MAKALAH
PEMBELAJARAN
ANAK USIA DINI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Kemudian tak lupa pula kami mengirimkan
salawat beriring salam pada Nabi besar Muhammad SAW karena beliau telah
berhasil membawa umatnya dari alam kebodohan kepada alam yang berilmu pengetahuan
seperti saat ini.
Dalam penulisan makalah ini tak
luput kami mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah
membantu saya dalam membuat makalah ini.
saya menyadari bahwa penulisan
makalah yang berjudul ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah
ini.
Bekasi, 29 Sepetember 2016
............................
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang………………………………………………………..………. 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………..... 2
1.3 Tujuan Masalah………………………………………………….....………… 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Belajar sambil bermain, bermain seraya belajar…...……………………...… 3
2.2 Belajar kecakapan hidup………………………………………..…………… 4
2.3 Belajar dari benda konkrit……………………………………………………. 5
2.4 Pembelajaran terpadu………………………………………………………… 5
2.5 Kegiatan rutin……………………………………………………………...… 6
2.6 Rencana pembelajaran………………………………………………………. 6
2.7 Sumber dan media belajar…………………………………………………… 7
2.8 Pembelajaran konstruktivisme………………………………………………. 8
2.9 Pembelajaran kooperatif…………………………………………………..,… 9
2.10Pembelajaran berbasis kompetensi dan
kontekstual………………………… 9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan …………………………………………………………..…… 10
3.2 Saran…………………………………………………………………....….. 11
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
- A. Latar belakang
Membelajarkan anak usia dini
gampang-gampang susah. Kadang kita memberikan fasilitas belajar yang mahal dan
berharap anak belajar banyak, tetapi kenyataannya malah anak tidak belajar.
Kadang dengan mainan yang amat sederhana dan murah anak-anak sangat tertarik
dan ingin tahu banyak tentang mainan itu dan mekanisme kerjanya. Bermain sambil
belajar, dimana esensi bermain menjiwai setiap kegiatan pembelajaran amat
penting bagi PAUD.
Pembelajaran anak usia din
menggunakan esensi bermain. Esesnsi bermain meliputi perasaan senang,
demokratis, aktif, tidak terpaksa, dan merdeka. Pembelajaran hendaknya disusun
sedemikian rupa sehingga menyenangkan, membuat anak tertarik untuk ikut serta
dan tidak terpaksa. Guru memasukkan unsur-unsur edukatif dalam kegiatan bermain
tersebut, sehingga anak secara tidak sadar telah belajar berbagai hal.
Materi pembelajaran PAUD juga amat
variatif. Ada pendapat yang menyatakan bahwa PAUD hanya mengembangkan logika
berpikir, berprilaku, dan berkreasi. Adapula yang menyatakan bahwa PAUD juga
mempersiapkan anak untuk siap belajar, yaitu siap belajar berhitung, membaca,
menulis. Ada pula yang menyatakan bahwa materi pembelajaran bebas. Yang penting
PAUD mengembangkan aspek moral, emosional, social, fisik motork dan
intelektual. Banyak pertanyaan dari guru dan orang tua tentang bagaiman
mengajarkan anak agar sesuai tingkat perkembangannya mampu mengenal bilangan,
berhitung, membaca dan menulis.
1
- B. Rumusan masalah
- Pembelajaran di taman kanak-kanak menggunakan
prinsip belajar sambil bermain, bermain seraya belajar.
- Pembelajaran anak usia dini menggunakan teori
belajar
- Pembelajaran anak usia dini dengan menggunakan
perndekatan pembelajaran CTL
- Pembelajaran anak usia dini dalam pembelajaran
kooperatif dan kontrusktivisme
- Pembelajaran anak usia dini menggunakan rencana
pembelajaran
- Pembelajaran anak usia dini melalui kegiatan
rutin
- C. Tujuan masalah
- Agar pembelajaran di taman kanak-kanak dapat
berjalan optimal.
- Pembelajaran menjadi berarti bagi anak, karna
ada esensi bermainnya.
- Untuk memantapkan pembelajaran agar menjadi
pembelajaran yang bermakna.
2
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI
- A. Belajar sambil Bermain
Prinsip pembelajaran pada anak usia
dini adalah belajar sambil bermain, bermain seraya belajar. Pembelajaran
itu disusun sedemikian rupa sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan, gembira
dan demokratis. Pembelajaran di TK harus menerapkan esesnsi bermaain. Jadi
prinsip belajar sambil bermain ini mengandung arti bahwa setiap kegiatan
pembelajaran harus menyenangkan, bebas, aktif gembira an demokratis. Sering
prinsip ini disalah artikan dimana pembelajaran di TK isinya hanya bermain-main
saja tanpa tujuan yang jelas, atau setelah belajar anak bebas bermain. Kegiatan
pembelajaran di TK didesain untuk memungkinkan anak belajar. Setiap kegiatan
pembelajaran harus menjiwai esensi bermain. Memang betul bahwa permainan
baik untuk membelajarkan anak, tetapi permainan tersebut harus diberi muatan
edukatif sehingga anak dapat belajar. Esensi bermain
itu meliputi :
- Motivasi internal, yaitu anak ikut bermain
berdasarkan keinginannya sendiri.
- Aktif, anak melakukan berbagai kegiatan baik
fisik, maupun mental.
- Nonliteral, artinya anak dapat melakukan apa saja
yang diinginkan, terlepas dari realitas, seperti berpura-pura
terbang, menjadi superman dll,
- Tidak memiliki tujuan eksternal yang ditetapkan
sebelumnya. Misalnya anak bermain dengan huruf pada papan magnetic. Ia
tidak memiliki tujuan untuk untuk belajar mengenal huruf atau membuat
kata. Jika kemudian setelah bermain, anak mampu mengembangkan kosakata
dari interaksi huruf adalah persoalan lain.
3
Arti bermain
bagi anak berdasarkan pengamatan, pengalaman, dan hasil penelitian para ahli
dapat dikatakan bahwa bermain mempunyai arti sebagai berikut :
- Anak memperoleh kesempatan mengembangkan potensi-potensi
yang ada padanya.
- Anak akan mnemukan dirinya yaitu kelemahan dan
kekuatan dirinya, kemampuannya, serta minat dan kebutuhannya.
- Memberikan peluang bagi anak untuk berkembang
seutuhnya, baik fisik, intelektual, bahasa dan prilaku (psikologi dan
emosional)
- Anak terbiasa menggunakan seluruh aspek panca
indranya sehingga terlatih dengan baik.
- Secara alamiah memotivasi anak untuk mengetahui
sesuatu lebih mendalam lagi.
Cara mengimplementasikan arti
bermain dalam kegiatan di PAUD yaitu terlebih dahulu kita harus tahu prinsip
pembelajaran pada nak usia dini tersebut. Bahwasanya prinsip tersebut adalah
belajar sambil bermain, bermain seraya belajar. Melalui bermain anak diajak
untuk bereksplorasi, menemukan, memanfaatkan, objek=objek yang dekat dengannya
sehingga pembelajaran menjadi bermakna .
B.
Belajar Kecakapan Hidup
PAUD mengembangkan diri anak seara
menyeluruh. Bagian dari diri anak yang dikembangkan meliputi bidang fisik
motorik, intektual, moral, social, emosional, kreativitas dan bahasa. Tujuannya
ialah agar kelak anak berkembang menjadi manusia yang utuh yang memilki
kepribadian dan akhlak yang mulia, cerdas dan terampil, mampu bekerja sama
dengan orang lain dan mampu hidup berbangsa dan bernegara serta bermasyarakat. Belajar memiliki fungsi untuk memperkenalkan anak dengan lingkungan
sekitarnya. Anak usia dini mengenal
4
berbagai benda dan sifatnya. Mereka
mulai mengenal apa yang dapat dia makan. Mereka juga akan belajar
mengenal benda, tumbhan dan hewan yang berbahaya dan tidak berbahaya. Hal itu
amat berguna baginkehidupannya pada fase awal, yaitu untuk hidup dan
mempertahankan diri.
- C. Belajar dari Benda Konkrit
Menurut Piaget (1972) anak usia 5-6
tahun sedang berada dalam tahap perkembangan kognitif fase pra operational.
Anak belajar terbaik melalui benda-benda nyata. Mengajarkan angka 1, 2, 3 akan
lebih baik jika berkoresponden dengan benda, misalnya satu dengan satu biji,
dua dengan dua biji, dan tiga dengan tiga biji. Pada tahap ini objek
prmanency sudah mulai dapat berkembang. Anak dapat belajar mengingat
benda-benda, jumlah dan cirri-cirinya meskipun bendanya sudah tidak ada. Anak
juga mulai mampu menghubungkan sebab akibat yang berdampak lansung. Misalnya
anak dapat menebak apa yang terjadi jika suatu beban ditambahkan pada salah
satu sisi timbangan (naik atau turun). Anak juga dapat membuat prediksi
berdasarkan hubungan sebab akibat yang telah diketahuinya.
Berdasarkan perkembangan anak
tersebut, pembelajaran di TK harus dimulai dari benda-benda konkrit. Guru dapat
memberi persoalan yang menantang anak untuk melakukan eksplorasi terhadap
berbagai benda.
- D. Belajar Terpadu
Pembelajaran untuk anak usia dini
sebaiknya terpadu. Mereka tidak belajar mata pelajaran tertentu, seperti IPA,
Matematika, Bahasa secara terpisah. Hal itu didasarkan atas berbagai kajian
keilmuan PAUD, bahwa anak belajar segala sesuatu dari fenomena dan objek yang
ditemui. Melalui air mereka bias belajar menghitung (matematika), sifat-sifat
air (IPA), menggambar air mancur (kesenian), dan fungsi air dalam keluarganya
(IPS).
5
Pembelajaran terpadu dengan tema
dasar tertentu dikenal dengan tematik unit. Pada contoh diatas air dapat
digunakan sebagai tema utama dalam penyusunan tematik unit. Tema dasar dipilih
dari kejadian keseharian yang dialami oleh siswa. Misalnya dikala musim hujan
air sangat dominan sehingga air dapat digunakan sebagai tema dasar karena air
dapat dijumpai dan dirasakan oleh setiap anak.
- E. Kegiatan Rutin
Setting kegiatan rutin belajar yang
terjadwal sangat membatu guru mengatur kegiatan pembelajaran. Kegiatan rutin
dapat berulang secara mingguan, atau bulanan. Kegiatan rutin dapat meliputi :
gerak dan music, bermain diluar kelas, istirahat, dan makan ringan, crita,
melukis, kegiatan belajar, dan kegiatan individual.
Kegiatan rutin dapat disusun
secara variatif antar hari, dan dapat berulang secara mingguan atau
duamingguan. Kegiatan rutin dituangkan dalam jadwal rutin.
Bagi TK ynag jadwalnya seharian
penuh jadwal harian disesuaikan dengan waktu yang lebih panjang. Di tengah hai,
antara kegiatan pagi dan sore sebaiknya ada kegiatan istirahat atau tiduranyang
agak panjang. Tujuannya agar anak memperoleh kembali energinya untuk mengikuti
kegiatan sore hari.
F.
Rencana Pembelajaran
Dalam bukunya Reaching Potentials:
Appropriate Curriculum and Assessment for Young Children, Bredekamp dan
Rosegrant (1992), menyarankan agar pengembangan kurikulum untuk PAUD mengikuti
pola sebagai berikut :
- Berdasarkan keilmuan PAUD
- Mengembangkan anak menyeluruh
- Relevan, menarik, dan menentang
- Mempertimbangkan kebutuhan anak
6
- Mengembangkan kecerdasan
- Menyenangkan
- Fleksibel
- Unified dan integrated
Untuk mengembangkan kurikulum,
sebaiknya guru perlu memperhatikan hal-hal tersebut :
- Dasar filosofi dan model TK mana yang akan
dipakai, misalnya model Froebel atau model Montessori.
- Dasar yuridis, yaitu aturan-aturan dari
pemerintah yang berlaku secara nasional
- Prinsip dasar keilmuan PAUD, teori perkembangan
anak, teori belajar, dan pembelajaran anak usia dini.
- Kebutuhan anak dan pengetahuan awal yang telah
dimilikinya
- Kebutuhan masyarakat dan kecendrungan
perubahannya.
- Kemampuan guru dan ketresediaan fasilitas
disekolah.
G.
Rencana Belajar
Rencana belajar memiliki keunikan di
TK, dimana setiap kegiatan belajar tidak berisi satu kegiatan belajar daari
satu bidang studi, tetapi merupakan rangkaian tema yang terintegrasi. Rencana
belajar menekankan pada kegiatan belajar anak.
Rencana belajar meliputi satu unit
tema dari tematik unit. Pembelajaran bergerak dari satu unit tema ke tema
lainnya dalam tematik unit, baik dalam satu urutan waktu dala satu hari maupun
dalam hari yang berbeda, sampai seluruh tema selesai.
7
H.
Sumber dan Media Belajar
1)
Sumber belajar merupakan tempat dimana anak
dapat memperoleh informasi, sikap, dan ketreampilan yang ia pelajari. Sumber
belajar yang penting di TK antara lain meliputi perpustakaan dan berbagai hal
yang ada dilingkungan sekitar seperti sawah, bengkel, manusia, buku,
laboratorium, yang dapat digunakan untuk belajar anak.
Perpustakaan merupakan sumber belajar
yang penting karna anak dapat menemukan buku-buku yang didalamya terdapat
informasi-informasi yang ia butuhkan.
Perpustakaaan untuk anak usia dini
harus dilengkapi dengan buku-buku tentang :
- Pengenalan huruf dan kata yang bergambar
- Pengenalan angka, bilangan dan operasi bilangan
- Pengenalan pekerjaan sederhana
- Pengenalan benda-benda sekeliling anak
- Pengenalan bentuk-bentuk, ruang dan tempat
- Pengenalan waktu
- Pengenalan keluarga, teman dan guru
- Buku-buku cerita, dongeng, fiksi dan non fiksi.
2)
Media belajar
Pada prinsipnya media belajar
berguna untuk memudahkan siswa belajar memahami sesuatu yang mungkin sulit atau
menyederhanakan sesuatu yang kompleks. Media belajar anak tidak harus mahal,
bahkan dapat diperoleh dari benda-benda yang tidak dipakai. Untuk itu, guru
perlu bekerja sama dengan orang tua dan masyarakat untuk memperoleh benda0benda
yang dapat digunakan untuk membuat menara, dan lain-lain.
8
I.
Pembelajaran Konstruktif
Konstruktivisme menerangkan
bagaimana manusia (anak belajar). Menurut pendekatan ini belajar adalah
mengkonstruksi (menyusun struktur) pemahaman atau pengetahuan dengan cara
mengaitkan dan menyelaraskan fenomena , ide, kegiatan, atau pengetahuan baru ke
dalam struktur pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.
Kunci utama konstruktivisme adalah
mengkonstruk pengetahuan. Oleh karena itu, kegiata pembelajaran harus mendorong
siswa mengkonstruksi makna atau pemahaman daripada hafalan atau imitasi.
Inti teori konstruktivisme berkaitan
dengan beberapa teori belajar seperti teori perkembangan kognitif dari piaget
dan teori belajar bermakna ausubel.
- J. Pembelajaran
kooperatif
Cooperative Learning banyak
digunakan pada pembelajaran anak usia dini karena dianggap sesuai untuk melatih
social dan kemampuan bekerja sama. Belajar kooperatif mempersiapkan siswa untuk
masa depannya di masyarakat yaitu memacu siswa untuk belajar secara aktif
ketika ia berbicara dan bekerja sama dan bukan hanya pasif mendengarkan.
- K. Pembelajaran berbasis
kompetensi dan kontekstual
Pendekatan pembelajaran kontekstual
adalah suatu paham belajar mengajar yang memandang pentingnya hubungan antara
materi pelajaran dengan dunia nyata.
Penedekatan pembeljaran kontekstual
menggunakan multikonteks, artinya ialah menggunakan berbagai setting baik
tempat, persoalan, maupun kecakapan dalam konteks yang beragam.
9
BAB III
PENUTUP
- A.
Kesimpulan
Pembelajaran anak usia dini disesuaikan dengan tingkat
perkembangan fisik dan mnetal anak, sesuai dengan kelompok usia dan kebutuhan
individual anak. Pembelajan
anak usia dini harus menyenangkan, menarik, demokratis, dan memerdekakan anak.
Bermain, bernyanyi, dan belajar menjadi satu kesatuan. Pembelajaran anak usia dini harus memperhatikan prinsip sebagai berikut :
a) Belajar sambil
bermain, bermain seraya belajar
b) Belajar kecakapan
hidup
c) Belajar dari benda
konkrit
d) Pembelajaran terpadu
e) Kegiatan rutin
f) Rencana
pembelajaran
g) Sumber dan media
belajar
h) Pembelajaran
konstruktivisme
i)
Pembelajaran kooperatif
j)
Pembelajaran berbasis kompetensi dan kontekstual
- B.
Saran
Pembelajaran pada anak usia dini harus diciptakan
menyenangkan, bebas, tidak terikat dan aktif. Agar pembelajaran pada anak usia
dini bisa optimal, maka pembelajaran harus melibatkan anak secara aktif. Dan
pembelajarannnya harus menarik agar anak tertarik untuk belajar.
10
DAFTAR PUSTAKA
Suyanto, Slamet.2005.Konsep Dasar
Pendidikan Anak Usia Dini.Jakarta:Depdikbud
Hurlock, B
Elizabeth.1978.Perkembangan Anak.Jakarta.Erlangga
Rakimahwati.2011.Bermain dan
Permainan Anak Usia Dini.Padang:UNP press
11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar