KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan pada yang maha kuasa yang telah memberikan berkat serta
karunianya kepada kami,
sehingga kami
berhasil menyelesaikan makalah ini yang berjudul ” TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN (Teori Belajar
Alternatif Konstruktivisme)
“ yang
tepat pada waktunya sebagai tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran bagi anak Usia Dini.
. Kami mengucapkan
terimakasih kepada Dosen Bidang Study Belajar
dan Pembelajaran bagi anak Usia Dini, karena atas bimbingan beliau maka kami dapat mengetahui dan
mengerti bagaimana cara mengerjakan makalah yang baik dan benar. Makalah ini
berisikan tentang pengertian, penjelasan serta pemaparan. Dalam penyusunan
makalah ini, Kami
mendapat banyak kesulitan karena kurangnya sumber serta fasilitas untuk
penyusunan makalah ini, tetapi itu semua kami
jadikan tantangan untuk dapat bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami ucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah berperan serta membantu dalam penyusunan makalah
ini dari awal sampai akhir. Oleh karena itu, sebelum dan sesudahnya kami ucapakan terimakasih.
i
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar-----------------------------------------------------------------------i
Daftar
Isi -----------------------------------------------------------------------------ii
BAB
I
PENDAHULUAN
------------------------------------------------------------------1
1.1
Latar Belakang-------------------------------------------------------------------1
BAB II
PEMBAHASAN
--------------------------------------------------------------------2
2.1 Pendekatan Dari Teori Kontruktivis------------------------------------------2
2.2 Pengertian,
Tujuan dan Sasaran
----------------------------------------------4
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
--------------------------------------------------------------------------9
Saran
----------------------------------------------------------------------------------9
Daftar
Pustaka ----------------------------------------------------------------------10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Banyak negara yang mengakui bahwa
persoalan pendidikan merupakan persoalan yang pelik. Namun semuanya merasakan
bahwa pendidikan merupakan salah satu tugas negara yang amat penting. Bangsa
yang ingin maju, membangun, dan berusaha memperbaiki keadaan masyarakat dan
dunia tentu mengatakan bahwa pendidikan merupakan kunci keberhasilan suatu
bangsa.
Tantangan dunia pendidikan ke depan
adalah mewujudkan proses demokratisasi belajar. Pembelajaran yang mengakui hak
anak untuk melakukan tindakan belajar sesuai karakteristiknya. Hal penting yang
perlu ada dalam lingkungan belajar yang demokratis adalah reallness. Sadar
bahwa anak memiliki kekuatan disamping kelemahan, memiliki keberanian di
samping rasa takut dan kecemasan, bisa marah di samping juga bisa gembira .
Bagi para guru, salah satu
pertanyaan yang paling penting tentang belajar adalah : Kondisi seperti apa
yang paling efektif untuk menciptakan perubahan yang diinginkan dalam tingkah
laku? Atau dengan kata lain, bagaimana bisa apa yang kita ketahui tentang
belajar diterapkan dalam instruksi? Sebelum kita menjawab pertanyaan tersebut,
kita harus melihat pada penjelasan-penjelasan psikologis tentang belajar.
Hidup bersama antarmanusia akan
berlangsung dalam berbagai bentuk komunikasi dan situasi. Dalam kehidupan
semacam inilah terjadi interaksi. Dengan demikian kegiatan hidup manusia akan
selalu dibarengi dengan proses interaksi atau komunikasi, baik interaksi dengan
alam lingkungan, interaksi dengan sesama, maupun interaksi dengan tuhannya,
baik itu sengaja maupun tidak disengaja.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENDEKATAN DARI TEORI KONTRUKTIVISME
1. Sejarah
Kontruktivisme
Konstruktivisme lahir dari gagasan Piaget dan Vigotsky dimana keduanya
menekankan bahwa perubahan kognitif hanya terjadi jika konsepsi-konsepsi yang
telah dipahami sebelumnya diolah melalui suatu proses ketidakseimbangan dalam
memahami informasi-informasi baru.
Empat kunci yang diturunkan dari teori ini adalah pertama, penekanannya
pada hakikat sosial dari pembelajaran yaitu siswa belajar melalui interaksi
dengan orang dewasa dan teman sebaya yang lebih mampu. Kedua, zona perkembangan
terdekat atau zone of proximal development yaitu bahwa siswa
belajar konsep paling baik apabila konsep itu berada dalam zona perkembangan
terdekat mereka. ketiga, pemagangan kognitif atau cognitife
apprenticeship yaitu proses dimana seseorang tahap demi tahap
berkesepakatan dalam belajar dengan seseorang apakah seorang yang dewasa atau
teman sebaya yang lebih tinggi. Dan yang keempat adalah scaffolding atau mediated
learning yaitu siswa seharusnya diberikan tugas-tugas kompleks sulit,
dan realistic dan kemudian diberikan bantuan secukupnya untuk menyelesaikan
tugasnya.
2. Konsep
Konstruktivisme
Pendekatan konstruktivisme mempunyai
beberapa konsep umum seperti:
a.
Pelajar aktif
membina pengetahuan berasaskan pengalaman yang sudah ada.
b.
Dalam
konteks pembelajaran, pelajar seharusnya membina sendiri pengetahuan mereka.
c.
Pentingnya
membina pengetahuan secara aktif oleh pelajar sendiri melalui proses saling
mempengaruhi antara pembelajaran terdahulu dengan pembelajaran terbaru.
2
d.
Unsur
terpenting dalam teori ini ialah
seseorang membina pengetahuan dirinya secara aktif dengan cara membandingkan informasi baru dengan
pemahamannya yang sudah ada.
e.
Ketidakseimbangan
merupakan faktor motivasi pembelajaran
yang utama. Faktor ini berlaku apabila seorang pelajar menyadari
gagasan-gagasannya tidak konsisten atau sesuai dengan pengetahuan ilmiah.
f.
Bahan
pengajaran yang disediakan perlu mempunyai perkaitan dengan pengalaman pelajar
untuk menarik minat pelajar.
B. Pengertian, Tujuan dan Sasaran
1. Pengertian dari Teori Belajar
Konstruktivisme
Teori belajar konstruktivisme
adalah sebuah teori yang memberikan kebebasan terhadap manusia yang ingin
belajar atau mencari kebutuhannya dengan kemampuan menemukan keinginan atau
kebutuhannya tersebut dengan bantuan fasilitasi orang lain.Sehingga teori ini
memberikan keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri
kompetensi, pengetahuan, atau teknologi dan hal lain yang diperlukan guna
mengembangkan dirinya sendiri.
Hasil belajar bergantung pada
pengalaman dan perspektif yang dipakai dalam interpretasi pribadi. Sebaliknya,
fungsi pikiran menginterpretasi peristiwa, obyek, perspektif yang dipakai,
sehingga makna hasil belajar bersifat individualistik. Suatu kegagalan dan
kesuksesan dilihat sebagai beda interpretasi yang patut dihargai dan sukses
belajar sangat ditentukan oleh kebebasan siswa melakukan pengaturan dari dalam
diri siswa.
Untuk mendukung kualitas
pembelajaran maka sumber belajar membutuhkan data primer, bahan manipulatif
dengan penekanan pada proses penalaran dalam pengambilan kesimpulan.
Sistematika evaluasi lebih menekankan pada penyusunan makna secara aktif,
keterampilan intergratif dalam masalah nyata, menggali munculnya jawaban
divergen dan pemecahan ganda. Evaluasi dilihat sebagai suatu bagian kegiatan
belajar mengajar dengan penugasan untuk menerapkan pengetahuan dalam konteks
nyata sekaligus sebagai evaluasi
3
proses untuk memecahkan masalah
Teori Konstruktivisme didefinisikan
sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan
mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Beda dengan teori
behavioristik yang memahami hakikat belajar sebagai kegiatan yang bersifat
mekanistik antara stimulus dan respon, sedangkan teori kontruktivisme lebih
memahami belajar sebagai kegiatan manusia membangun atau menciptakan
pengetahuan dengan memberi makna pada pengetahuannya sesuai dengan
pengalamannya. Pengetahuan tidak bisa ditransfer dari guru
kepada orang lain, karena setiap orang mempunyai skema sendiri tentang apa yang
diketahuinya. Pembentukan pengetahuan merupakan proses kognitif dimana terjadi
proses asimilasi dan akomodasi untuk mencapai suatu keseimbangan sehingga
terbentuk suatu skema yang baru.
Teori konstruktivisme juga mempunyai pemahaman tentang belajar yang lebih
menekankan pada proses daripada hasil. Hasil belajar sebagai tujuan dinilai
penting, tetapi proses yang melibatkan cara dan strategi dalam belajar juga
dinilai penting. Dalam proses belajar, hasil belajar, cara belajar, dan strategi
belajar akan mempengaruhi perkembangan tata pikir dan skema berpikir seseorang.
Sebagai upaya memperoleh pemahaman atau pengetahuan, siswa ”mengkonstruksi”
atau membangun pemahamannya terhadap fenomena yang ditemui dengan menggunakan
pengalaman, struktur kognitif, dan keyakinan yang dimiliki.
Dengan demikian, belajar menurut teori konstruktivisme bukanlah sekadar
menghafal, akan tetapi proses mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman.
Pengetahuan bukanlah hasil ”pemberian” dari orang lain seperti guru, akan
tetapi hasil dari proses mengkonstruksi yang dilakukan setiap individu.
Pengetahuan hasil dari ”pemberian” tidak akan bermakna. Adapun pengetahuan yang
diperoleh melalui proses mengkonstruksi pengetahuan itu oleh setiap individu
akan memberikan makna mendalam atau lebih dikuasai dan lebih lama
tersimpan/diingat dalam setiap individu.
4
2. Tujuan dari Teori Belajar Konstruktivisme
Adapun
tujuan dari teori ini adalah sebagai berikut:
a.
Adanya motivasi untuk siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu
sendiri.
b.
Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengejukan pertanyaan dan mencari
sendiri pertanyaannya.
c.
Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep secara
lengkap.
d.
Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri.
e.
Lebih menekankan pada proses belajar bagaimana belajar itu.
3. Sasaran
a) Ciri-ciri
Pembelajaran Konstruktivisme
Ada sejumlah ciri-ciri proses pembelajaran yang sangat ditekankan oleh
teori konstruktivisme, yaitu:
a. Menekankan pada proses
belajar, bukan proses mengajar
b. Mendorong terjadinya
kemandirian dan inisiatif belajara pada siswa
c. Memandang siswa sebagai
pencipta kemauan dan tujuan yang ingin dicapai
d. Berpandangan bahwa belajar
merupakan suatu proses, bukan menekan pada hasil
e. Mendorong siswa untuk
melakukan penyelidikan
f. Mengharagai peranan
pengalaman kritis dalam belajar
g. Mendorong berkembangnya rasa
ingin tahu secara alami pada siswa
h. Penilaian belajar lebih
menekankan pada kinerja dan pemahaman siswa
i. Berdasarkan proses
belajarnya pada prinsip-prinsip toeri kognitif
j. Banyak menggunakan
terminologi kognitif untuk menjelaskan proses pembelajaran, seperti prediksi,
infernsi, kreasi, dan analisis
k. Menekankan bagaimana siswa
belajar
5
l.
Mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam dialog atau diskusi dengan
siswa lain dan guru
m. Sangat mendukung terjadinya belajar
kooperatif
n. Melibatkan siswa dalam situasi
dunia nyata
o. Menekankan pentingnya konteks
siswa dalam belajar
p. Memperhatikan keyakinan dan
sikap siswa dalam belajar
q. Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk membangun pengetahuan dan pemahaman baru yang didasarkan pada
pengalaman nyata
b) Peranan
Teori Konstruktivisme di Kelas
Berdasarkan
ciri-ciri pembelajaran konstruktivisme tersebut di atas, berikut ini dipaparka
tentang penerapan di kelas.
a.
Mendorong kemandirian dan inisiatif
siswa dalam belajar
Dengan
menghargai gagasa-gagasan atau pemikiran siswa serta mendorong siswa berpikir
mandiri, berarti guru membantu siswa menemukan identitas intelektual mereka.
Para siswa yang merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan kemudian menganalisis
serta menjawabnya berarti telah mengembangkan tanggung jawab terhadap proses
belajar mereka sendiri serta menjadi pemecah masalah (problem solver).
b.
Guru mengajukan pertanyaan terbuka dan
memberikan kesempatan beberapa waktu kepada siswa untuk merespon
Berfikir
reflektif memerlukan waktu yang cukup dan seringkali atas dasar gagasan-gagasan
dan komentar orang lain. Cara-cara guru mengajukan pertanyaan dan cara siswa
merespon atau menjawabnya akan mendorong siswa mampu membangun keberhasilan
dalam melakukan penyelidikan.
c.
Mendorong siswa berpikir tingkat tinggi
Guru yang
menerapkan proses pembelajaran konstruktivisme akan menantang para siswa untuk
mampu menjangkau hal-hal yang berada di balik respon-respon faktual yang
sederhana. Guru mendorong siswa untuk menghubungkan dan merangkum konsep-konsep
melalui analisis, prediksi, justifikasi, dan mempertahankan gagasan-gagasan
atau pemikirannya
6
d.
Siswa terlibat secara aktif dalam
dialog atau didkusi dengan guru dan siswa lainnya
Dialog dan
diskusi yang merupakan interaksi sosial dalam kelas yang bersifat intensif
sangat membantu siswa untuk mampu mengubah atau menguatkan gagasan-gagasannya.
Jika mereka memiliki kesempatan untuk megemukakan apa yang mereka pikirkan dan
mendengarkan gagasan-gagasan orang lain, maka mereka akan mampu membangun
pengetahuannya sendiri yang didasarkan atas pemahaman mereka sendiri. Jika
mereka merasa aman dan nyaman untuk mengemukakan gagasannya maka dialog yang
sangat bermakna akan terjadi di kelas
e.
Siswa terlibat dalam pengalaman yang
menantang dan mendorong terjadinya diskusi
Jika diberi
kesempatan untuk membuat berbagai macam prediksi, seringkali siswa menghasilkan
berbagai hipotesis tentang fenomena alam ini. Guru yang menerapkan
konstruktivisme dalam belajar memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa
untuk menguji hpotesis yang mereka buat, terutama melalu diskusi kelompok dan
pengalaman nyata
f.
Guru memberikan data mentah,
sumber-sumber utama, dan materi-materi interaktif
Proses pembelajaran
yang menerapkan pendekatan konstruktivisme melibatkan para siswa dalam
mengamati dan menganalisis fenomena alam dalam dunia nyata. Kemudian guru
membantu para siswa untuk menghasilkan abstraksi atau pemikiran-pemikiran
tentang fenomena-fenomena alam tersebut secara bersama-sama.
Selain itu
yang paling penting adalah guru tidak boleh hanya semata-mata memberikan
pengetahuan kepada siswa . siswa harus membangun pengetahuan didalam benaknya
sendiri. Seorang guru dapat membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang
membuat informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa, dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri
ide-ide dan dengan mengajak siswa agar
7
menyadari
dan menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat
memberikan tangga kepada siswa yang mana tangga itu nantinya dimaksudkan dapat
membantu mereka mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi , tetapi harus
diupayakan agar siswa itu sendiri yang memanjatnya.
Dari uraian
tersebut dapat dikatakan, bahwa makna belajar menurut konstruktivisme adalah
aktivitas yang aktif, dimana pesrta didik membina sendiri pengtahuannya,
mencari arti dari apa yang mereka pelajari dan merupakan proses menyelesaikan
konsep dan idea-idea baru dengan kerangka berfikir yang telah ada dan
dimilikinya.
Dalam mengkonstruksi pengetahuan tersebut peserta didik diharuskan
mempunyai dasar bagaimana membuat hipotesis dan mempunyai kemampuan untuk
mengujinya, menyelesaikan persoalan, mencari jawaban dari persoalan yang
ditemuinya, mengadakan renungan, mengekspresikan ide dan gagasan sehingga
diperoleh konstruksi yang baru.
8
BAB III
PENUTUP
Teori belajar konstruktivisme
adalah sebuah teori yang memberikan kebebasan terhadap manusia yang ingin
belajar atau mencari kebutuhannya dengan kemampuan menemukan keinginan atau
kebutuhannya tersebut dengan bantuan fasilitasi orang lain.Sehingga teori ini
memberikan keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri
kompetensi, pengetahuan, atau teknologi dan hal lain yang diperlukan guna
mengembangkan dirinya sendiri.
Hasil belajar bergantung pada
pengalaman dan perspektif yang dipakai dalam interpretasi pribadi. Sebaliknya,
fungsi pikiran menginterpretasi peristiwa, obyek, perspektif yang dipakai,
sehingga makna hasil belajar bersifat individualistik. Suatu kegagalan dan
kesuksesan dilihat sebagai beda interpretasi yang patut dihargai dan sukses
belajar sangat ditentukan oleh kebebasan siswa melakukan pengaturan dari dalam
diri siswa.
9
DAFTAR PUSTAKA
Nurani. Yuliani 2013. Konsep Dasar Pendidikan Usia Dini. Jakarta:
PT Indeks.
Suciati.2001. Teori
Belajar dan Motivasi. Jakarta : Universitas Terbuka (PAU-PPAI-UT)
Harjanto.2000. Perencanaan Pengajaran. Jakarta:PT.
Rineka Cipta
10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar