KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan pada yang
maha kuasa yang telah memberikan berkat serta karunianya kepada kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah ini yang berjudul ” Membatik dan Origami Bagi Anak Usia Dini “ yang tepat pada waktunya sebagai tugas mata
kuliah. Seni Keterampilan Anak.
Kami mengucapkan
terimakasih kepada Dosen Bidang Study Seni
keterampilan anak,
karena atas bimbingan beliau maka kami
dapat mengetahui dan mengerti bagaimana cara mengerjakan makalah yang baik dan
benar. Makalah ini berisikan tentang pengertian, penjelasan serta pemaparan. Dalam
penyusunan makalah ini, Kami
mendapat banyak kesulitan karena kurangnya sumber serta fasilitas untuk
penyusunan makalah ini, tetapi itu semua kami
jadikan tantangan untuk dapat bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami ucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah berperan serta membantu dalam penyusunan makalah
ini dari awal sampai akhir. Oleh karena itu, sebelum dan sesudahnya kami ucapakan terimakasih.
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar---------------------------------------------------------------------------1
Daftar
Isi ---------------------------------------------------------------------------------2
BAB
I -------------------------------------------------------------------------------------3
PENDAHULUAN
----------------------------------------------------------------------3
BAB
II-------------------------------------------------------------------------------------4
MEMBATIK DAN ORIGAMI
BAGI AUD-----------------------------------------4
Membatik bagi anak usia
dini----------------------------------------------------------4
Origami bagi anak usia
dini ------------------------------------------------------------7
BAB
III----------------------------------------------------------------------------------18
PENUTUP
------------------------------------------------------------------------------18
Kesimpulan
-----------------------------------------------------------------------------18
Saran
-------------------------------------------------------------------------------------18
Daftar
Pustaka --------------------------------------------------------------------------19
BAB
1
PENDAHULUAN
Pendidikan
anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang
menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik
(koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta,
kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku
serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap
perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Salah satu bidang pengembangan
yang penting dalam kesiapan belajar dikemudian hari adalah fisik motorik
halus.Perlu diketahui bahwa kemampuan motorik halus sangat penting karena
berpengaruh pada segi pembelajaran lainnya. Faktor fisik motorik mempunyai
peranan penting bagi keberhasilan anak dalam belajar terutama dalam
pembelajaran menulis hal ini dapat menjadi bekal untuk ke tingkat lebih lanjut.
Tahapan perkembangan fisik motorik halus anak usia 4 – 5 tahun, anak mulai
mengendalikan otot- otot tangan dan jari – jarinya salah satunya mampu membatik
dan melipat kertas menjadi sebuah bentuk. Aktivitas melipat kertas memiliki
kelebihan terutama melatih motorik anak diantaranya: untuk kehidupan
sehari-hari seperti: kemampuan memegang, menggenggam, meremas dan untuk
megikuti pelajaran akademik Permainan membatik dan origami ini nantinya akan
banyak membantu anak dalam Kegiatan membatik dan melipat kertas bertujuan
melatih konsentarasi anak dalam menentukan lipatanlipatan ( Mulyani dan
Gracinia 2007:10). konsep permainan origami dan membatik untuk melatih
ketrampilan tanggan anak - anak dan motorik anak dikenalkanolehFriendrich
Frobel dari Jerman padatahun1800,MenurutSukmajati (2010:9)
BAB
II
MEMBATIK
DAN ORIGAMI BAGI ANAK USIA DINI
1.
Membatik
bagi Anak Usia Dini
A.
Pengertian Membatik
Membatik
adalah suatu teknik berkarya seni/kerajinan tangan yang umumnya dibuat dari
bahan kertas, dengan tujuan untuk menghasilkan aneka bentuk mainan, hiasan,
benda fungsional, alat peraga dan kreasi lainnya.(http://id.wikipedia.org/wiki/membatik).
Membatik
Bagi anak usia Taman Kanak-kanak membatik merupakan salah satu bentuk kegiatan
bermain kreatif yang menarik dan menyenangkan. Melalui
kegiatan ini dapat mengembangkan kopetensi pikir imajinasi, rasa seni dan
ketrampilan anak. Secara khusus kegiatan melipat bertujuan untuk melatih daya
ingatan, pengamatan, ketrampilan tangan, mengembangkan daya fantasi kreasi,
ketelitian, kerapian dan perasaan keindahan.
Adapun
kreativitas membatik yang dimaksudkan disini adalah kegiatan berlatih membuat
suatu bentuk/model yang hasilnya bisa diterapkan pada kertas gambar dengan
ditambahkan hiasan dan guntingan kertas berwarna atau dibuat hiasan gantung
dengan ditambahkan tali/benang serta bisa digunakan untuk mainan.
B.
Kegiatan Membatik
Bagi Anak Usia Dini
1) Membatik dengan pastel
Bahan dan alat
yang digunakan untuk membatik dengan pastel antara lain pastel, tinta atau cat
air, kertas gambar, palet, dan kuas.
Langkah
pembuatannya antara lain sebagai berikut:
a) Membuat
sketsa desain dengan pensil pada kertas gambar.
b) Mewarnai
gambar sket desain dengan goresan garis-garis menggunakan pastel dengan tebal
atau padat agar tidak tembus cat air atau tinta.
c) Bila
pewarnaan pastel telah selesai kemudian disaputkan warna tinta atau cat air
dengan kuas secara acak atau bebas mengenai semua gambar pastel. Warna pastel
tidak tertutup oleh tinta atau cat air karena pastel anti air.
d) Apabila
pastel warna terang atau warna muda maka warna tinta atau cat airnya gelap.
Begitu juga sebaliknya sehingga penggambaran motif batik akan tampak jelas.
Bentuk
penyajian batik pastel adalah sebagai berikut:
a) Beberapa
karya seni batik ditempel pada kertas gambar atau karton yang lebar dan diberi
garis bingkai pada masing-masing motif batik.
b) Kertas
gambar atau karton dilapisi plastik atau mika dengan direntangkan yang kuat
sehingga terkesan seperti kaca.
2) Membatik
sederhana.
a) Alat dan
bahan
- Kain
- Cat warna
- Baskom
- Air
b) Cara membuat
- Siapkan air
dalam wadah atau baskom yang berdiameter 30 cm.
- Taburi cat
diatas baskom sesuai dengan keinginan (lebih banyak warna lebih baik), cat
tidak terlalu banyak.
- Aduk cat
dalam baskom agar tidak menggumpal.
- Kemudian
dengan cepat meletakkan kain diatas baskom yang berisi cat dan angkat.
- Jemur hingga
kering kain yang telah melengket dengan cat.
- Rangkailah
kain sesuai dengan keinginan (dapat berupa taplak meja, sarung bantal dll)
3) Membatik
dengan menggunakan teknik tutup celup
a) Bahan dan
alat
- Kain : jenis
kain blaco, mori prima, primissina.
- Cairan warna
wenter, naptul, cat printing.
- Karet gelang
(pengikat)
- Bejana warna
(panci, ember)
b) Cara membuat
- Membuat
bentuk dengan variasi ikatan pada kain.
- Mencelup kain
yang terikat tersebut pada cairan warna.
- Bila ingin
warna lain sebagai ikatan dilepas lantas dicelup lagi pada cairan yang berwarna
lain.
- Celupkan
berkali-kali sesuai dengan warna yang dikehendaki.
- Setelah
proses celupan warna selesai, semua ikatan dilepas.
- Hasil karya
seni celup dijemur dan diseterika agar halus.
2.
Origami
Bagi Anak Usia Dini
A.
Pengertian
Origami
Origami
adalah salah satu seni kebudayaan di Jepang selain aikido sebagai seni bela
diri ataupun ikebana yang merupakan seni merangkai bunga. Di Indonesia sendiri
origami bukanlah hal yang baru lagi. Hampir di setiap TK mengajarkan teknik
melipat kertas kepada anak didiknya. Dan origami ini menjadi salah satu
pelajaran kreativitas yang menyenangkan bagi anak-anak. Ternyata tak hanya
menjadi pelajaran nan menyenangkan saja, origami juga memberikan manfaat
terhadap tumbuh kembang anak. Layaknya mengaktifkan otak, motorik halus dan
meningkatkan kreativitas anak. Pada hakekatnya origami adalah dunia yang sangat
dekat dengan anak-anak. Selain aktifitasnya, sebagian besar model origami
sangat disukai karena dibentuk menjadi miniatur atau merepresentasikan berbagai
ragam benda.
Origami
merupakan seni membuat bentuk yang tercipta dengan cara melipat kertas. Kata
origami berasal dari bahasa Jepang, ori berasal dari kata kerja oru yang
berarti melipat dan gami yang berarti kertas. Bahan yang dibutuhkan untuk
berkreasi dengan origami adalah kertas. Hampir semua jenis kertas dapat
digunakan untuk origami. Kertas origami standard merupakan kertas tipis dengan
ukuran 15cm x 15cm. Kertas tersebut memiliki suatu warna tertentu pada satu
sisinya, sedangkan sisi lainnya tidak berwarna atau putih. Sebagian besar model
origami dibuat dengan menggunakan kertas berbentuk bujur sangkar. Walau begitu,
ada juga model-model yang dibuat dengan menggunakan kertas berbentuk persegi
panjang, segitiga, bahkan lingkaran. Para seniman origami sering bereksperimen
dengan beragam jenis kertas, baik itu kertas origami, kertas fancy, kertas
kado, kertas koran, bahkan kertas bekas sekalipun (Paat, 2012).
Tujuan
dari seni ini adalah untuk mengubah kertas menjadi bentuk-bentuk lipatan
melalui teknik-teknik melipat dan dengan demikian penggunaan lem tidak
diperlukan dalam origami. Dasar dari lipatan origami sebenarnya sederhana,
namun lipatan dasar tersebut dapat dikombinasikan dengan variasi yang berbeda
sehingga membentuk suatu lipatan yang rumit.
Origami
merupakan seni membuat bentuk yang tercipta dengan cara melipat kertas. Kata
origami berasal dari bahasa Jepang, ori berasal dari kata kerja oru yang
berarti melipat dan gami yang berarti kertas. Bahan yang dibutuhkan untuk
berkreasi dengan origami adalah kertas. Hampir semua jenis kertas dapat
digunakan untuk origami. Kertas origami standard merupakan kertas tipis dengan
ukuran 15cm x 15cm. Kertas tersebut memiliki suatu warna tertentu pada satu
sisinya, sedangkan sisi lainnya tidak berwarna atau putih. Sebagian besar model
origami dibuat dengan menggunakan kertas berbentuk bujur sangkar. Walau begitu,
ada juga model-model yang dibuat dengan menggunakan kertas berbentuk persegi
panjang, segitiga, bahkan lingkaran. Para seniman origami sering bereksperimen
dengan beragam jenis kertas, baik itu kertas origami, kertas fancy, kertas
kado, kertas koran, bahkan kertas bekas sekalipun (Paat, 2012).
Tujuan
dari seni ini adalah untuk mengubah kertas menjadi bentuk-bentuk lipatan
melalui teknik-teknik melipat dan dengan demikian penggunaan lem tidak
diperlukan dalam origami. Dasar dari lipatan origami sebenarnya sederhana,
namun lipatan dasar tersebut dapat dikombinasikan dengan variasi yang berbeda sehingga
membentuk suatu lipatan yang rumit.
B.
Jenis
Jenis Origami
a.
Origami Bergerak (Action Origami)
Origami
tidak hanya terdiri dari objek diam, tetapi ada yang bergerak. Biasanya gerakan
origami dibantu dengan tangan untuk membuat gerakan seperti terbang, melayang,
mengepakkan sayap, melompat, atau membuka mulut. Contoh origami aksi yang
populer adalah origami kodok yang dapat melompat jika ujung belakangnya di
tekan, pesawat terbang atau senjata rahasia ninja yang bisa terbang jika
dilempar.
b.
Origami Moduler (Modular Origami)
Origami
modular disebut juga origami 3D (tiga dimensi). Origami modular adalah origami
yang tersusun dari beberapa lipatan kertas yang berbentuk sama.
Biasanya
lipatan modul berbentuk sederhana, namun untuk menyusunnya menjadi objek
tertentu biasanya cukup sulit.
c.
Origami Basah (Wet-Folding Origami)
Origami
basah adalah seni melipat kertas dimana kertas yang digunakan dilembabkan atau
dibasahi. Setelah bentuk origami selesai kemudian dibiarkan kering. Kertas yang
lembab lebih mudah dibentuk menurut geometri yang lebih fleksibel dibandingkan
dengan kertas kering. Keterampilan seniman origami basah tidak hanya melipat
tetapi juga membentuk permukaan objek seperti lekukan dan tonjolan.
d.
Origami Murni (Pureland Origami)
Origami
murni adalah jenis seni melipat kertas dengan aturan yang ketat yaitu hanya
boleh menggunakan lipatan langsung. Jenis origami ini dikembangkan oleh seniman
origami Inggris yang bernama John Smith pada tahun 1970-an untuk membantu orang
belajar origami atau orang yang mempunyai keterbatasan fisik motorik.
e.
Kirigami
Dalam
seni origami tradisional tidak dikenal istilah kirigami, istilah kirigami baru
dikenal pada abad ke-20. Kirigami adalah seni melipat dan memotong kertas untuk
membentuk objek seni. Sebagian orang memasukkan kirigami sebagai bagian dari
origami karena kemiripan nama dan adanya unsur melipat kertas pada seni ini.
Adapun
jenis origami yang digunakan dalam penelitian ini yaitu origami murni (pureland
origami) dengan membuat bentuk-bentuk sederhana seperti bentuk perahu, burung,
bunga tulip, dompet, baju, tas, tempat surat dan lain-lain.
Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas penggunaan kertas lipat
(origami) dalam meningkatkan kreativitas pada anak. Adapun hipotesis yang
diajukan adalah penggunaan kertas lipat (origami) dapat meningkatkan
kreativitas pada anak. Anak yang menggunakan kertas lipat (origami) mempunyai
kreativitas yang lebih tinggi daripada anak yang tidak menggunakan kertas lipat
(origami).
Efektifitas
penggunaan kertas lipat (origami) dalam meningkatkan kreativitas pada anak
Setiap
anak dilahirkan memiliki potensi kreatif. Hal ini terlihat pada tahun-tahun
pertama sampai anak berusia lima tahun. Pada masa-masa perkembangan yang kritis
ini sangat penting bagi anak untuk memperoleh dorongan dalam mengembangkan
kreativitasnya. Menurut Hurlock (1999), perkembangan kreativitas dipengaruhi
oleh dorongan dari lingkungan, sarana yang mendukung perkembangan kreativitas
anak, lingkungan yang merangsang, dan kesempatan untuk memperoleh pengetahuan.
Semua hal tersebut kemungkinan besar dapat diperoleh anak saat mereka mulai
bersekolah, di samping lingkungan keluarga yang juga ikut berperan dalam
mengembangkan kreativitas anak. Faktor lingkungan seperti keluarga dan sekolah
dapat berfungsi sebagai pendorong dalam pengembangan kreativitas anak
(Munandar, 1999).
Pada
usia dini, pendidikan prasekolah adalah tempat yang kondusif untuk
mengembangkan kreativitas anak karena dengan program-program yang ada di
lembaga pendidikan prasekolah mengajarkan banyak ketrampilan yang memberikan
kebebasan pada anak untuk berkreasi sehingga hal ini akan mengembangkan
kreativitas anak. Anak-anak diberikan kesempatan untuk memperoleh banyak
pengetahuan baru. Anak-anak juga bebas menggunakan fasilitas seperti mainan
untuk merangsang kreativitasnya (Ramli, 2005).
Mengingat
dunia anak adalah dunia bermain, dimana anak belajar sambil bermaian (learning
by playing), maka bermain dapat menjadi alternatif untuk mengembangkan
kreativitas anak. Terlebih lagi pada anak usia sekolah, kegiatan bermain cukup
dominan dilakukan, sebagaimana dinyatakan oleh Hurlock (1999) bahwa salah satu
ciri anak usia sekolah adalah usia bermain, dimana anak memiliki minat dan
kegiatan bermain yang luas. Maka permainan dapat menjadi alternatif upaya
mendorong kreativitas anak, karena disamping bermain diyakini dapat
meningkatkan kreativitas anak, bermain juga merupakan salah satu ciri khas pada
anak usia sekolah. Salah satu sarana bermain untuk mengembangkan kreativitasnya
yaitu dengan menggunakan kertas lipat (orgami).
Proses
kreatif ketika bermain kertas lipat (origami) hanya akan terjadi jika
dibangkitkan melalui masalah yang memacu pada perilaku kreatif yakni, fluency
(kelancaran), yaitu kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan dengan cepat.
Ketika bermain kertas lipat (origami), pertama-tama anak akan berfikir membuat
suatu bentuk sesuai dengan tema yang diberikan kemudian memulai dengan melipat
kertas sesuai dengan keinginannya. Flexibility (keluwesan), kemampuan untuk
menghasilkan berbagai macam ide guna memecahkan masalah di luar kategori yang
biasa. Ketika bermain kertas lipat (origami), anak akan membuat berbagai macam
bentuk-bentuk yang beragam sesuai dengan tema yang diberikan. Anak dapat
menghasilkan bentuk lebih dari satu dengan bentuk yang berbeda dalam satu tema.
Originality
(keaslian), kemampuan untuk mencetuskan gagasan yang unik atau luar biasa.
Ketika bermain kertas lipat (origami), anak akan membuat bentuk yang berbeda
dengan temannya. Bentuk yang dibuat merupakan bentuk-bentuk dari hasil
pemikirannya sehingga menghasilkan bentuk yang unik dan apik. Elaboration
(keterperincian), kemampuan dalam mengembangkan gagasan dan menambahkan
detail-detail dari suatu objek. Ketika bermain kertas lipat (origami), anak
akan menambahkan ciri-ciri serta detail-detail dari bentuk yang dibuatnya. Oleh
karena itu, penggunaan kertas lipat (origami) dapat meningkatkan kreativitas
pada anak
C.
Manfaat
Origami Pada Anak
Wanita
yang pernah mengajar origami di Ashihara Syougakko (SD) di Toyohashi Aichi,
Jepang ini mengungkapkan beberapa manfaat berorigami bagi anak-anak. Seperti:
-Melatih
motorik halus pada anak sekaligus sebagai sarana bermain yang aman, murah,
menyenangkan dan kaya manfaat.
-Lewat
origami anak belajar membuat mainannya sendiri, sehingga menciptakan kepuasan
dibanding dengan mainan yang sudah jadi dan dibeli di toko mainan.
-Membentuk
sesuatu dari origami perlu melewati tahapan dan proses tahapan ini tak pelak
mengajari anak untuk tekun, sabar serta disiplin untuk mendapatkan bentuk yang
diinginkan.
-Lewat
origami anak juga diajarkan untuk menciptakan sesuatu, berkarya dan membentuk
model sehingga membantu anak memperluas ladang imajinasi mereka dengan bentukan
origami yang dihasilkan.
-Apa
yang dirasakan anak-anak ketika berhasil menciptakan sesuatu dari tangan mungil
mereka? Kebanggaan dan kepuasan sudah pasti. Terlebih lagi anak belajar
menghargai dan mengapresiasi karya lewat origami.
-Belajar
membaca diagram/gambar, berpikir matematis serta perbandingan (proporsi) lewat
bentuk-bentuk yang dibuat melalui origami adalah salah satu keuntungan lain
dari mempelajari origami.
Selain manfaat-manfaat tadi, bermain origami
juga melatih anak berkomunikasi, mengungkapkan apa yang dipikirannya serta
memberikan waktu bermain yang menyenangkan bersama orangtua. Seperti
mengkomunikasikan bentuk apa yang tercipta dari selembar kertas yang dilipat
atau anak akan berlatih bertanya kepada orangtua bila terganjal kesulitan di
tengah jalan. Dari selembar kertas, permainan lipat-melipat anak mendapat segudang
manfaat dari origami. Bagaimana dengan Anda, siap bermain origami bersama anak?
Origami memang bukan hanya mainan anak-anak, seperti yang telah dinyatakan oleh
seniman origami dari Kanada Josep Wu pada pertemuan origamer dunia di Tokyo.
Namun tak dipungkiri bahwa origami memang sangat dekat dengan dunia anak-anak.
Sebagian di antara model origami jelas sangat disukai mereka dan juga sangat
sesuai dengan dunia anak. Aktifitas origami itu sendiri ternyata juga sangat
disenangi oleh hampir semua anak-anak. Maka bagi orang tua yang sudah mengerti
manfaat dan nilai positifnya bagi mereka, tentu tidak akan melewatkan
aktifitas, sarana dan kesempatan ini begitu saja. Berikut ini beberapa alasan
dan sekaligus manfaat berorigami untuk mereka.
1.
Anak belajar meniru/mengikuti arahan
Ketika
seorang anak mengikuti tahap demi tahap lipatan dengan baik, maka sebenarnya ia
telah belajar bagaimana mengikuti petunjuk dan arahan baik dari orang tua,
instruktur, maupun dari gambar/foto origami. Dari sanalah ia belajar membuat
sesuatu dari cara yang paling mendasar yakni meniru.
2.
Anak belajar berkreatifitas
Origami
memang dunia kreatifitas. Begitu banyak model origami, baik model tradisional
maupun model dari karya-karya terbaru. Seorang anak tinggal memilih model apa dan
mana yang ia sukai. Seiring dengan itu, jika anak sudah mulai mahir melipat dan
sudah banyak model yang ia lipat, maka pada saat tertentu nanti akan muncul
gagasan ingin membuat sesuatu dari teknik-teknik lipatan yang telah dikenalnya.
Ini artinya ia belajar berkreasi untuk menghasilkan sesuatu.
3.
Anak belajar berimajinasi
Model
origami biasanya juga merupakan miniatur dari makhluk dan benda-benda kebutuhan
hidup. Modelnya merupakan hasil dari imajinasi para pembuatnya. Ada model-model
yang sangat jelas atau sangat natural dari bentuk-bentuk atau model-model
kehidupan. Namun ia juga kadang begitu abstrak sehingga lebih diperlukan
imajinasi yang kuat untuk menangkapnya. Seorang anak akan belajar berimajinasi
melalui origami ini. Apalagi ketika ia telah mencoba berkreasi dengan sesuatu
bentuk yang baru tanpa meniru atau mengikuti diagramnya.
4.
Anak belajar berkarya (seni)
Origami
adalah seni melipat kertas, sehingga ketika seorang anak membuat origami
berarti ia telah belajar berkarya (seni). Seni di sini bisa diartikan dalam dua
hal, yakni pertama seni melipatnya (teknik dan cara melipatnya, prosesnya pada
setiap tahapan, dsb), yang kedua adalah modelnya itu sendiri yang menjadi karya
seni. Hasil karya origami jelas dapat dimasukkan dalam seni visual (visual
art). Penggunaan jenis ragam dan warna kertas akan menjadikan model yang juga
berbeda, termasuk komposisi yang diinginkannya.
5.
Anak belajar menghargai/mengapresiasi
Bicara
soal karya dan seni, tentu tidak lepas dari kata apresiasi dan penghargaan.
Mempraktekkan origami berarti juga belajar mengapresiasi sebuah cabang karya
seni dari seni visual. Seorang anak ketika berorigami berarti juga akan belajar
mengapresiasi seni dan keindahan sejak dini, artinya ia juga belajar kehalusan
jiwa.
6.
Anak belajar membuat model
Origami
adalah melipat kertas untuk membuat suatu model. Maka ketika seorang anak
berorigami, ia sedang belajar membuat dari selembar kertas (atau lebih) menjadi
sebuah model sesuai dengan kemampuan dan kesukaannya. Model dalam origami sangatlah
banyak dan terus berkembang seiring dengan karya-karya baru yang dihasilkan
oleh para pelipat. Namun model origami yang disukai anak biasanya adalah model
origami tradisional yang berupa mainan (miniatur) binatang, pesawat (anak
laki-laki), rumah dan alat rumah tangga (anak wanita) dan sebagainya. Model
origami untuk anak ini, biasanya terdiri dari lipatan sederhana dengan sedikit
tahapan dalam diagramnya. Namun tidak menutup kemungkinan, seorang anak yang
telah banyak mencoba jenis lipatan akan bisa membuat model origami yang
mempunyai tingkat kesulitan tinggi. Semakin banyak mencoba jenis lipatan,
seorang anak tentu dapat membuat model origami lebih banyak lagi.
7.
Anak belajar membuat mainannya sendiri
Banyak
model origami yang dapat digunakan untuk bermain anak, misalnya kodok lompat,
piring terbang, bola besar, pesawat-pesawat terbang, perahu, kuda berputar,
suara tembakan, baling-baling, model peralatan rumah mulai lemari, kursi, meja
dipan, dan lain-lain. Model-model itu umumnya dapat cukup dibuat dari selembar
kertas saja. Untuk model tertentu yang berukuran besar bisa menggunakan kertas
koran, seperti untuk membuat topi, bola besar, pesawat dan lain-lain. Perlu
digaris-bawahi bahwa dalam berorigami, melipatnya itu sendiri adalah bagian
dari bermain, setelah menjadi model, juga dapat dimainkan baik sendiri atau
bersama.
8.
Anak belajar membaca diagram/gambar
Belajar
origami, selain melalui bimbingan seorang guru atau instruktur, dapat pula
melalui animasi atau melalui diagram dari sebuah buku origami. Jadi seorang
anak dapat membuat origami dengan mengikuti diagram yang ada dalam buku, meski
harus dipilih dan disesuaikan dengan tingkat kemampuannya. Ini diharapkan agar
anak tidak kesulitan untuk menyelesaikannya. Bahkan dianjurkan, bila kemampuan
sang anak masih tahap pemula, baiknya senantiasa didampingi orang dewasa, agar
ketika mendapat kesulitan ada yang membantu untuk menyelesaikannya. Yang pasti,
semakin sering anak berlatih melalui diagram-diagram yang ada, maka akan
meningkat pula kemampuan membaca diagramnya termasuk pengenalan terhadap jenis
lipatan yang digunakan. Proses membaca diagram akan merangsang logikanya untuk
memikirkan rangkaian tahapan hingga selesai.
9.
Anak belajar menemukan solusi bagi persoalannya
Sebuah
diagram origami terdiri dari beberapa tahapan, dimana setiap tahapannya
merupakan rangkaian persoalan-persoalan lipatan yang beraneka ragam. Ketika
seorang anak membuat origami dengan cara mengikuti alur sebuah diagram,
sebetulnya dia sedang menghadapi persoalan pada setiap tahapan diagram itu.
Bilamana dia berhasil mengikuti tahap demi tahap, artinya ia dapat
menyelesaikan persoalan origami. Pada saat seperti itu, untuk anak umur
tertentu akan berjalan logikanya, bagaimana mengikuti, membaca gambar, dan
menyelesaikan persoalan-persoalan itu. Bahkan jika sudah mulai membuat karya
sendiri, ia akan berusaha mencari solusi, hingga berhasil membentuk sebuah
model origami yang diharapkan. Tentu ini latihan yang sangat baik bagi anak
untuk belajar memecahkan persoalannya.
10.
Anak belajar perbandingan (proporsi) dan berfikir matematis
Satu
di antara yang sangat menentukan keindahan model origami adalah yang disebut
dengan proporsi bentuk (perbandingan bentuk). Mengapa model ini atau itu mirip
bentuk tertentu adalah karena teori proporsi. Tingkat keindahan sebuah model
origami (meski sudah jelas modelnya) adalah juga sangat terletak pada proporsi
ini. Di sisi lain jenis lipatan origami tradisional umumnya merupakan jenis
lipatan berdasarkan teori matematis, artinya bukan asal lipatan (berbeda dengan
banyak teknik untuk model-model kontemporer). Dengan demikian, aktifitas
origami dapat membimbing seorang anak untuk mengenal konsep perbandingan bentuk
dan sekaligus konsep matematis.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian diketahui bahwa ada pengaruh penggunaan membatik dan kertas
lipat (origami) yang signifikan terhadap kreativitas anak yakni dapat dilihat
dengan adanya perbedaan peningkatan kreativitas yang signifikan antara anak
yang diberikan perlakuan bermain membatik dan kertas lipat (origami) dengan
yang tidak diberikan perlakuan bermain membatik dan kertas lipat (origami).
Anak yang diberikan perlakuan bermain membatik dan kertas lipat (origami)
memiliki peningkatan kreativitas yang lebih tinggi daripada anak yang tidak
diberikan perlakuan bermain batik dan kertas lipat (origami). Hal ini
membuktikan bahwa kreativitas anak dapat ditingkatkan melalui bermain membatik
dan kertas lipat (origami).
B.
Saran
Pada
usia dini, pendidikan prasekolah adalah tempat yang kondusif untuk
mengembangkan kreativitas anak karena dengan program-program yang ada di
lembaga pendidikan prasekolah mengajarkan banyak ketrampilan yang memberikan
kebebasan pada anak untuk berkreasi sehingga hal ini akan mengembangkan
kreativitas anak. Anak-anak diberikan kesempatan untuk memperoleh banyak
pengetahuan baru. Anak-anak juga bebas menggunakan fasilitas seperti mainan
untuk merangsang kreativitasnya, kita sebagai guru dan orang tua harus mampu
menjalurkan serta membimbing kemana arah kreatifitas anak didik kita.
DAFTAR
PUSTAKA
Hurlock,
E.B. 1999. Psikologi Perkembangan. Jilid II Edisi ke 6. Penerjemah: Tjandrasa,
M.M. Jakarta: Erlangga.
Hurlock,
E.B. 1999. Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan). Jakarta: Erlangga.
Ismail,
A. 2009. Education Games. Yogyakarta : Pro-U Media.
Kartono,
K. 2007. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung: Mandar Maju.
Khotimah,
S. H. 2010. Pengaruh Bermain Konstruktif terhadap Tingkat Kreativitas Ditinjau
dari Kreativitas Afektif pada Anak Usia Sekolah. Jurnal Penelitian Psikologi.
Vol. 01, No. 01, 60-74.
Latipun.
2006. Psikologi Eksperimen (edisi kedua). Malang: UMM Press.
Mulyadi,
S. 2004. Bermain dan Kreativitas (Upaya Mengembangkan Kreativitas Anak Melalui
Kegiatan Bermain). Jakarta: Papas Sinar Sinanti.
Munandar,
U. 1999. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Munandar,
U. 1999. Kreativitas dan Keberbakatan : Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan
Bakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Munandar,
U. 1999. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah : Petunjuk Bagi Guru
dan Orang Tua. Jakarta: Gramedia Widiasarana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar