobalah menjadi
orangtua yang konsisten pada semua perturan yang anda perbuat. Dengan ketegasan
dan sifat konsisten pada diri anda akan membuat anak segan untuk melanggar
peraturan yang anda buat karena ada sanksi yang harus mereka tanggung untuk
semuanya.
Pada intinya, diakui atau tidak,
penyebab anak menjadi penurut atau bahkan menjadi nakal sedikit banyak
dipengaruhi oleh campur tangan orangtua dalam menerapkan pola asuh pada anak.
Untuk itu, pola asuh ibu dalam mendidik anak akan menentukan karakter mereka.
Cara diatas diharapkan mampu membantu dalam mendisiplinkan anak-anak yang
bandel dan nakal menjadi anak yang patuh dan penurut. Hanya saja, tetap
kesabaran adalah kunci utama keberhasilan dari poin ini.
6.
Pahami
anak terlebih dahulu
Berkata kasar dan
berteriak tentu saja tidak diperbolehkan ketika kita menghadapi anak yang
bandel. Sebaliknya, kita amat disarankan untuk melakukan pemahaman terlebih
dahulu secara menyeluruh mengenai sebab kondisi anak dan mengepa ia berperilaku
seperti itu. Anak yang nakal ataupun bandel bisa saja disebabkan karena
frustasi, kesepian, atau sedang mencemaskan sebuah hal. Dengan mengidentifikasi
akar masalah, maka kita bisa menemukan solusi yang terbaik untuk anak.
Juga, akan sangat
penting untuk membicarakan mengenai perkara masalah yang menimpa anak,
bagaimana solusi masalah yang diinginkan oleh anak, dan selesaikan masalah
tersebut secara bersama.
7.
Bijaksana
di hadapan anak
Biasakan untuk berperilaku baik dan
bijaksana dalam menghadapi kenakalan seorang anak. Ketika kita berperilaku baik, maka anak akan segan dan
bukan malah semakin membangkang. Peringati anak dengan sangat lembut agar
setiap kemarahan dapat diatasi dengan baik dan tunjukan perilaku positif
apabila anak anda sedang melakukan suatu hal yang menakjubkan. Anak akan
mengetahui bagaimana kita memperlakukannya, dan mereka berpeluang untuk
mencontoh hal tersebut.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bentuk perilaku
bermasalah yang dilakukan oleh anak bukanlah tanpa adanya suatu alasan. Mereka
melakukannya karena ada alasan tertentu. Apapun bentuk yang dilakukan anak
sebenarnya mereka belum dapat bertindak dewasa, maka dari itulah kewajiban guru
untuk membawa anak ke jalan yang lurus, anak diajak untuk berada dalam
fase-fase perkembangannya. Selain itu sikap yang ditunjukan anak yang dianggap
bermasalah janganlah diberi sanksi yang keras karena itu akan membuat mereka
lebih keras dan semakin memberontak. Mereka sebenarnya membutuhkan bimbingan
dan bantuan yang tepat agar mereka tidak terhambat proses perkembangannya dan
anak mampu mengerjakan tugasnya untuk mencapai suatu pencapaian belajar yang
diinginkan.
B.
Saran
Kami berharap pendidik
mampu berperan dengan baik dalam menjalankan tugasnya sebagai guru dan
orangtua. Mencewrdaskan anak bangsa dan mendidik serta membimbing anak bangsa
kepada perilaku yang arif dan bijaksana. Dengan cara pendidik memperhatikan
setiap perkembangan anak dan mencari solusi serta bantuan yang tepat jika menemui
anak yang sedang mengalami kesulitan belajar dikarenakan adanya masalah yang
menghambat perkembangannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Musbikin imam, “ Mendidik anak nakal ”
Oktober 2005.
Jakarta : Mirta Pusaka Derek wood,
dkk
“ Kiat mengatasi gangguan belajar pada
anak ”
Jogjakarta : Kata hati Drs Agus Sujanto,
“ Psikologi Perkembangan ” Surabaya : Rineka cipta
terimakasih..... bisa menjadi refrensi yang baik :)
BalasHapus