Rabu, 22 Februari 2017

Strategi Pembelajaran AUD Melalui Bermain

STRATEGI PEMBELAJARAN MELALUI BERMAIN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan pada yang maha kuasa yang telah memberikan berkat serta karunianya kepada saya, sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah ini yang berjudul  ”Strategi Pembelajaran Melalui Bermain “ yang tepat pada waktunya sebagai tugas mata kuliah Kurikulum Dan Bahan Ajar AUD. Saya mengucapkan terimakasih kepada Dosen Bidang Study Kurikulum Dan Bahan Ajar AUD,   karena atas bimbingan beliau maka kami dapat mengetahui dan mengerti bagaimana cara mengerjakan makalah yang baik dan benar. Makalah ini berisikan tentang pengertian, penjelasan serta pemaparan. Dalam penyusunan makalah ini, Saya mendapat banyak kesulitan karena kurangnya sumber serta fasilitas untuk penyusunan makalah ini, tetapi itu semua saya jadikan tantangan untuk dapat bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas ini. Saya  menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu Saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, Saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta membantu dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Oleh karena itu, sebelum dan sesudahnya Saya  ucapakan terimakasih.







DAFTAR ISI

Kata Pengantar-----------------------------------------------------------------------1
Daftar Isi -----------------------------------------------------------------------------2
BAB I
PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------------3
1.1  Latar Belakang-------------------------------------------------------------------4
1.2  Rumusan Masalah --------------------------------------------------------------4
1.3  Tujuan ---------------------------------------------------------------------------4
BAB II
PEMBAHASAN --------------------------------------------------------------------5
Strategi Belajar Melalui Bermain -------------------------------------------------5
BAB III
PENUTUP 
Kesimpulan -------------------------------------------------------------------------12
Saran ---------------------------------------------------------------------------------12
Daftar Pustaka ----------------------------------------------------------------------13





BAB I
PENDAHULUAN

1.1          Latar Belakang

       Sering kita mendengar dari para ahli bahwa bermain itu sangat penting bagi anak bahkan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Setiap kita berbicara tentang anak, pastinya kita akan selalu mengaitkannya dengan permainan-permainan dan permainan seperti apa yang bisa kita cocokkan dan disesuaikan dengan usia anak.



       Seiring dengan perkembangan zaman permainan pun sudah sangat banyak, baik itu modelnya, bentuknya, dan juga warnanya. Disini dapat kita lihat betapa pentingnya arti bermain bagi anak-anak usia dini karena bermain bagi mereka adalah belajar.
       Dari bermainlah anak dapat mengembangkan segala kemampuannya karena dari setiap permainan itu segala aspek dapat muncul seperti aspek sosial emosional, kognitif, bahasa, dan motoriknya (kasar dan halus).
       Tidak kalah pentingnya kita dapat memunculkan permainan-permainan tradisional yang lebih atraktif yang cenderung hampir sudah mulai dilupakan dengan munculnya permainan yang lebih canggih sesuai dengan perkembangan zaman. Namun, dampaknya bagi anak kurang begitu memunculkan kebersamaan gotong royong dan kerjasama karena itu kita sebagai guru dan para orang tua haruslah lebih berhati-hati dalam memilih mainan yang cocok bagi anak dan tentunya lebih bermanfaat.







1.2          Rumusan Masalah

1.        Apakah yang dimaksud dengan strategi?
2.        Apakah yang dimaksud dengan bermain, bercerita, dan bernyanyi?
3.        Bagaimanakah penerapan strategi bermain, bercerita, dan bernyanyi  
           bagi anak usia dini?
4.        Bagaimanakah manfaat strategi bermain, bercerita, dan bernyanyi
           bagi perkembangan anak usia dini?

1.3          Tujuan Penulisan

1.        Untuk mengetahui pengertian strategi.
2.        Untuk mengetahui pengertian bermain, bercerita, dan bernyanyi.
3.        Untuk mengetahui penerapan strategi bermain, bercerita, dan
           bernyanyi bagi anak usia dini.
4.        Untuk mengetahui manfaat strategi bermain, bercerita, dan bernyanyi
           bagi perkembangan anak usia dini.














BAB II
PEMBAHASAN

2.1     Pengertian Strategi

       Kata strategi berasal dari bahasa asing strategy atau strategi yang biasanya digunakan sebagai istilah militer, khususnya dalam menyusun siasat untuk berperang atau mengadakan pertempuran di medan laga.
       Menurut kamus The Advanced Learner’s Dictionary of Current English by Hombu; London Oxford University Press, strategy adalah seni atau ilmu berperang (the art science of war) atau rencana dari angkatan perang yang disusun sedemikian rupa sehingga pertempuran sedapat mungkin berlangsung dalam kondisi yang paling menguntungkan. Jadi, apabila istilah ini, yaitu strategi digunakan dalam kondisi pembelajaran di Taman Kanak-kanak, kira-kira artinya ialah keterampilan dalam mengatur pembelajaran dengan menggunakan kiat-kiat yang sesuai agar mencapai hasil maksimal. Strategi pembelajaran adalah suatu alat interaksi di dalam proses pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran berlangsung baik sehingga tujuan yang sudah ditetapkan dapat tercapai dengan baik pula.

2.2     Pengertian Bermain
a.         Bermain
Menurut Anggani Sudonobermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak.
Menurut Mayke S. Tedjasaputra, bermain merupakan pengalaman belajar yang sangat berguna untuk anak, misalnya saja memperoleh pengalaman dalam membina hubungan dengan sesama teman, menambah perbendaharaan kata, menyalurkan perasaan-perasaan tertekan, dan lain-lain.
Menurut Aziz Alimul, bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau mempraktekkan keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif, serta mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa.
Menurut Brooks & Elliot (1971), bermain adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. 
Jadi, bermain adalah segala kegiatan yang dapat menimbulkan kesenangan bagi anak, yang dilakukan oleh anak dengan suka rela tanpa adanya suatu paksaan atau tekanan dari luar. Dalam bermain tidak ada peraturan lain kecuali yang ditetapkan permainan itu sendiri.

2.3     Penerapan Strategi Bermain
1.        Bermain
Sebelum melakukan kegiatan bermain, bermacam bahan dan peralatan yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai perlu dipersiapkan terlebih dahulu secara lengkap. Langkah berikutnya adalah menentukan urutan langkah bermain yang disertai dengan penetapan kegiatan yang harus dilaksanakan oleh setiap peserta permainan.
Pelaksanaan kegiatan bermain terdiri dari tiga kegiatan yaitu:
a.         Kegiatan pra-bermain
Pada kegiatan pra-bermain, terdapat dua macam kegiatan persiapan, yaitu:
1.    Kegiatan penyiapan siswa dalam melaksanakan kegiatan bermain.
Kegiatan penyiapan siswa terdiri dari : (1) guru menyampaikan tujuan kegiatan bermain kepada para siswa, (2) guru menyampaikan aturan-aturan yang harus diikuti dalam kegiatan bermain, (3) guru menawarkan tugas kepada masing-masing anak, misalnya membuat istana, membuat, menara, dan seterusnya, dan (4) guru memperjelas apa yang harus dilakukan oleh setiap anak dalam melakukan tugasnya.
2.    Kegiatan penyiapan bahan dan peralatan yang siap untuk dipergunakan dalam kegiatan bermain.
Kegiatan penyiapan bahan dan peralatan yang diperlukan, misalnya menyiapkan bak pasir, ember, bendera kecil, dsb.
b.        Kegiatan bermain
Tahap bermain terdiri dari rangkaian kegiatan yang berurutan dari awal sampai dengan akhir kegiatan bermain. Banyaknya kegiatan pada tahap bermain sangat tergantung pada jenis permainan yang dipilih, serta jumlah anak yang mengikuti permainan.
c.         Kegiatan penutup
Kegiatan penutup merupakan kegiatan akhir dari seluruh langkah kegiatan bermain. Pada kegiatan ini, guru memberikan penekanan pada aspek-aspek yang sepatutnya dikembangkan dan dimiliki oleh anak seperti, menunggu giliran, kemampuan bekerja sama, kemampuan memecahkan masalah dan sebagainya.
Evaluasi atau penilaian perlu dilaksanakan agar guru mendapatkan umpan balik tentang keberhasilan kegiatan bermain. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan kegiatan bermain yang telah ditetapkan sebelumnya.
Menurut Solehuddin (2000:89) terdapat dua cara yang dapat ditempuh dalam mengimplementasikan bermain, yaitu :
a.       Langsung
Bermain sebagai metode pembelajaran bagi anak. Guru menyajikan permainan yang bertujuan mengembangkan perilaku tertentu yang diharapkan dan telah ditetapkan sebelumnya.
b.      Tidak langsung
Melengkapi ruang bermain (play center) dengan alat-alat permainan pendidikan. Anak diberi keleluasaan untuk melakukan kegiatan bermain sesuai dengan alat-alat permainan yang dirancang oleh guru.
Berikut ini beberapa bentuk permainan yaitu; Puzzle, Balok, Kuartet, Bowling, Halma, dan lain-lain. Selain permainan tersebut di atas terdapat beberapa permainan yang dapat dilakukan oleh anak-anak di antaranya yaitu :
1.      Siapa Cepat Dia Dapat
Permainan yang menguji hafalan dan mengevaluasi materi pelajaran yang telah disampaikan dengan indikator keberhasilan anak tersebut telah hafal materi yang disampaikan. Teknik permainan : Anak dibagi menjadi 2 kelompok masing-masing diketuai oleh satu orang. Setiap kelompok menyusun ayat yang sebelumnya telah diacak-acak. Tugas setiap anak adalah menyusunnya dengan benar. Siapa yang paling cepat maka kelompoknyalah yang menang.
2.      Memori Game
Permainan yang akan menguji daya ingat anak dengan cara melatih konsentrasi  terhadap suatu objek. Alat permainan: Kartu warna-warni yang terbuat dari karton manila terdiri dari 10 kartu berukuran 10x10 cm. Cara permainan: 4 orang anak duduk di meja untuk memilih kartu-kartu yang sebelumnya telah diacak-acak dalam posisi tertelungkup. Kemudian secara bergiliran anak memilih dan membuka kartu-kartu tersebut. Jika pasangannya benar maka kartu diambil dan anak tersebut mendapat point. Permainan ini akan dimenangkan jika anak mengumpulkan banyak point. Bila anak yang tidak mendapatkan point, diberikan kesempatan untuk menunjukan kemampuan dengan bernyanyi, membaca surat pendek, membaca doa-doa, dan lain-lain.
Area kegiatan juga dapat dijadikan sebagai strategi dalam bermain karena merupakan pusat-pusat belajar yang diberi tanda di dalam kelas, diisi dengan berbagai jenis kegiatan belajar dan alat-alat berdasarkan pada program kemampuan dasar tiap kelas serta pada tema dan subtema. Area-area kegiatan ini juga didesain untuk mengajarkan anak-anak konsep-konsep yang spesifik. Konsep-konsep tersebut dapat diciptakan oleh guru sendiri, guru bersama anak-anak atau juga oleh anak-anak sendiri. Area-area kegiatan ini memberikan kesempatan anak-anak untuk memanipulasi benda-benda, melakukan permainan drama, serta berkomunikasi satu dengan yang lain melalui percakapan antara mereka dalam membuat perencanaan bermain dan belajar sesuai kecepatan masing-masing.
Perencanaan anak dapat juga mempertinggi potensi belajar dari bermain. Para peneliti tentang motivasi bermain mengemukakan bahwa pada hakikatnya motivasi  belajar pada anak-anak lebih besar di dalam kegiatan yang mereka pilih sendiri. Ada pula penelitian lain yang menyebutkan bahwa bermain sebagai hasil perencanaan anak-anak sebelumnya, lebih rumit dan lebih menantang daripada bermain tanpa direncanakan sebelumnya.
Berikut langkah-langkah mengimplementasikan pendekatan area-area kegiatan.
1.      Menetapkan secara realistis jumlah area kegiatan serta banyaknya peralatan yang dapat diatur dalam area kegiatan. Untuk permulaan, batasi jumlahnya, misalnya 5-6 area kegiatan dan yang paling sedikit membutuhkan pengarahan dan campur tangan guru, misalnya area keluarga/rumah tangga untuk bermain peran, area balok, dan area bahasa/perpustakaan, area seni serta bak pasir dan bak air. Secara bertahap saat anak-anak sudah merasa lebih enak pendekatan area kegiatan, dapat ditambah lagi beberapa area kegiatan serta alat dan perlengkapannya. Namun, perlu diperhatikan, tujuan dari tiap area kegiatan harus jelas.
2.      Petunjuk untuk bepergian dari satu area ke area yang lain, memasuki dan meninggalkan tiap area kegiatan serta penggunaan alat-alat di dalam area-area kegiatan hendaknya secara eksplisit dijelaskan sebelum anak-anak menggunakan tempat-tempat tersebut. Akhirnya anak-anak akan menjadi mandiri dan merupakan pembelajar yang mampu saat mereka menjadi terbiasa dengan tanggung jawab mereka memilih area-area belajar yang menyenangkan.
3.      Guru menyiapkan pula kartu-kartu yang bertuliskan nama area-area kegiatan, warna dan simbol area kegiatan, jepitan baju yang dijepit pada karton sesuai jumlah maksimal anak yang dapat melakukan kegiatan sekaligus pada waktu yang bersamaan. Sebagai contoh, untuk area kegiatan , baik karton, simbol balok serta jumlah jepitan-jepitan baju berwarna merah semua. Anak-anak akan mengambil jepitan dari karton dan menjepit baju atau kemejanya ketika mereka menuju ke area balok. Jumlah jepitan merah yang ada di area balok, misalnya hanya lima buah yang berarti hanya lima anak yang boleh bermain di area tersebut dalam satu kelompok. Jadi, apabila kelima jepitan telah diambil oleh lima orang anak, anak lain yang juga ingin bermain di area balok tidak mendapat jepitan  merah lagi berarti ia harus menunggu sampai ada satu anak yang telah selesai bermain di area balok dan mengembalikan jepitan merah tersebut pada karton merah yang bertuliskan dan bersimbolkan balok.
Alat-alat/perlengkapan dalam area kegiatan perlu mendapat perhatian khusus. Berikut ini adalah beberapa saran yang dapat membantu, yaitu :
1.     Pilih alat-alat yang akan digunakan dalam area kegiatan untuk sehari sesuai dengan perencanaan.
2.     Tempatkan alat-alat di atas rak-rak rendah dekat meja area kegiatan dimana alat-alat tersebut akan digunakan, namun apabila anak-anak cenderung tidak ingin memilih di rak-rak, tak ada salahnya menempatkan beberapa alat di meja-meja kegiatan, sebelum anak-anak memasuki pusat-pusat kegiatan yang disediakan untuk satu hari tertentu.
3.      Simpanlah alat-alat dalam wadah-wadah menurut jenisnya atau menurut set (kumpulan).
4.     Alat-alat perlu digilir atau ditukar-tukar secara berkala.
5.     Berilah kesempatan pada anak-anak untuk menggunakan alat-alat maupun mainan yang disiapkan selama kegiatan bermain di area-area kegiatan yang berlangsung antara 1-2 jam.
6.     Yang perlu perhatian khusus adalah ruang yang cukup terang dan pengaturan lokasi area-area kegiatan yang terpisah satu dengan yang lain.

2.4         Manfaat Strategi Bermain bagi Perkembangan Anak Usia Dini
a.         Manfaat Bermain
1.    Perkembangan Bahasa
Aktivitas bermain adalah ibarat laboratorium bahasa anak, yaitu memperkaya perbendaharaan kata anak dan melatih kemampuan berkomunikasi anak.
2.    Perkembangan Moral
Bermain membantu anak untuk belajar bersikap jujur, menerima kekalahan, menjadi pemimpin yang baik, bertenggang rasa dan sebagainya.
3.    Perkembangan Sosial
Bermain bersama teman melatih anak untuk belajar membina hubungan dengan sesamanya. Anak belajar mengalah, memberi, menerima, tolong menolong dan berlatih sikap sosial lainnya.
4.    Perkembangan Emosi
Bermain merupakan ajang yang baik bagi anak untuk menyalurkan perasaan/emosinya dan ia belajar untuk mengendalikan diri dan keinginannya sekaligus sarana untuk relaksasi. Pada beberapa jenis kegiatan bermain yang dapat menyalurkan ekspresi diri anak, dapat digunakan sebagai cara terapi bagi anak yang mengalami gangguan emosi.
5.    Perkembangan kognitif
Melalui kegiatan bermain anak belajar berbagai konsep bentuk, warna, ukuran dan jumlah yang memungkinkan stimulasi bagi perkembangan intelektualnya. Anak juga dapat belajar untuk memiliki kemampuan ‘problem solving’sehingga dapat mengenal dunia sekitarnya dan menguasai lingkungannya.
6.    Perkembangan Fisik
Bermain memungkinkan anak untuk menggerakkan dan melatih seluruh otot tubuhnya, sehingga anak memiliki kecakapan motorik dan kepekaan penginderaan.
7.    Perkembangan Kreativitas
Bermain dapat merangsang imajinasi anak dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mencoba berbagai ideanya tanpa merasa takut karena dalam bermain anak mendapatkan kebebasan.






BAB III
PENUTUP

3.1     Kesimpulan

1.                Strategi ialah keterampilan dalam mengatur pembelajaran dengan
menggunakan kiat-kiat yang sesuai agar mencapai hasil maksimal.
2.                Bermain adalah segala kegiatan yang dapat menimbulkan kesenangan
Bagi anak, yang dilakukan oleh anak dengan suka rela tanpa adanya suatu paksaan         atau tekanan dari luar.
3.        Penerapan strategi :
a.         Bermain : Kegiatan pra-bermain; Kegiatan bermain;
            Kegiatan penutup.
3.                Manfaat bermain, yaitu dapat mengembangkan dan meningkatkan
aspek kognitif, sosial emosional, bahasa, dan motorik.
















DAFTAR PUSTAKA

Patmonodewo, Soemiarti. 2003. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya.
Montolalu, dkk. 2009. Bermain dan Permainan Anak. Jakarta : Univertas Terbuka.
Majid, Abdul Aziz Abdul. 2013. Mendidik dengan Cerita. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
http://melyloelhabox.blogspot.co.id/2013/06/penerapan-strategi-pembelajaran-yang.html (Senin, 11 April 2016, 20.00 WIB)
http://anisachoeriah-paud.blogspot.co.id/2011/04/makalah-metode-pembelajaran-paud-2.html (Senin, 11 April 2016, 20.00 WIB)
http://www.nomifrod.com/2016/03/pembelajaran-ra-tk-paud-melalui-bermain.html (Senin, 11 April 2016, 20.00 WIB)
http://tkgefari.blogspot.co.id/2012/02/penerapan-pembelajaran-melalui.html (Senin, 11 April 2016, 20.00 WIB)











Tidak ada komentar:

Posting Komentar