Sabtu, 25 Februari 2017

Membatik dan Origami Bagi Anak Usia Dini

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan pada yang maha kuasa yang telah memberikan berkat serta karunianya kepada kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang berjudul  ” Membatik dan Origami Bagi Anak Usia Dini “  yang tepat pada waktunya sebagai tugas mata kuliah. Seni Keterampilan Anak. Kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen Bidang Study Seni keterampilan anak,  karena atas bimbingan beliau maka kami dapat mengetahui dan mengerti bagaimana cara mengerjakan makalah yang baik dan benar. Makalah ini berisikan tentang pengertian, penjelasan serta pemaparan. Dalam penyusunan makalah ini, Kami mendapat banyak kesulitan karena kurangnya sumber serta fasilitas untuk penyusunan makalah ini, tetapi itu semua kami jadikan tantangan untuk dapat bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas ini. Kami  menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta membantu dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Oleh karena itu, sebelum dan sesudahnya kami ucapakan terimakasih.



DAFTAR ISI

Kata Pengantar---------------------------------------------------------------------------1
Daftar Isi ---------------------------------------------------------------------------------2
BAB I -------------------------------------------------------------------------------------3
PENDAHULUAN ----------------------------------------------------------------------3
BAB II-------------------------------------------------------------------------------------4
MEMBATIK DAN ORIGAMI BAGI AUD-----------------------------------------4
Membatik bagi anak usia dini----------------------------------------------------------4
Origami bagi anak usia dini ------------------------------------------------------------7
BAB III----------------------------------------------------------------------------------18
PENUTUP ------------------------------------------------------------------------------18
Kesimpulan -----------------------------------------------------------------------------18
Saran -------------------------------------------------------------------------------------18
Daftar Pustaka --------------------------------------------------------------------------19









BAB 1
PENDAHULUAN
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Salah satu bidang pengembangan yang penting dalam kesiapan belajar dikemudian hari adalah fisik motorik halus.Perlu diketahui bahwa kemampuan motorik halus sangat penting karena berpengaruh pada segi pembelajaran lainnya. Faktor fisik motorik mempunyai peranan penting bagi keberhasilan anak dalam belajar terutama dalam pembelajaran menulis hal ini dapat menjadi bekal untuk ke tingkat lebih lanjut. Tahapan perkembangan fisik motorik halus anak usia 4 – 5 tahun, anak mulai mengendalikan otot- otot tangan dan jari – jarinya salah satunya mampu membatik dan melipat kertas menjadi sebuah bentuk. Aktivitas melipat kertas memiliki kelebihan terutama melatih motorik anak diantaranya: untuk kehidupan sehari-hari seperti: kemampuan memegang, menggenggam, meremas dan untuk megikuti pelajaran akademik Permainan membatik dan origami ini nantinya akan banyak membantu anak dalam Kegiatan membatik dan melipat kertas bertujuan melatih konsentarasi anak dalam menentukan lipatanlipatan ( Mulyani dan Gracinia 2007:10). konsep permainan origami dan membatik untuk melatih ketrampilan tanggan anak - anak dan motorik anak dikenalkanolehFriendrich Frobel dari Jerman padatahun1800,MenurutSukmajati (2010:9)


BAB II
MEMBATIK DAN ORIGAMI BAGI ANAK USIA DINI
1.                       Membatik bagi Anak Usia Dini
A.                     Pengertian Membatik
Membatik adalah suatu teknik berkarya seni/kerajinan tangan yang umumnya dibuat dari bahan kertas, dengan tujuan untuk menghasilkan aneka bentuk mainan, hiasan, benda fungsional, alat peraga dan kreasi lainnya.(http://id.wikipedia.org/wiki/membatik).
Membatik Bagi anak usia Taman Kanak-kanak membatik merupakan salah satu bentuk kegiatan bermain kreatif yang menarik dan menyenangkan. Melalui kegiatan ini dapat mengembangkan kopetensi pikir imajinasi, rasa seni dan ketrampilan anak. Secara khusus kegiatan melipat bertujuan untuk melatih daya ingatan, pengamatan, ketrampilan tangan, mengembangkan daya fantasi kreasi, ketelitian, kerapian dan perasaan keindahan.
Adapun kreativitas membatik yang dimaksudkan disini adalah kegiatan berlatih membuat suatu bentuk/model yang hasilnya bisa diterapkan pada kertas gambar dengan ditambahkan hiasan dan guntingan kertas berwarna atau dibuat hiasan gantung dengan ditambahkan tali/benang serta bisa digunakan untuk mainan.
B.                      Kegiatan Membatik Bagi Anak Usia Dini
1) Membatik dengan pastel
Bahan dan alat yang digunakan untuk membatik dengan pastel antara lain pastel, tinta atau cat air, kertas gambar, palet, dan kuas.
Langkah pembuatannya antara lain sebagai berikut:
a) Membuat sketsa desain dengan pensil pada kertas gambar.
b) Mewarnai gambar sket desain dengan goresan garis-garis menggunakan pastel dengan tebal atau padat agar tidak tembus cat air atau tinta.
c) Bila pewarnaan pastel telah selesai kemudian disaputkan warna tinta atau cat air dengan kuas secara acak atau bebas mengenai semua gambar pastel. Warna pastel tidak tertutup oleh tinta atau cat air karena pastel anti air.
d) Apabila pastel warna terang atau warna muda maka warna tinta atau cat airnya gelap. Begitu juga sebaliknya sehingga penggambaran motif batik akan tampak jelas.
Bentuk penyajian batik pastel adalah sebagai berikut:
a) Beberapa karya seni batik ditempel pada kertas gambar atau karton yang lebar dan diberi garis bingkai pada masing-masing motif batik.
b) Kertas gambar atau karton dilapisi plastik atau mika dengan direntangkan yang kuat sehingga terkesan seperti kaca.
2) Membatik sederhana.
a) Alat dan bahan
- Kain
- Cat warna
- Baskom
- Air
b) Cara membuat
- Siapkan air dalam wadah atau baskom yang berdiameter 30 cm.
- Taburi cat diatas baskom sesuai dengan keinginan (lebih banyak warna lebih baik), cat tidak terlalu banyak.
- Aduk cat dalam baskom agar tidak menggumpal.
- Kemudian dengan cepat meletakkan kain diatas baskom yang berisi cat dan angkat.
- Jemur hingga kering kain yang telah melengket dengan cat.
- Rangkailah kain sesuai dengan keinginan (dapat berupa taplak meja, sarung bantal dll)
3) Membatik dengan menggunakan teknik tutup celup
a) Bahan dan alat
- Kain : jenis kain blaco, mori prima, primissina.
- Cairan warna wenter, naptul, cat printing.
- Karet gelang (pengikat)
- Bejana warna (panci, ember)
b) Cara membuat
- Membuat bentuk dengan variasi ikatan pada kain.
- Mencelup kain yang terikat tersebut pada cairan warna.
- Bila ingin warna lain sebagai ikatan dilepas lantas dicelup lagi pada cairan yang berwarna lain.
- Celupkan berkali-kali sesuai dengan warna yang dikehendaki.
- Setelah proses celupan warna selesai, semua ikatan dilepas.
- Hasil karya seni celup dijemur dan diseterika agar halus.

















2.                       Origami Bagi Anak Usia Dini
A.                     Pengertian Origami
Origami adalah salah satu seni kebudayaan di Jepang selain aikido sebagai seni bela diri ataupun ikebana yang merupakan seni merangkai bunga. Di Indonesia sendiri origami bukanlah hal yang baru lagi. Hampir di setiap TK mengajarkan teknik melipat kertas kepada anak didiknya. Dan origami ini menjadi salah satu pelajaran kreativitas yang menyenangkan bagi anak-anak. Ternyata tak hanya menjadi pelajaran nan menyenangkan saja, origami juga memberikan manfaat terhadap tumbuh kembang anak. Layaknya mengaktifkan otak, motorik halus dan meningkatkan kreativitas anak. Pada hakekatnya origami adalah dunia yang sangat dekat dengan anak-anak. Selain aktifitasnya, sebagian besar model origami sangat disukai karena dibentuk menjadi miniatur atau merepresentasikan berbagai ragam benda.
Origami merupakan seni membuat bentuk yang tercipta dengan cara melipat kertas. Kata origami berasal dari bahasa Jepang, ori berasal dari kata kerja oru yang berarti melipat dan gami yang berarti kertas. Bahan yang dibutuhkan untuk berkreasi dengan origami adalah kertas. Hampir semua jenis kertas dapat digunakan untuk origami. Kertas origami standard merupakan kertas tipis dengan ukuran 15cm x 15cm. Kertas tersebut memiliki suatu warna tertentu pada satu sisinya, sedangkan sisi lainnya tidak berwarna atau putih. Sebagian besar model origami dibuat dengan menggunakan kertas berbentuk bujur sangkar. Walau begitu, ada juga model-model yang dibuat dengan menggunakan kertas berbentuk persegi panjang, segitiga, bahkan lingkaran. Para seniman origami sering bereksperimen dengan beragam jenis kertas, baik itu kertas origami, kertas fancy, kertas kado, kertas koran, bahkan kertas bekas sekalipun (Paat, 2012).
Tujuan dari seni ini adalah untuk mengubah kertas menjadi bentuk-bentuk lipatan melalui teknik-teknik melipat dan dengan demikian penggunaan lem tidak diperlukan dalam origami. Dasar dari lipatan origami sebenarnya sederhana, namun lipatan dasar tersebut dapat dikombinasikan dengan variasi yang berbeda sehingga membentuk suatu lipatan yang rumit.
Origami merupakan seni membuat bentuk yang tercipta dengan cara melipat kertas. Kata origami berasal dari bahasa Jepang, ori berasal dari kata kerja oru yang berarti melipat dan gami yang berarti kertas. Bahan yang dibutuhkan untuk berkreasi dengan origami adalah kertas. Hampir semua jenis kertas dapat digunakan untuk origami. Kertas origami standard merupakan kertas tipis dengan ukuran 15cm x 15cm. Kertas tersebut memiliki suatu warna tertentu pada satu sisinya, sedangkan sisi lainnya tidak berwarna atau putih. Sebagian besar model origami dibuat dengan menggunakan kertas berbentuk bujur sangkar. Walau begitu, ada juga model-model yang dibuat dengan menggunakan kertas berbentuk persegi panjang, segitiga, bahkan lingkaran. Para seniman origami sering bereksperimen dengan beragam jenis kertas, baik itu kertas origami, kertas fancy, kertas kado, kertas koran, bahkan kertas bekas sekalipun (Paat, 2012).
Tujuan dari seni ini adalah untuk mengubah kertas menjadi bentuk-bentuk lipatan melalui teknik-teknik melipat dan dengan demikian penggunaan lem tidak diperlukan dalam origami. Dasar dari lipatan origami sebenarnya sederhana, namun lipatan dasar tersebut dapat dikombinasikan dengan variasi yang berbeda sehingga membentuk suatu lipatan yang rumit.



B.                      Jenis Jenis Origami
a. Origami Bergerak (Action Origami)
Origami tidak hanya terdiri dari objek diam, tetapi ada yang bergerak. Biasanya gerakan origami dibantu dengan tangan untuk membuat gerakan seperti terbang, melayang, mengepakkan sayap, melompat, atau membuka mulut. Contoh origami aksi yang populer adalah origami kodok yang dapat melompat jika ujung belakangnya di tekan, pesawat terbang atau senjata rahasia ninja yang bisa terbang jika dilempar.
b. Origami Moduler (Modular Origami)
Origami modular disebut juga origami 3D (tiga dimensi). Origami modular adalah origami yang tersusun dari beberapa lipatan kertas yang berbentuk sama.
Biasanya lipatan modul berbentuk sederhana, namun untuk menyusunnya menjadi objek tertentu biasanya cukup sulit.
c. Origami Basah (Wet-Folding Origami)
Origami basah adalah seni melipat kertas dimana kertas yang digunakan dilembabkan atau dibasahi. Setelah bentuk origami selesai kemudian dibiarkan kering. Kertas yang lembab lebih mudah dibentuk menurut geometri yang lebih fleksibel dibandingkan dengan kertas kering. Keterampilan seniman origami basah tidak hanya melipat tetapi juga membentuk permukaan objek seperti lekukan dan tonjolan.
d. Origami Murni (Pureland Origami)
Origami murni adalah jenis seni melipat kertas dengan aturan yang ketat yaitu hanya boleh menggunakan lipatan langsung. Jenis origami ini dikembangkan oleh seniman origami Inggris yang bernama John Smith pada tahun 1970-an untuk membantu orang belajar origami atau orang yang mempunyai keterbatasan fisik motorik.
e. Kirigami
Dalam seni origami tradisional tidak dikenal istilah kirigami, istilah kirigami baru dikenal pada abad ke-20. Kirigami adalah seni melipat dan memotong kertas untuk membentuk objek seni. Sebagian orang memasukkan kirigami sebagai bagian dari origami karena kemiripan nama dan adanya unsur melipat kertas pada seni ini.
Adapun jenis origami yang digunakan dalam penelitian ini yaitu origami murni (pureland origami) dengan membuat bentuk-bentuk sederhana seperti bentuk perahu, burung, bunga tulip, dompet, baju, tas, tempat surat dan lain-lain.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas penggunaan kertas lipat (origami) dalam meningkatkan kreativitas pada anak. Adapun hipotesis yang diajukan adalah penggunaan kertas lipat (origami) dapat meningkatkan kreativitas pada anak. Anak yang menggunakan kertas lipat (origami) mempunyai kreativitas yang lebih tinggi daripada anak yang tidak menggunakan kertas lipat (origami).
Efektifitas penggunaan kertas lipat (origami) dalam meningkatkan kreativitas pada anak
Setiap anak dilahirkan memiliki potensi kreatif. Hal ini terlihat pada tahun-tahun pertama sampai anak berusia lima tahun. Pada masa-masa perkembangan yang kritis ini sangat penting bagi anak untuk memperoleh dorongan dalam mengembangkan kreativitasnya. Menurut Hurlock (1999), perkembangan kreativitas dipengaruhi oleh dorongan dari lingkungan, sarana yang mendukung perkembangan kreativitas anak, lingkungan yang merangsang, dan kesempatan untuk memperoleh pengetahuan. Semua hal tersebut kemungkinan besar dapat diperoleh anak saat mereka mulai bersekolah, di samping lingkungan keluarga yang juga ikut berperan dalam mengembangkan kreativitas anak. Faktor lingkungan seperti keluarga dan sekolah dapat berfungsi sebagai pendorong dalam pengembangan kreativitas anak (Munandar, 1999).
Pada usia dini, pendidikan prasekolah adalah tempat yang kondusif untuk mengembangkan kreativitas anak karena dengan program-program yang ada di lembaga pendidikan prasekolah mengajarkan banyak ketrampilan yang memberikan kebebasan pada anak untuk berkreasi sehingga hal ini akan mengembangkan kreativitas anak. Anak-anak diberikan kesempatan untuk memperoleh banyak pengetahuan baru. Anak-anak juga bebas menggunakan fasilitas seperti mainan untuk merangsang kreativitasnya (Ramli, 2005).
Mengingat dunia anak adalah dunia bermain, dimana anak belajar sambil bermaian (learning by playing), maka bermain dapat menjadi alternatif untuk mengembangkan kreativitas anak. Terlebih lagi pada anak usia sekolah, kegiatan bermain cukup dominan dilakukan, sebagaimana dinyatakan oleh Hurlock (1999) bahwa salah satu ciri anak usia sekolah adalah usia bermain, dimana anak memiliki minat dan kegiatan bermain yang luas. Maka permainan dapat menjadi alternatif upaya mendorong kreativitas anak, karena disamping bermain diyakini dapat meningkatkan kreativitas anak, bermain juga merupakan salah satu ciri khas pada anak usia sekolah. Salah satu sarana bermain untuk mengembangkan kreativitasnya yaitu dengan menggunakan kertas lipat (orgami).
Proses kreatif ketika bermain kertas lipat (origami) hanya akan terjadi jika dibangkitkan melalui masalah yang memacu pada perilaku kreatif yakni, fluency (kelancaran), yaitu kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan dengan cepat. Ketika bermain kertas lipat (origami), pertama-tama anak akan berfikir membuat suatu bentuk sesuai dengan tema yang diberikan kemudian memulai dengan melipat kertas sesuai dengan keinginannya. Flexibility (keluwesan), kemampuan untuk menghasilkan berbagai macam ide guna memecahkan masalah di luar kategori yang biasa. Ketika bermain kertas lipat (origami), anak akan membuat berbagai macam bentuk-bentuk yang beragam sesuai dengan tema yang diberikan. Anak dapat menghasilkan bentuk lebih dari satu dengan bentuk yang berbeda dalam satu tema.
Originality (keaslian), kemampuan untuk mencetuskan gagasan yang unik atau luar biasa. Ketika bermain kertas lipat (origami), anak akan membuat bentuk yang berbeda dengan temannya. Bentuk yang dibuat merupakan bentuk-bentuk dari hasil pemikirannya sehingga menghasilkan bentuk yang unik dan apik. Elaboration (keterperincian), kemampuan dalam mengembangkan gagasan dan menambahkan detail-detail dari suatu objek. Ketika bermain kertas lipat (origami), anak akan menambahkan ciri-ciri serta detail-detail dari bentuk yang dibuatnya. Oleh karena itu, penggunaan kertas lipat (origami) dapat meningkatkan kreativitas pada anak
C.                     Manfaat Origami Pada Anak
Wanita yang pernah mengajar origami di Ashihara Syougakko (SD) di Toyohashi Aichi, Jepang ini mengungkapkan beberapa manfaat berorigami bagi anak-anak. Seperti:
-Melatih motorik halus pada anak sekaligus sebagai sarana bermain yang aman, murah, menyenangkan dan kaya manfaat.
-Lewat origami anak belajar membuat mainannya sendiri, sehingga menciptakan kepuasan dibanding dengan mainan yang sudah jadi dan dibeli di toko mainan.
-Membentuk sesuatu dari origami perlu melewati tahapan dan proses tahapan ini tak pelak mengajari anak untuk tekun, sabar serta disiplin untuk mendapatkan bentuk yang diinginkan.
-Lewat origami anak juga diajarkan untuk menciptakan sesuatu, berkarya dan membentuk model sehingga membantu anak memperluas ladang imajinasi mereka dengan bentukan origami yang dihasilkan.
-Apa yang dirasakan anak-anak ketika berhasil menciptakan sesuatu dari tangan mungil mereka? Kebanggaan dan kepuasan sudah pasti. Terlebih lagi anak belajar menghargai dan mengapresiasi karya lewat origami.
-Belajar membaca diagram/gambar, berpikir matematis serta perbandingan (proporsi) lewat bentuk-bentuk yang dibuat melalui origami adalah salah satu keuntungan lain dari mempelajari origami.
 Selain manfaat-manfaat tadi, bermain origami juga melatih anak berkomunikasi, mengungkapkan apa yang dipikirannya serta memberikan waktu bermain yang menyenangkan bersama orangtua. Seperti mengkomunikasikan bentuk apa yang tercipta dari selembar kertas yang dilipat atau anak akan berlatih bertanya kepada orangtua bila terganjal kesulitan di tengah jalan. Dari selembar kertas, permainan lipat-melipat anak mendapat segudang manfaat dari origami. Bagaimana dengan Anda, siap bermain origami bersama anak? Origami memang bukan hanya mainan anak-anak, seperti yang telah dinyatakan oleh seniman origami dari Kanada Josep Wu pada pertemuan origamer dunia di Tokyo. Namun tak dipungkiri bahwa origami memang sangat dekat dengan dunia anak-anak. Sebagian di antara model origami jelas sangat disukai mereka dan juga sangat sesuai dengan dunia anak. Aktifitas origami itu sendiri ternyata juga sangat disenangi oleh hampir semua anak-anak. Maka bagi orang tua yang sudah mengerti manfaat dan nilai positifnya bagi mereka, tentu tidak akan melewatkan aktifitas, sarana dan kesempatan ini begitu saja. Berikut ini beberapa alasan dan sekaligus manfaat berorigami untuk mereka.
1. Anak belajar meniru/mengikuti arahan
Ketika seorang anak mengikuti tahap demi tahap lipatan dengan baik, maka sebenarnya ia telah belajar bagaimana mengikuti petunjuk dan arahan baik dari orang tua, instruktur, maupun dari gambar/foto origami. Dari sanalah ia belajar membuat sesuatu dari cara yang paling mendasar yakni meniru.
2. Anak belajar berkreatifitas
Origami memang dunia kreatifitas. Begitu banyak model origami, baik model tradisional maupun model dari karya-karya terbaru. Seorang anak tinggal memilih model apa dan mana yang ia sukai. Seiring dengan itu, jika anak sudah mulai mahir melipat dan sudah banyak model yang ia lipat, maka pada saat tertentu nanti akan muncul gagasan ingin membuat sesuatu dari teknik-teknik lipatan yang telah dikenalnya. Ini artinya ia belajar berkreasi untuk menghasilkan sesuatu.
3. Anak belajar berimajinasi
Model origami biasanya juga merupakan miniatur dari makhluk dan benda-benda kebutuhan hidup. Modelnya merupakan hasil dari imajinasi para pembuatnya. Ada model-model yang sangat jelas atau sangat natural dari bentuk-bentuk atau model-model kehidupan. Namun ia juga kadang begitu abstrak sehingga lebih diperlukan imajinasi yang kuat untuk menangkapnya. Seorang anak akan belajar berimajinasi melalui origami ini. Apalagi ketika ia telah mencoba berkreasi dengan sesuatu bentuk yang baru tanpa meniru atau mengikuti diagramnya.

4. Anak belajar berkarya (seni)
Origami adalah seni melipat kertas, sehingga ketika seorang anak membuat origami berarti ia telah belajar berkarya (seni). Seni di sini bisa diartikan dalam dua hal, yakni pertama seni melipatnya (teknik dan cara melipatnya, prosesnya pada setiap tahapan, dsb), yang kedua adalah modelnya itu sendiri yang menjadi karya seni. Hasil karya origami jelas dapat dimasukkan dalam seni visual (visual art). Penggunaan jenis ragam dan warna kertas akan menjadikan model yang juga berbeda, termasuk komposisi yang diinginkannya.
5. Anak belajar menghargai/mengapresiasi
Bicara soal karya dan seni, tentu tidak lepas dari kata apresiasi dan penghargaan. Mempraktekkan origami berarti juga belajar mengapresiasi sebuah cabang karya seni dari seni visual. Seorang anak ketika berorigami berarti juga akan belajar mengapresiasi seni dan keindahan sejak dini, artinya ia juga belajar kehalusan jiwa.
6. Anak belajar membuat model
Origami adalah melipat kertas untuk membuat suatu model. Maka ketika seorang anak berorigami, ia sedang belajar membuat dari selembar kertas (atau lebih) menjadi sebuah model sesuai dengan kemampuan dan kesukaannya. Model dalam origami sangatlah banyak dan terus berkembang seiring dengan karya-karya baru yang dihasilkan oleh para pelipat. Namun model origami yang disukai anak biasanya adalah model origami tradisional yang berupa mainan (miniatur) binatang, pesawat (anak laki-laki), rumah dan alat rumah tangga (anak wanita) dan sebagainya. Model origami untuk anak ini, biasanya terdiri dari lipatan sederhana dengan sedikit tahapan dalam diagramnya. Namun tidak menutup kemungkinan, seorang anak yang telah banyak mencoba jenis lipatan akan bisa membuat model origami yang mempunyai tingkat kesulitan tinggi. Semakin banyak mencoba jenis lipatan, seorang anak tentu dapat membuat model origami lebih banyak lagi.
7. Anak belajar membuat mainannya sendiri
Banyak model origami yang dapat digunakan untuk bermain anak, misalnya kodok lompat, piring terbang, bola besar, pesawat-pesawat terbang, perahu, kuda berputar, suara tembakan, baling-baling, model peralatan rumah mulai lemari, kursi, meja dipan, dan lain-lain. Model-model itu umumnya dapat cukup dibuat dari selembar kertas saja. Untuk model tertentu yang berukuran besar bisa menggunakan kertas koran, seperti untuk membuat topi, bola besar, pesawat dan lain-lain. Perlu digaris-bawahi bahwa dalam berorigami, melipatnya itu sendiri adalah bagian dari bermain, setelah menjadi model, juga dapat dimainkan baik sendiri atau bersama.
8. Anak belajar membaca diagram/gambar
Belajar origami, selain melalui bimbingan seorang guru atau instruktur, dapat pula melalui animasi atau melalui diagram dari sebuah buku origami. Jadi seorang anak dapat membuat origami dengan mengikuti diagram yang ada dalam buku, meski harus dipilih dan disesuaikan dengan tingkat kemampuannya. Ini diharapkan agar anak tidak kesulitan untuk menyelesaikannya. Bahkan dianjurkan, bila kemampuan sang anak masih tahap pemula, baiknya senantiasa didampingi orang dewasa, agar ketika mendapat kesulitan ada yang membantu untuk menyelesaikannya. Yang pasti, semakin sering anak berlatih melalui diagram-diagram yang ada, maka akan meningkat pula kemampuan membaca diagramnya termasuk pengenalan terhadap jenis lipatan yang digunakan. Proses membaca diagram akan merangsang logikanya untuk memikirkan rangkaian tahapan hingga selesai.

9. Anak belajar menemukan solusi bagi persoalannya
Sebuah diagram origami terdiri dari beberapa tahapan, dimana setiap tahapannya merupakan rangkaian persoalan-persoalan lipatan yang beraneka ragam. Ketika seorang anak membuat origami dengan cara mengikuti alur sebuah diagram, sebetulnya dia sedang menghadapi persoalan pada setiap tahapan diagram itu. Bilamana dia berhasil mengikuti tahap demi tahap, artinya ia dapat menyelesaikan persoalan origami. Pada saat seperti itu, untuk anak umur tertentu akan berjalan logikanya, bagaimana mengikuti, membaca gambar, dan menyelesaikan persoalan-persoalan itu. Bahkan jika sudah mulai membuat karya sendiri, ia akan berusaha mencari solusi, hingga berhasil membentuk sebuah model origami yang diharapkan. Tentu ini latihan yang sangat baik bagi anak untuk belajar memecahkan persoalannya.
10. Anak belajar perbandingan (proporsi) dan berfikir matematis
Satu di antara yang sangat menentukan keindahan model origami adalah yang disebut dengan proporsi bentuk (perbandingan bentuk). Mengapa model ini atau itu mirip bentuk tertentu adalah karena teori proporsi. Tingkat keindahan sebuah model origami (meski sudah jelas modelnya) adalah juga sangat terletak pada proporsi ini. Di sisi lain jenis lipatan origami tradisional umumnya merupakan jenis lipatan berdasarkan teori matematis, artinya bukan asal lipatan (berbeda dengan banyak teknik untuk model-model kontemporer). Dengan demikian, aktifitas origami dapat membimbing seorang anak untuk mengenal konsep perbandingan bentuk dan sekaligus konsep matematis.



BAB III
PENUTUP
A.                     Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada pengaruh penggunaan membatik dan kertas lipat (origami) yang signifikan terhadap kreativitas anak yakni dapat dilihat dengan adanya perbedaan peningkatan kreativitas yang signifikan antara anak yang diberikan perlakuan bermain membatik dan kertas lipat (origami) dengan yang tidak diberikan perlakuan bermain membatik dan kertas lipat (origami). Anak yang diberikan perlakuan bermain membatik dan kertas lipat (origami) memiliki peningkatan kreativitas yang lebih tinggi daripada anak yang tidak diberikan perlakuan bermain batik dan kertas lipat (origami). Hal ini membuktikan bahwa kreativitas anak dapat ditingkatkan melalui bermain membatik dan  kertas lipat (origami).
B.                      Saran
Pada usia dini, pendidikan prasekolah adalah tempat yang kondusif untuk mengembangkan kreativitas anak karena dengan program-program yang ada di lembaga pendidikan prasekolah mengajarkan banyak ketrampilan yang memberikan kebebasan pada anak untuk berkreasi sehingga hal ini akan mengembangkan kreativitas anak. Anak-anak diberikan kesempatan untuk memperoleh banyak pengetahuan baru. Anak-anak juga bebas menggunakan fasilitas seperti mainan untuk merangsang kreativitasnya, kita sebagai guru dan orang tua harus mampu menjalurkan serta membimbing kemana arah kreatifitas anak didik kita.


DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, E.B. 1999. Psikologi Perkembangan. Jilid II Edisi ke 6. Penerjemah: Tjandrasa, M.M. Jakarta: Erlangga.
Hurlock, E.B. 1999. Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan). Jakarta: Erlangga.
Ismail, A. 2009. Education Games. Yogyakarta : Pro-U Media.
Kartono, K. 2007. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung: Mandar Maju.
Khotimah, S. H. 2010. Pengaruh Bermain Konstruktif terhadap Tingkat Kreativitas Ditinjau dari Kreativitas Afektif pada Anak Usia Sekolah. Jurnal Penelitian Psikologi. Vol. 01, No. 01, 60-74.
Latipun. 2006. Psikologi Eksperimen (edisi kedua). Malang: UMM Press.
Mulyadi, S. 2004. Bermain dan Kreativitas (Upaya Mengembangkan Kreativitas Anak Melalui Kegiatan Bermain). Jakarta: Papas Sinar Sinanti.
Munandar, U. 1999. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Munandar, U. 1999. Kreativitas dan Keberbakatan : Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Munandar, U. 1999. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah : Petunjuk Bagi Guru dan Orang Tua. Jakarta: Gramedia Widiasarana.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar