Sabtu, 25 Februari 2017

MENGATASI PERILAKU ANAK MEMBANDEL

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan pada yang maha kuasa yang telah memberikan berkat serta karunianya kepada kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang berjudul  ” MENGATASI PERILAKU ANAK MEMBANDEL “  yang tepat pada waktunya sebagai tugas mata kuliah. Metode Pengembangan Moral dan Nilai ”. Kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen Bidang Study Metode Pengembangan Moral dan Nilai,  karena atas bimbingan beliau maka kami dapat mengetahui dan mengerti bagaimana cara mengerjakan makalah yang baik dan benar. Makalah ini berisikan tentang pengertian, penjelasan serta pemaparan. Dalam penyusunan makalah ini, Kami mendapat banyak kesulitan karena kurangnya sumber serta fasilitas untuk penyusunan makalah ini, tetapi itu semua kami jadikan tantangan untuk dapat bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas ini. Kami  menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta membantu dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Oleh karena itu, sebelum dan sesudahnya kami ucapakan terimakasih.



DAFTAR ISI
Kata Pengantar------------------------------------------------------------------------1
Daftar Isi ------------------------------------------------------------------------------2
BAB I
Identifikasi Perilaku Anak Yang Membandel -----------------------------------3
1.1 Identifikasi Perilaku-------------------------------------------------------------3
1.2 Menghadapi Perilaku yang kita suka------------------------------------------4
1.3 Menghadapi Perilaku yang tidak kita suka-----------------------------------4
1.4 Menghadapi Perilaku yang tidak dapat ditolelir-----------------------------4
BAB II
Layanan Intensif Perilaku Anak Yang Membandel------------------------------7
2.1  Faktor yang membuat Perilaku anak membandel--------------------=------7
2.2  Cara mengatasi perilaku anak yang membandel---------------------------11
BAB III
3.1  Kesimpulan ---------------------------------------------------------------------20
3.2  Saran-----------------------------------------------------------------------------20
3.3  Daftar Pustaka------------------------------------------------------------------21


BAB I
IDENTIFIKASI PERILAKU ANAK YANG MEMBANDEL

Langkah pertama dalam menghadapi masalah anak adalah perlu mengidentifikasi perilaku anak. Pada dasarnya perilaku dapat dibagi dalam 3 kategori.
1.                       Perilaku yang kita suka dan ingin sering dilakukan anak
2.                       Perilaku yang tidak kita suka dan ingin agar lebih jarang dilakukan anak.
3.                       Perilaku yang tidak dapat ditolerir dan ingin agar dihentikan anak.
Setiap perilaku yang yang dimunculkan oleh anak membutuhkan tehnik penanganan yang berbeda.
Contoh kategori perilaku :
Perilaku yang kita suka :                       
-   Makan sendiri
-   Merapihkan  dan mengembalikan mainan pada tempatnya
Perilaku yang tidak kita suka :
-   Merengek
-   Mengeluh
Perilaku yang tidak dapat ditolerir
-   Memukul teman
-   Bermain layangan di jalan raya
1.      Menghadapi Perilaku yang Kita Suka
Orang tua perlu memberikan tanggapan yang positif pada perilaku yang kita suka dari anak. Memberi perhatian positif dapat dilakukan dengan cara memuji, menghargai, berterimakasih, menunjukkan minat. Cara efektif untuk memberikan perhatian yang positif adalah dengan menggunakan bahasa non verbal yang menunjukkan keminatan seperti melakukan kontak mata dan memberikan senyuman yang ekspresif pada anak.
2.      Menghadapi Perilaku yang Tidak Kita Suka
Mengabaikan
Memperhatikan perilaku yang kita suka akan dapat memperkuat perilaku, menghilangkan perhatian akan mengurangi perilaku. Menghilangkan perhatian juga disebut mengabaikan. Mengabaikan dapat dilakukan dengan cara: menoleh kearah lain, mengubah topik pembicaraan, memperhatikan hal lain, mengatakan tidak memperhatikan.
Menawarkan Pilihan
Pilihan adalah tawaran yang terdiri dari dua atau lebih opsi, salah satu harus dipilih oleh anak. Ketika ia memilih berilah pujian. Bila ia menawarkan opsi ke tiga, terimalah kalau hal itu dapat dilakukan. Bila anak menolak untuk memilih, katakan bahwa anda yang akan memilihkan baginya. Misalnya:
Ibu : Mau membaca terlebih dahulu atau menulis?
Anak : Tidak mau belajar!
Ibu : Kalau adik tidak mamilih, ibu saja yang pilihkan!”
Pemberitahuan
Pemberitahuan adalah pernyataan yang memberi tahu anak bahwa ia harus segera menghentikan kegiatannya dan melakukan kegiatan lain.
Komang sedang bermain game dikomputer dan mamanya menginginkan dia mematikan komputer karena waktunya mengerjakan PR. Maka yang perlu dilakukan adalah meminta Komang mematikan computer: “Komang, matikan komputer 10 menit lagi waktunya mengerjakan PR”. Setelah 10 menit kemudian: Komang, sekarang waktunya mengerjakan PR.”
Membuat Kesepakatan
Kesepakatan adalah perjanjian untuk memberikan suatu hak istimewa sebagai imbalan suatu perilaku atau tugas.
Contoh:
Jevon mengatakan ingin menonton TV.
“ Jevon, boleh menonton TV setelah mengrjakan PR.”
3.      Menghadapi Perilaku yang Tidak Dapat ditolerir
Memberi perintah
Perintah adalah pernyataan sederhana agar anak memulai atau menghentikan suatu perilaku. Adapun caranya adalah:
Ø Lakukan kontak mata.
Ø Katakan perilaku yang kita ingin agar anak mengerjakan.
Ø Buatlah pernyataan bukan pertanyaan.
Ø Gunakan suara yang tegas dan netral.
Tehnik Kaset Rusak
Tehnik kaset rusak adalah pengulangan perintah ketika anak mencoba untuk mengalihkan perhatian orang tua dengan argument. Gunakan konsekuensi bila ia juga melakukan tehnik kaset rusak.
Ayah : Komang waktunya berangkat sekolah!
Anak : hem…main komputer.
Ayah : Komang waktunya berangkat sekolah!
Anak : belum! main komputer.
Ayah : Komang waktunya berangkat sekolah!
Peringatan dan Konsekuensi
Peringatan dan konsekuensi adalah pernyataan mengenai akibat yang akan diberikan pada anak kecuali ia mulai menghentikan perilaku tertentu. Konsekuensi digunakan bila anak mengabaikan perintah.
Contoh:
Galbi bermain sepeda seharian sampai lupa belajar!
Orang tua memberi peringatan:
           “Galbi berhenti bermain sepeda, ayo pulang waktunya belajar! (Galbi mengabaikan dan terus bermain sepeda)
“Galbi, Berhenti bermain sepeda atau ibu akan larang Galbi bermain sepeda!”
Time out
Time out adalah konsekuensi yang dapat digunakan untuk perilaku yang tidak dapat ditoleransi. Jika merasa sangat kesal dan takut kehilangan kontrol, berika time out bagi orang tua dan anak untuk menenangkan diri. Time out dilakukan dengan membiarkan anak di suatu ruangan yang tenang. Gunakan kalimat positif misalnya “Tenangkan dirimu dulu sampai kamu merasa lebih baik”.



BAB II
MENGATASI PERILAKU ANAK MEMBANDEL
1.                       Faktor yang membuat anak membandel
Penyebab utama manusia melakukan tindakan-tindakan kenakalan memang karena adanya pengaruh setan dari golongan jin di hati manusia.  Namun di luar itu ternyata ada banyak hal-hal atau faktor-faktor non gaib yang memicu perbuatan nakal dari anak-anak dan remaja muda-mudi.  Agar anak tidak berubah menjadi anak nakal, maka sebagai orangtua kita harus menjaga anak-anak kita dari faktor penyebabnya sebisa mungkin.  Karena tindakan kenakalan anak mungkin saja bisa berakibat fatal yang menyebabkan orang lain menderita lahir dan batin.
Beberapa Hal / Faktor yang Menyebabkan Anak Menjadi Bandel, Nakal, :
1. Karakter Individual
Seorang anak bisa saja memang diciptakan Tuhan sebagai anak yang bandel.  Apa pun yang dilakukan untuk mengubah sifat anak yang nakal tersebut tidak akan banyak membuahkan hasil.  Anak yang memang dilahirkan sebagai anak nakal akan merasa senang jika berbuat nakal dan merasa tidak nyaman ketika tidak melakukan hal-hal yang dianggap orang-orang di sekitarnya sebagai perbuatan yang tidak baik.  Anak yang nakal bisa berubah dengan sendirinya dengan hidayah atau petunjuk dari Tuhan.
2. Kurang Kasih Sayang
Anak yang merasa kurang diperhatikan oleh orangtua atau anggota keluarganya bisa melakukan hal-hal yang tidak semestinya dengan harapan agar mendapatkan perhatian sesuai dengan yang dikehendakinya.  Setelah perhatian yang diinginkan diraih maka tindak kenakalan anak seperti ini bisa hilang dengan sendirinya.  Oleh sebab itu sejak dini hindari kurang memberi kasih sayang kepada anak kandung sendiri.  Selain anak kita sendiri kita pun hendaknya memberikan perhatian dan kasih sayang kita kepada anak-anak yang kurang kasih sayang dari keluarganya agar tidak terjerumus pada hal-hal yang tidak baik yang bersifat negatif.
3. Pengaruh Keluarga
Keluarga yang memiliki anggota yang memiliki sikap dan perilaku yang buruk bisa menularkan pengaruh buruknya kepada anak.  Anak yang terbiasa melihat hal-hal negatif bisa menganggap bahwa hal yang negatif tersebut boleh dilakukannya kepada semua orang.  Akibatnya anak bisa melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat di lingkungannya.  Yang lebih parah lagi jika sang anak sampai meniru perbuatan bejad keluarganya yang bertentangan dengan hukum dan juga ajaran agamanya.
4. Pengaruh Pergaulan
Anak yang tadinya bersikap baik bisa berubah menjadi nakal ketika memilih teman yang salah.  Salah memilih teman biasa disebut dengan istilah salah pergaulan.  Anak baik yang memilih teman-teman yang menjunjung tinggi nilai-nilai yang salah bisa mengubah anak yang baik tersebut menjadi anak yang tidak baik.  Oleh karenannya para orangtua harus selalu memantau pergaulan anak-anaknya agar tidak salah bergaul dengan anak-anak yang senang melakukan hal-hal yang tidak terpuji.
5. Pengaruh Budaya Lingkungan
Lain tempat lain juga budayanya.  Sesuatu yang di suatu tempat dianggap sebagai sesuatu hal yang wajar dan bahkan dianggap sebagai hal yang baik belum tentu dianggap sama di daerah yang lain.  Jika bisa, maka pilihlah lingkungan yang selalu menjaga penerapan nilai-nilai yang baik pada warga masyarakatnya.  Jangan tinggal dengan lingkungan masyarakat yang tidak perduli dengan kebobrokan moral warga masrakatnya agar tidak mempengaruhi anak-anak kita nantinya.
6. Pengaruh Pendidikan
Salah didik bisa membuat anak menjadi nakal.  Jika guru dan pihak sekolah membiarkan begitu saja berbagai tindak kenakalan anak didiknya maka bisa berpengaruh buruk pada anak-anak yang baik.  Anak yang nakal semakin merajalela dan yang baik bisa ikut-ikutan menjadi nakal dan bahkan juga menjadi korban kenakalan dari rekan-rekannya di sekolah atau di kampus tempat kuliah.  Yang paling parah lagi yaitu jika pemerintah atau pihak yang berwenang mengatur sistem pendidikan menerapkan sistem yang bisa membuat anak menjadi anak yang tidak baik.
7. Pengaruh Media Massa dan Sosial Media
Maraknya pengaruh negatif lewat media massa turut dapat memperparah kenakalan anak-anak kita.  Belum lagi ditambah dari pengaruh-pengaruh buruk jejaring sosial atau sosial media yang sangat sulit untuk difilter.  Dibutuhkan bimbingan orangtua yang intensif, guru, tetangga, masyarakat dan juga pihak-pihak terkait agar anak bisa memahami mana-mana yang baik dan mana-mana yang tidak baik sehingga anak bisa menjaga dirinya sendiri dari serangan pengaruh negatif yang sangat sulit dibendung di era teknologi yang serba modern sekarang ini.
8. Pengaruh Alisan Sesat
Saat ini ada aliran-aliran sesat yang mengatasnamakan agama yang menyebarkan paham-paham sesatnya kepada generasi muda kita.  Anak-anak baik yang masih kecil maupun yang sudah remaja yang terkena pengaruh sesatnya bisa dicuci otaknya sehingga menjadi individu baru yang berbeda pemahaman hidupnya.  Anak-anak yang berhasil dipengaruhi akhirnya diperbudak untuk membela kepentingan seseorang atau golongan tertentu dengan menganggap orang lain di luar organisasinya sebagai orang-orang yang pantas untuk dizalimi termasuk keluarganya sendiri.  Waspadalah penuh dengan aliran sesat semacam ini karena bisa jadi ada di sekitar kita tanpa pernah kita sadari.
9. Pengaruh Zat Adiktif dan Pengaruh Narkoba
Orang yang sudah ketagihan dengan sesuatu bisa menyebabkan anak tersebut melakukan tindakan-tindakan yang seharusnya tidak boleh dilakukan.  Misalnya mencuri, memalak, menipu, membegal, merampok, menodong, mencopet, menjambret, dan lain sebagainya.  Tidak hanya sebatas narkoba, rokok, minuman beralkohol (miras), dan sebangsanya saja, namun juga pada ketagihan main game permainan, hobi, dan lain-lain.
10. Pengaruh Cinta
Rasa cinta bisa membuat seseorang kehilangan akal sehatnya.  Itulah mengapa seseorang bisa melakukan perbuatan nakal ketika sedang jatuh cinta.  Anak-anak yang beranjak dewasa bisa mengalami jatuh cinta.  Anak-anak bisa berubah menjadi dewasa atau baligh walaupun secara usia masih di bawah umur 17 tahun.  Karena secara agama seseorang dianggap dewasa ketika menginjak usia 15 tahun kalender hijriah atau bahkan kurang, jika secara fisik maupun psikis telah menunjukkan tanda-tanda baligh.



2.                       Cara mendidik / mengatasi anak yang membandel
Cara mendidik anak nakal memang tidak mudah dan memerlukan sedikit usaha ekstra jika dibandingkan dengan mendidik anak yang memiliki kepribadian yang biasa- biasa saja bahkan lebih cenderung mudah diatur. Dalam penerapannya, banyak sekali orang tua yang tidak mampu sabar dalam mengendalikan anak yang nakal dan mereka cenderung melakukan kekerasan kepada anak sebagai salah satu solusi terbaik dalam mendisiplinkan anak yang nakal. Sebagian besar orang tua mungkin menganggap bahwa hal ini merupakan hal yang benar, namun apakah demikian? Benarkah mendidik anak yang nakal dengan jalan kekerasan akan membuat mereka menjadi lebih disiplin? Jawabannya tentu tidak. Mendisiplinkan anak yang nakal dengan jalan kekerasan justru akan membuat anak semakin tidak takut dengan siapapun, bahkan cenderung menjadi bandel. Dalam hal ini, orang tua harus menerapkan cara yang berbeda dalam menghadapi anak yang nakal namun bukan dengan jalan melakukan kekerasan seperti main pukul terhadap anak, karena hal tersebut akan berdampak sangat buruk pada pertumbuhan anak. Untuk mendisiplinkan anak yang nakal. Terdapat beberapa cara yang perlu diterapkan agar anak mnjadi disiplin dan sembuh dari kenakalannya. Setiap orang tua tentu menginginkan anaknya yang nakal menjadi disiplin, bukan? Hal ini karena memiliki anak yang nakal terkadang membuat orang tua depresi karena merasa salah dalam mendidik anak.
  Disadari atau TIDAK, penyebab anak menjadi penurut atau bahkan menjadi nakal memang sedikit banyak terjadi karena campur tangan orang tua dalam menerapkan pola asuh kepada anak. Untuk itu, bagi para rang tua khususnya para ibu yang memiliki anak yang nakal, hendaknya kita harus siap dan lebih sabar dalam mengembalikan kepribadian anak menjadi pribadi yang disiplin yang taat. Lantas bagaimanakah cara mendidik anak yang nakal agar mereka mamp menjadi anak yang patuh dan disiplin sehingga dapat membanggakan kedua orang tuanya? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kali ini kita akan membahas mengenai seputar anak yang nakal, penyebab anak menjadi nakal serta bagaimana cara mengatasi anak yang nakal sehingga mereka dapat kembali menjadi anak yang disiplin dan patuh terhadap kedua orang tuanya.
Sebelum mengetahui cara mendidik anak yang nakal, pertama kali yang harus diketahui oleh orang tua adalah dengan mencari tahu apa yang menjadi penyebab sang anak menjaid nakal.  Terdapat beberapa sebab mengenai anak yang tumbuh menjadi anak yang nakal pada usia- usia tertentu yang pada awalnya mereka sebenarnya adalah anak yang baik. Di antara sebab- sebab tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
1.            Ketika masih bayi atau berusia sekitar di bawah lima tahun, anak sudah dibiasakan oleh orang tua dengan menuruti semua kemauan anak. Hal ini sering terjadi terutama bagi orang tua yang tidak tega melihat anakanya menangis sehingga mereka lebih memilih untuk menuruti apa yang  diinginkan sang anak. Dengan memanjakan anak seperti ini, secara tidak langsung orang tua tengah mendidik anak menjadi anak yang semua keinginannya harus dipenuhi dan jika tidak, mereka akan mengancam kedua orang tuanya dengan mengeluarkan jurus andalan, yakni menangis. Hal inilah yang membuat sang anak tumbuh menjadi pribadi yang nakal ketika mereka memasuki usia pra sekolah. Mereka akan senang merengek dan tak jarang dari mereka yang berteriak- teriak meminta dibelikan sesuatu tanpa mempedulikan kondisi orang tua saat itu. Yang terpenting adalah kebutuhannya, apapun keadaannya. Dengan membiasakan anak dimanja sejak kecil, akan menumbuhkan pribadi yang egois.
2.            Orang tua tidak menegur sang anak bahkan cenderung mentertawai mereka pada saat mereka mengucapkan kata- kata yang tidak patut. Hal ini tak jarang pula terjadi pada masyarakat kita terutama dari kalangan orang tua yang kurang berpendidikan. Mereka cnderung membiarkan dan mentertawakan anak mereka ketika anak- anak mereka berkata yang tidak sopan dan bahkan berkata- kata kotor. Dengan sikap orang tua yang                                                               
3.            Kurangnya penerapan pelajaran ruhani kepada sang anak. Sebagai orang tua, tentu kita semua tahu bahwa agama merupakan satu- satunya pegangan hidup yang mampu menuntun seseorang untuk menuju ke arah yang lebih baik. Hal ini perlu ditanamkan kepada anak sejak dini. Apabila anak tidak diperkenalkan mengenai agama semenjak ia masih kecil, maka ia akan tumbuh menjadi pribadi yang tak terkendali sehingg tak jarang dari mereka yang tumbuh menjadi anak yang nakal.
4.            Terlalu sering bertengkar di hadapan sang anak juga merupakan salah satu faktor utama anak tumbuh menjadi anak yang nakal. Kejadian ini sering dialami oleh orang tua yang memiliki kehidupan rumah tangga yang kurang harmonis dimanamereka terlalu sering brtengkar di hadapan sang anak sehingga sang anak berpikir bahwa keluarga mereka dipenuhi dengan kebencian- kebencian yang mengakibatkan sang anak menjadi berontak sebagai bentuk protes terhadap perilaku kedua orang tuanya. Apabila kita mengamati anak- anak di sekitar kita yang kedua orang tuanya memiliki kehidupan rumah tangga yang kurang harmonis, maka hal ini sering kita jumpai pada anak- anak mereka.
5.            Terlalu sering memberikan uang saku yang berlebihan kepada sang anak dan memfasilitasi mereka dengan hal- hal yang sesungguhnya tidak terlalu mereka butuhkan juga menjadi penyebab utama sang anak tumbuh menjadi pribadi yang nakal. Hal ini biasanya terjadi di kota- kota besar yang mana anak tumbuh di dalam sebuah keluarga yang kedua orang tuanya merupakan orang- orang yang fokus pada karir. Orang tuasemacam itu cenderung memfasilitasi anak- anaknya dengan segala kelebihan dan kecukupan dengan menganggap bahwa mereka tidak membutuhkan kasih sayang dengan terpenuhinya hal- hal tersebut. Padahal, membiasakan anak dengan barang mewah justru akan membuat mereka tumbuh menjadi pribadi yang kurang memiliki jiwa sosial dan tak jarang dari mereka akan tumbuh menjadi anak yang nakal dan tak terkendali.
Kelima faktor di atas merupakan beberapa dari sekian banyak faktor yang dapat menyebabkan anak menjadi nakal. Setelah mengetahui beberapa faktor yang membuat anak tumbuh menjadi anak yang nakal, maka langkah orang tua selanjutnya adalah dengan mulai menghentikan kebiasaan yang menjadi penyebab anak menjadi nakal tersebut dengan menerapkan beberapa cara mendidik anak nakal. Perlu diingat bahwa mengembalikan anak nakal menjadi penurut tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, terlebih ketika mereka masih berusia anak- anak. Untuk itu, terdapat beberapa langkah yang harus ditempuh oleh orang tua dalam mengatasi anak- anak yang nakal.
Cara pertama yang dapat ditempuh dalam mengatasi anak yang nakal adalah dengan menetapkan peraturan- peraturan yang tegas di rumah untuk membatasi perilaku anak yang dirasa sudah terlewat batas. Pada tahap pertama hal ini tentu akan sangat sulit diterima oleh sang anak, namun dengan menerapkan hukuman, maka mau tidak mau sang anak akan mematuhi peraturan- peraturan yang ditetapkan oleh kedua orang tua. Yang perlu menjadi catatan dalm hal ini adalah tegas bukan berarti keras, namun lebih ke arah bijaksana. Penerapan hukuman yang diberikan kepada anak bukan dalam bentuk kekerasan fisik, melainkan dalam bentuk lain seperti memotong uang jajan, mengurangi waktu bermain serta mencabut beberapa fasilitas yang biasanya digunakan oleh anak seperti menghentikan untuk memakai sepeda selama beberapa hari, dan lain- lain. Hal ini akan membuat anak berfikir untuk lebih memilih mematuhi peraturan daripada mendapatkan konsekuensi yang ia anggan merugikan dirinya sendiri.
 Cara kedua yang dapat diterapkan dalam memberikan treatment terhadap anak yang nakal adalah dengan membrikan anak suatu tanggung jawab dalam skala ringan yang sesuai dengan usia mereka. Sebagai contoh, apabila anak terbiasa dengan menaruh sepatu, tas dan tidak berganti seragam sepulang sekolah, maka anak akan kehilangan sepatunya atau tas atau barang kesayangannya yang lain. Dengan melatih anak untuk membiasakan diri menaruh peralatan sekolah pada tempatnya serta berganti baju sepulang sekolah, maka anak akan merasa bertanggung jawab penuh atas dirinya sendiri sehingga lama kelamaan anak akan cenderung menjadi anak yang bertanggung jawab. Dengan demikian, anak yang nakal terutama yang tidak disiplin akan berubah menjadi anak yang disiplin serta penuh tanggung jawab.
Selain menetapkan peraturan- peraturan, tak ada salahnya jika orang tua menjadi pendengar yang baik bagi sang anak karena bisa jadi sang anak menjadi nakal akibat kurangnya perhatian dari orang tua atau anak tidak memiliki tempat untuk bercerita mengenai apa yang dialaminya sehari- hari. Luangkanlah waktu brsma sang anak untuk mendengarkan apa yang menjadi keluh kesah sang anak dan berikanlah solusi terbaik dari permasalahan yang sedang mereka hadapi. Dengan menjadi pendengar dan penasehat yang baik, hati anak yang semula kaku dan berontak akan luluh karena mereka akan berfikir bahwa ternyata masih ada orang yang mau mendengarkan perkataannya. Jangan selalu menjadi penasehat yang menuturi sang anak dengan petuah- petuah, namun jadilah pendengar yang baik pula bagi mereka. Dengan demikian, kenakalan mereka perlahan- lahan akan mereda.
Dalam menarik anak yang nakal agar ia kembali menjadi anak yang baik, perlu diingat bahwa orang tua hendaknya tidak terlalu kasar kepada anak, namun tidak terlalu lembut kepada mereka. Bersikaplah di tengah- tengah, yakni tetap lembut namun juga tegas terhadap mereka apabila mereka melakukan kesalahan. Dengan demikian, sang anak akan menyadari kesalahan- kesalahan yang mereka lakukan dan mereka akan mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk bagi mereka. Sehingga, sang anak akan mampu mengendalikan diri mereka sendiri dan akan tumbuh menjadi pribadi yang memiliki jiwa yang stabil dan berpendirian kuat. Dengan menerapkan beberapa solusi untuk menghentikan anak yang nakal dan mengubah mereka menjadi anak yang baik dan patuh, maka orang tua akan mendapatkan anak yang baik, berkepribadian serta memiliki tata krama yang terpuji dalam masyarakat. Untuk mewujudkan itu semua, hendaknya mulai sekarang orang tua perlu menerapkan  beberapapenyebab dan cara mendidik anak nakal.
Mendisiplinkan anak yang nakal dan membuat mereka mematuhi semua perkataan kita, tidak bisa dilakukan dengan jalan kekerasan. Justru sebaliknya, hal ini malah akan membuat anak anda semakin liar dan tidak takut dengan siapapun. Dalam hal ini orangtua harus mampu menerapkan pola asuh dan cara mendidik anak yang nakal menjadi patuh dan penurut namun tidak dilakukan dengan jalan kekerasan seperti main pukul, main cubit atau ancaman, sebab hal-hal ini akan berdampak buruk terhadap pertumbuhan anak. Nah, berikut ini terdapat beberapa cara untuk mendisiplinkan anak yang nakal agar bisa patuh dan menjadi penurut pada orangtuanya.

1. Tidak Memberikan Predikat "Nakal" Pada Anak

Sewaktu anda sering mendapati anak anda sulit sekali diatur dan seringkali rewel sewaktu diberikan nasihat dan pengertian, maka jangan terburu-buru memberikan mereka predikat 'anak nakal', 'anak bandel' dan lain sebagainya. Tahukah anda, predikat nakal yang anda berikan pada mereka akan membuat mereka tidak percaya diri dengan lingkungannya. Selain itu, predikat yang terlanjur anda berikan pada anak ini akan membuat mereka seperti diberikan sebuah label yang terus melekat dalam diri mereka sehingga membuat mereka merasa sia-sia saat mereka menjadi anak yang baik.
Daripada menghakimi dan memberikannya predikat demikian, ada baiknya jika sewaktu anak melakukan kesalahn segera dekati anak anda dan pegang pundaknya lalu berikan mereka pengertian untuk tidak melakukan kesalahan tersebut karena hal tersebut adalah perbuatan yang tidak terpuji. Jangan lewatkan berikan tatapan mata pada anak anda dan buatlah mereka berjanji untuk tidak mengulangi hal tersebut.

2. Jadilah Contoh yang Baik

Untuk membuat anak bisa berubah, anda harus memberikan contoh yang baik terlebih dahulu. Berikan ia contoh mengenai perilaku yang baik, bagaimana seharusnya bersikap, dan bertindak ketika menghadapi sesuatu. Kita tidak bisa menghentikan kenakalan anak hanya dengan berteriak dan berbicara keras, jika hal itu yang kita lakukan, maka anak hanya akan takut dan tidak ingin menuruti kata kata kita.
Ketika anda mengharapkan anak anda bisa tumbuh dan menjadi seorang anak dengan perilaku yang bersahaja dan baik, maka perbaiki terlebih dahulu sikap kita dan jadilah contoh yang baik untuk mereka. Pelajaran paling jitu yang bisa diberikan pada anak tidak hanya terbatas pada teori dan nasihat, namun juga harus dibarengi dengan praktik dan kenyataan. Selain itu, anak-anak umumnya akan meniru apa yang mereka saksikan. Jika perbuatan dan perilaku kita tidak sesuai dengan norma yang berlaku maka jangan heran jika anak anda bisa sangat nakal dan sulit diatur.

3. Bersikaplah yang Lembut

Saat anak melakukan kesalahan apalagi perbuatan tersebut dilakukan didepan umum yang membuat kita malu, rasanya kita ingin sekali memarahi mereka. Namun, sebagai orangtua yang baik, tidak seharusnya kita melampiaskan amarah seketika ditempat yang sama apalagi disaksikan banyak orang. Kesalahan yang diperbuat anak anda bisa mungkin adalah ketidak sengajaan yang membuat mereka khilaf, untuk itu kendalikan amarah anda dan tanyakan pada mereka mengapa hal tersebut bisa sampai mereka lakukan. Setelah itu, baru berikan nasihat dan sampaikanlah dengan lembut. Anak anda bisa jadi merasa malu dan bersalah dengan masalah yang ia buat, untuk itu jangan perparah penyesalannya dengan caci makian anda yang akan membuat mereka semakin tertekan.

4. Tetapkan Aturan dan Berikan Sanksi yang Tegas

Cara lain dalam menghadapi dan mendidik anak yang bandel dan nakal agar menjadi seseorang yang penurut dan patuh adalah dengan menetapkan aturan untuk membatasi perilaku anak-anak. Selain itu, berlakukan sanksi yang tegas untuk mereka. Namun tentunya tidak dengan menggunakan cara kekerasan yang akan menyakiti anak dan membuat mereka berada dalam bahaya. Misalkan ketika anda memberlakukan peraturan jam belajar dari jam 7 sampai jam 8,  sementara anak anda sibuk bermain game di komputernya. Maka berikan ia sanksi seperti mengambil komputernya dan tidak mengizinkan ia bermain game sampai waktu belajar dimalam hari diselesaikannya. Dengan begini anak akan dengan perlahan menyelesaikan kewajibanya sebelum mengambil hak-haknya.

5. Jadilah Orangtua yang Konsisten

Berhentilah memberikan toleransi pada anak-anak sewaktu aturan yang anda terapkan dilanggarnya. Semakin banyak toleransi yang anda berikan akan membuat anak lebih leluasa melanggar semua peraturan yang telah anda buat untuk mereka. Dengan begitu mereka akan cenderung menjadi pembangkang dan sulit diatur.
Untuk itulah, cobalah menjadi orangtua yang konsisten pada semua perturan yang anda perbuat. Dengan ketegasan dan sifat konsisten pada diri anda akan membuat anak segan untuk melanggar peraturan yang anda buat karena ada sanksi yang harus mereka tanggung untuk semuanya.
Pada intinya, diakui atau tidak, penyebab anak menjadi penurut atau bahkan menjadi nakal sedikit banyak dipengaruhi oleh campur tangan orangtua dalam menerapkan pola asuh pada anak. Untuk itu, pola asuh ibu dalam mendidik anak akan menentukan karakter mereka. Cara diatas diharapkan mampu membantu dalam mendisiplinkan anak-anak yang bandel dan nakal menjadi anak yang patuh dan penurut. Hanya saja, tetap kesabaran adalah kunci utama keberhasilan dari poin ini. 
6.                       Pahami anak terlebih dahulu
Berkata kasar dan berteriak tentu saja tidak diperbolehkan ketika kita menghadapi anak yang bandel. Sebaliknya, kita amat disarankan untuk melakukan pemahaman terlebih dahulu secara menyeluruh mengenai sebab kondisi anak dan mengepa ia berperilaku seperti itu. Anak yang nakal ataupun bandel bisa saja disebabkan karena frustasi, kesepian, atau sedang mencemaskan sebuah hal. Dengan mengidentifikasi akar masalah, maka kita bisa menemukan solusi yang terbaik untuk anak.
Juga, akan sangat penting untuk membicarakan mengenai perkara masalah yang menimpa anak, bagaimana solusi masalah yang diinginkan oleh anak, dan selesaikan masalah tersebut secara bersama.
7.                       Bijaksana di hadapan anak
Biasakan untuk berperilaku baik dan bijaksana dalam menghadapi kenakalan seorang anak. Ketika kita  berperilaku baik, maka anak akan segan dan bukan malah semakin membangkang. Peringati anak dengan sangat lembut agar setiap kemarahan dapat diatasi dengan baik dan tunjukan perilaku positif apabila anak anda sedang melakukan suatu hal yang menakjubkan. Anak akan mengetahui bagaimana kita memperlakukannya, dan mereka berpeluang untuk mencontoh hal tersebut.

BAB III
PENUTUP

A.                     Kesimpulan
Bentuk perilaku bermasalah yang dilakukan oleh anak bukanlah tanpa adanya suatu alasan. Mereka melakukannya karena ada alasan tertentu. Apapun bentuk yang dilakukan anak sebenarnya mereka belum dapat bertindak dewasa, maka dari itulah kewajiban guru untuk membawa anak ke jalan yang lurus, anak diajak untuk berada dalam fase-fase perkembangannya. Selain itu sikap yang ditunjukan anak yang dianggap bermasalah janganlah diberi sanksi yang keras karena itu akan membuat mereka lebih keras dan semakin memberontak. Mereka sebenarnya membutuhkan bimbingan dan bantuan yang tepat agar mereka tidak terhambat proses perkembangannya dan anak mampu mengerjakan tugasnya untuk mencapai suatu pencapaian belajar yang diinginkan.

B.                      Saran
Kami berharap pendidik mampu berperan dengan baik dalam menjalankan tugasnya sebagai guru dan orangtua. Mencewrdaskan anak bangsa dan mendidik serta membimbing anak bangsa kepada perilaku yang arif dan bijaksana. Dengan cara pendidik memperhatikan setiap perkembangan anak dan mencari solusi serta bantuan yang tepat jika menemui anak yang sedang mengalami kesulitan belajar dikarenakan adanya masalah yang menghambat perkembangannya.




DAFTAR PUSTAKA

Musbikin imam, “ Mendidik anak nakal ” Oktober 2005.
Jakarta : Mirta Pusaka Derek wood, dkk 
“ Kiat mengatasi gangguan belajar pada anak ”
Jogjakarta : Kata hati Drs Agus Sujanto,

“ Psikologi Perkembangan ” Surabaya : Rineka cipta

1 komentar: