Rabu, 22 Februari 2017

Strategi Pembelajaran Berpusat Pada Anak


Puji syukur kami panjatkan pada yang maha kuasa yang telah memberikan berkat serta karunianya kepada saya, sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah ini yang berjudul  ”Strategi Pembelajaran Yang Berpusat Pada Anak“ yang tepat pada waktunya sebagai tugas mata kuliah Kurikulum Dan Bahan Ajar AUD. Saya mengucapkan terimakasih kepada Dosen Bidang Study Kurikulum Dan Bahan Ajar AUD,   karena atas bimbingan beliau maka kami dapat mengetahui dan mengerti bagaimana cara mengerjakan makalah yang baik dan benar. Makalah ini berisikan tentang pengertian, penjelasan serta pemaparan. Dalam penyusunan makalah ini, Saya mendapat banyak kesulitan karena kurangnya sumber serta fasilitas untuk penyusunan makalah ini, tetapi itu semua saya jadikan tantangan untuk dapat bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas ini. Saya  menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu Saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, Saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta membantu dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Oleh karena itu, sebelum dan sesudahnya Saya  ucapakan terimakasih.







DAFTAR ISI

Kata Pengantar-----------------------------------------------------------------------1
Daftar Isi -----------------------------------------------------------------------------2
BAB I
PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------------3
1.1  Latar Belakang-------------------------------------------------------------------3
1.2  Rumusan Masalah --------------------------------------------------------------4
1.3  Tujuan ----------------------------------------------------------------------------4
BAB II
PEMBAHASAN --------------------------------------------------------------------5
Strategi Pembelajaran Yang Berpusat Pada Anak ------------------------------5
BAB III
PENUTUP 
Kesimpulan -------------------------------------------------------------------------11
Saran ---------------------------------------------------------------------------------11
Daftar Pustaka ----------------------------------------------------------------------12





Problematika pendidikan yang terjadi di Indonesia masih menggunakan paradigma lama, yaitu didominasi oleh peran dan kegiatan guru. Pembelajaran di kelas masih dominan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab sehingga kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berintekrasi langsung mengemukakan pendapatnya.Proses belajar mengajar yang dilakukan juga adalah satu arah, dimana guru yang lebih aktif dalam mengajar daripada peserta didiknya. Peserta didik hanya mendengarkan penjelasan yang guru sampaikan dengan ceramah. Model pembelajaran tersebut dianggap kurang mengeksplorasi wawasan dan pengetahuan siswa.
Perubahan paradigma dalam proses yang tadinya berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) diharapkan dapat mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam membangun pengetahuan, sikap dan perilaku. Dalam proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, maka siswa memperoleh kesempatan dan fasilitas untuk membangun sendiri pengetahuannya sehingga mereka akan memperoleh pemahaman yang mendalam dan pada akhirnya dapat meningkatkan mutu kualitas siswa.
Peran guru dalam pembelajaran berpusat pada siswa adalah sebagai fasilitator yang dalam hal ini, guru memfasilitasi proses pembelajaran di kelas. Fasilitator adalah orang yang memberikan fasilitasi sehingga guru hanya memfasilitasi siswanya dalam proses kegiatan belajar mengajar.Pembelajaran yang inovatif dengan metode yang berpusat pada siswa memiliki keragaman model/metode pembelajaran yang menuntut partisipasi aktif dari siswa.
Disamping itu, Saat ini terdapat beragam inovasi baru di dalam dunia pendidikan terutama pada proses pembelajaran. Salah satu inovasi tersebut adalah konstruktivisme. Pemilihan pendekatan ini lebih dikarenakan agar pembelajaran membuat siswa antusias terhadap persoalan yang ada sehingga mereka mau mencoba memecahkan persoalannya.
Maka dari permasalahan tersebut akan di buat makalah yang akan membahas tentang konsep pembelajaran berpusat pada siswa dan pembelajaran konstruktivis. Hal ini ditujukan agar dapat mengembangkan keaktifan siswa dalam mengkonstruk pengetahuannya sendiri, sehingga dengan pengetahuan yang dimilikinya peserta didik bisa lebih memaknai pembelajaran karena dihubungkan dengan konsepsi awal yang dimiliki siswa dan pengalaman yang siswa peroleh dari lingkungan kehidupannya sehari-hari.

1.    Bagaimana konsep dasar pada pendekatan pembelajaran berpusat pada siswa ?
2.    Apa karakteristik pembelajaran berpusat pada siswa ?
3.    Sebutkan model pembelajaran yang berada pada pendekatan berpusat pada siswa
4.    Apakah prinsip – prinsip pendekatan pembelajaran berpusat pada siswa ?
5.    Apa keunggulan dan kelemahan pendekatan pembelajaran berpusat pada siswa ?

Berdasarkan perumusan masalah yang akan di tanyakan sebagai panduan dalam pembuatan makalah ini, Perlu kiranya memerlukan tujuan pembahasan sebagai jawaban atas perumusan masalah. Adapun tujuan pembahasan sebagai berikut :
1.    Untuk mengetahui konsep dasar pada pendekatan pembelajaran berpusat pada siswa
2.    Untuk mengetahui karakteristik pembelajaran berpusat pada siswa
3.    Untuk mengetahui model pembelajaran yang berada pada pendekatan berpusat pada siswa
4.    Untuk mengetahuiprinsip – prinsip pendekatan pembelajaran berpusat pada siswa
5.    Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan pendekatan pembelajaran berpusat pada siswa


Pembelajaran berpusat pada siswa merupakan pembelajaran yang lebih berpusat pada kebutuhan, minat, bakat dan kemampuan siswa, sehingga pembelajaran akan menjadi sangat bermakna. Dengan pendekatan pembelajaran berpusat pada siswa menghasilkan siswa yang berkepribadian, pintar, cerdas, aktif, mandiri, tidak bergantung pada pengajar, melainkan mampu bersaing atau berkompetisi dan memiliki kemampuan komunikasi yang lebih baik[1]. Berikut adalah pengertian Student Centered Learning yang dipaparkan menurut para ahli, yaitu :
• Kember (1997)
SCL (Student Centered Learning)merupakan sebuah kutub proses pembelajaran yang menekankan siswa sebagai pembangun pengetahuan sedangkan kutub yang lain adalah guru sebagai agen yang memberikan pengetahuan sebagai fasilitator saja.
• Harden dan Crosby (2000)
SCL(Student Centered Learning) menekankan pada siswa sebagai pembelajar dan apa yang dilakukan siswa untuk sukses dalam belajar dibanding dengan apa yang dilakukan oleh guru.
Dalam pengajaran Student-centered, fokus pada murid dan murid yang lebih aktif berperan. Pengajar hanya berperan sebagai fasilitator. Student-centered adalah suatu proses dimana murid membangun pengetahuan, lebih menekankan pada diskusi dan independent study.
Dalam menerapkan konsep Student-Centered Leaning, peserta didik diharapkan sebagai peserta aktif dan mandiri dalam proses belajarnya, yang bertanggung jawab dan berinitiatif untuk mengenali kebutuhan belajarnya, menemukan sumber-sumber informasi untuk dapat menjawab kebutuhannya, membangun serta mempresentasikan pengetahuannya berdasarkan kebutuhan serta sumber-sumber yang ditemukannya.
 Landasan teori SCL adalah teori konstruksivistik yang berasal dari teori belajar menurut Piaget (1983), Jhon Dewey (1933) dan Burner (1961) yang menekankan proses pembelajaran pada perubahan tingkah laku peserta didik itu sendiri dan mengalami langsung bagaimana membentuk konsep belajar dan memahami.
Instruksi dan perencanaan Student-centered adalah pada siswa, bukan guru. Dalam sebuah studi, persepsi siswa terhadap lingkunganpembelajaran yang positif dan hubungan interpersonal dengan guru merupakan faktor paling penting yang memperkuat motivasi dan prestasi murid. (Santrock, 2004)
Dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatanStudent Centered Learning (SCL) adalah suatu model pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai pusat dari proses belajar dan guru sebagai fasilitator. Artinya Student Centered Learning (SCL) merupakan sebuah sistem pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan cara, guru memberikan suatu permasalahan yang sesuai dengan materi dan kemudian siswa ditugaskan untuk memecahkan masalah tersebut dengan bantuan berupa tips-tips dari sang guru dan referensi yang ada.
Jadi, sistem ini adalah sistem yang sangat luar biasa dan benar-benar akan menciptakan siswa yang berpotensi untuk menjadi ilmuwan “jika penerapannya dilakukan dengan benar”.

Pembelajaran yang berpusat pada siswa menyertakan karakteristik-karakteristik berikut ini (Jacobsen, 2009: 228-229):
a.    Siswa-siswa berada dalam pusat proses pembelajaran; sedangkan guru mendorong mereka untuk bertanggung jawab terhadap pembelajaran mereka sendiri.
b.      Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri
c.       Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses pembelajaran berjalan lancar.
Disamping itu SCL (Student Centered Learning) adalah merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a.       Siswa belajar secara individu maupun kelompok untuk membangun pengetahuan dengan cara mencari dan menggali sendiri informasi dan teknologi yang dibutuhkan secara aktif tidak hanya asal menerima pengetahuan secara pasif.
b.      Pendidik atau guru membantu peserta didik mengakses informasi, menata dan mentransfernya guna menemukan solusi terhadap permasalahan yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
c.       Siswa tidak hanya kompeten dalam bidang ilmu yang diterimanya tetapi juga kompeten dalam belajar. Dengan kata lain siswa tidak hanya menguasai mata pelajaran tetapi mereka juga mampu untuk belajar bagaimana belajar (how to learn).
d.      Belajar di maknai sebagai belajar sepanjang hayat, suatu keterampilan dalam kegiatan belajar mengajar
e.       Belajar termasuk di dalamnya adalah memanfaatkan teknologi yang tersedia, baik berfungsi sebagai sumber informasi pembelajaran maupaun sebagai alat memberdayakan peserta didik dalam mencapai ketrampilan yang utuh secara intelektual, emosional dan psikomotorik yang dibutuhkan.
 Sedangkan guru-guru yang menggunakan pembelajaran yang berpusat pada siswa cenderung menciptakan lingkungan pembelajaran dengan karakteristik sebagai berikut:
a.      Suasana Kelas Yang Hangat Dan Mendukung
b.      Siswa Diminta Untuk Hanya Mengerjakan Pekerjaan Yang Bermanfaat
c.       Siswa Diminta Untuk Mengerjakan Yang Terbaik Yang Mereka Dapat Lakukan
d.      Siswa Diminta Untuk Mengevaluasi Pekerjaannya
e.       Kualitas Pekerjaan Yang Baik Selalu Menimbulkan Perasaan Senang
f.       Pekerjaan yang berkualitas tidak pernah destruktif




Berikut terdapat beberapa model pembelajaran yang cocok digunakan untuk pembelajaran pendekatan berpusat pada siswa, antara lain :
1.      Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Menurut Sunal dan Hans dalam Isjoni (2009:15) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada siswa agar bekerja sama selama proses  pembelajaran.Sedangkan menurut Sugiyanto (2010:37) mengemukakan bahawa Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
2.      Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)
Pengertian discovery learning menurut Jerome Bruner adalah metode belajar yang mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan dan menarik kesimpulan dari prinsip-prinsip umum praktis contoh pengalaman. Dan yang menjadi dasar ide Jerome Bruner ialah pendapat dari  piaget yang menyatakan bahwa anak harus berperan secara aktif didalam belajar di kelas. Untuk itu Bruner memakai cara dengan apa yang disebutnya discovery learning, yaitu dimana murid mengorganisasikan bahan yang dipelajari dengan suatu bentuk akhir[2].
Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran discovery learning adalah model pembelajaran yang mengatur sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang belum diketahuinya itu tidak melalui  pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri. Beberapa variasi dalam model pembelajaran penemuan atau discovery learning diantaranya sebagai berikut :






Terdapat 8 prinsip dalam pembelajaran berpusat pada siswa McCombs, 2001; McCombs & Quiat, 2001), antara lain :
1.      Tanggung Jawab
Siswa mempunyai tanggung jawab pada pelajarannya sehingga siswa diharapkan akan lebih berusaha dan lebih termotivasi dalam memaknai pelajarannya.
2.      Peran Serta
Siswa harus berperan aktif dalam pembelajaran sehingga dapat mengembangkan potensinya secara maksimal dan mendorong bertumbuhnya kreativitas dan inovasi.
7.      Keadilan
Semua siswa mempunyai hak yang sama untuk tumbuh dan berkembang dan diharapkan semua siswa dapat bersama-sama berhasil mencapai tujuan secara maksimal. 
8.      Mandiri
Semua siswa harus mengembangkan segala kecerdasannya (intelektual, emosi, moral, dsb) karena guru hanya fasilitator dan narasumber
9.      Berfikir Kritis Dan Kreatif,
Siswa harus menggunakan segala kecerdasan intelektual dan emosinya yang berwujud kreativitas, inovasi, dan analisa untuk mengatasi berbagai tantangan.
10.  Komunikatif,
Siswa harus menggunakan kemampuannya berkomunikasi baik lisan maupun tertulis karena boleh jadi siswa melihat konsep dengan cara yang berbeda sebagai hasil pengalaman hidupnya, sehingga diperlukan media dan sarana yang efektif untuk menyamakan presepsi.
11.  Kerjasama
Kondisi dimana para peserta didik dapat saling bersinergi dan saling mendukung pencapaian keberhasilan atau tujuan yang ditetapkan dalam pembelajaran.
12.  Integritas
Siswa harus menunjukkan perilaku moralitas tinggi, dan percaya diri dalam melaksanakan segala sesuatu yang diyakininya dalam kegiatan belajarnya.


Berikut terdapat keunggulan dan kelemahan pembelajaran berpusat pada siswa. Model pembelajaran student center, pada saat ini diusulkan menjadi model pembelajaran yang sebaiknya digunakan karena memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan yaitu[3] :
Keunggulannya, antara lain :
1.      Siswa akan dapat merasakan bahwa pembelajaran menjadi miliknya sendiri karena diberi kesempatan yang luas untuk berpartisipasi
2.      Siswa memiliki motivasi yang kuat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran;
3.      Tumbuhnya suasana demokratis dalam pembelajara sehingga akan terjadi dialog dan diskusi untuk saling belajar-membelajarkan di antara siswa
4.      Dapat menambah wawasan pikiran dan pengetahuan bagi guru karena sesuatu yang dialami dan disampaikan siswa mungkin belum diketahui sebelumnya oleh guru
5.      Mengaktifkan siswa
6.      Mendorong siswa menguasai pengetahuan
7.      Mengenalkan hubungan antara pengetahuan dan dunia nyata
8.      Mendorong pembelajaran secara aktif dan berpikir kritis
9.      Mengenalkan berbagai macam gaya belajar
10.  Memperhatikan kebutuhan dan latar belakang pembelajar
11.  Memberi kesempatan pengembangan berbagai strategi assessment
Kelemahannya, antara lain :
1.      Sulit diimplementasikan pada kelas besar (jumlah siswa banyak)
2.      Memerlukan waktu lebih banyak
3.      Tidak cocok untuk siswa yang tidak terbiasa aktif, mandiri, dan demokratis.



Pembelajaran student centered learning (SCL) adalah model pembelajaran yang berfokus pada siswa sehingga peran pengajar hanya sebagai fasilitator dalam proses belajar. Model pembelajaran student centered learning (SCL), menjadikan siswa mampu untuk menjadi peserta didik yang aktif dan mandiri dalam proses belajarnya, yang bertanggungjawab dan memiliki inisiatif untuk mengenali kebutuhan belajarnya, yang menemukan sumber-sumber informasi untuk dapat menjawab pertanyaannya.
Terdapat dua model pada pembelajaran berpusat pada siswa yaitu pembelajaran kooperatif dan pembelajaran discovery learning.Pembelajaran yang inovatif dengan metode yang berpusat pada siswa memiliki keragaman model/metode pembelajaran yang menuntut partisipasi aktif dari siswa.

1.    Diharapkan kepada para pembaca agar memberikan kritikan dan saran terhadap makalah yang dibaca demi perbaikan selanjutnya.
2.    Diharapkan kepada para pembaca khususnya guru bisa menjadikan model pembelajaran ini (Student Centered Learning) sebagai salah satu alternatif dalam proses pembelajaran








Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatis-Progresif : Konsep,
  Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan

1 komentar: